"boleh nggak, aku cium kamu?"
"aku ingin melakukannya malam ini denganmu"
WARNING!!!
JANGAN MENJIPLAK, MENGCOPY, MENYALINDAN APAPUN ITU. MARI SAMA-SAMA MENGHARGAI DAN MENGHORMATI KARYA ORANG LAIN.. MAKASIH
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Kim Agashi 김나리, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 29
"Bentar, Do.. Kamu kok jadi ngusir aku gini sih?" Viona tak terima.
"Udah ya! Gue bilang lagi sibuk, lagi pula nyokap gue syok gara-gara lo dateng ke apartemen gue" Aldo menutup pintu apartemennya.
"Do.. Aldo!!"
"Aaargghh!!! Sialan! Kenapa sih Aldo jadi makin berani sama gue? Dia udah nggak takut kalo gue ngancem mau bunuh diri? Oke, kita buktiin aja!" Viona pergi dengan perasaan kesalnya.
Baru kali ini Viona diperlakukan kasar oleh Aldo, padahal sebelum-sebelumnya Aldo sangat penurut sekali.
Mama Arumi dan Siska keluar dari kamar menuju ruang depan tv.
"Gimana, Do? Pacar kamu.. Perempuan itu udah pergi?" Mama Arumi keceplosan, dan meralat kata-katanya.
"Udah ma.. Barusan aku usir" jawab Aldo datar.
"Kamu tuh gimana sih Do, bisa-bisanya kamu ijinin dia masuk. Kamu nggak kasian sama istri kamu?" Mama Arumi mengelus pundak Siska.
"Ya gimana lagi ma.. Ketimbang di biarin, dia bakalan di situ terus. Kan tambah ganggu pasti"
"Alah kamu ini alesan aja!" Siska senang merasa di bela oleh sang mertua.
"Mama ngapain dateng kesini nggak ngabarin dulu" Aldo mengalihkan topik agar tak terus-terusan di pojokkan.
"Mama mau ke mall sama Siska"
"Ngapain?"
"Ini urusan wanita ya. Kamu nggak perlu tahu"
"Siska kan istri Aldo ma.. Jadi, mama ijin dulu sama Aldo kalo mau ngajakin Siska pergi keluar" Aldo sedikit posesif.
"Kamu kan udah ada pacar" Ledek sang mama.
"Maaa!!" Aldo mencebikkan bibir.
"Emang harus banget sekarang, ma? Kita aja baru nyampe apartemen, mana belum istirahat" Aldo menyenderkan punggungnya ke sofa.
"Ya udah, lain kali aja ya sayang.." Mama Arumi menegok ke arah Siska yang duduk di sampingnya.
"Mama sebenernya habis dari acara reuni sama temen-temen kuliah. Terus, karna udah lama nggak ketemu menantu mama. Jadi kangen, dan mama mampir kesini. Mama tahu kalo kalian lagi sibuk banget. Makanya mama aja yang nyamperin kesini, kalo mama nyuruh kamu bawa Siska ke rumah pasti alesan terus yang sibuk apalah, inilah, itulah" Mama Arumi mendengus pelan.
"Ya gimana ya.. Emang kita sibuk ma, pulang sore terus. Malemnya udah capek, jadi buat istirahat" Aldo melirik Siska.
"Iya mama tau.. Makanya, mama yang nyamperin kalian kesini. Tapi, malah ketemu sama cewek itu. Coba aja, kalo mama nggak dateng. Mau sampe kapan kamu nyembunyiin Siska di kamar?" Mama menatap sinis Aldo.
"Pokoknya mama nggak mau tau, ya Do! Kamu harus cepet putusin dia. Kamu nggak kasian sama istri kamu? Kalo sampe papa kamu tau kamu masih berhubungan sama cewek itu, mama nggak bisa bantuin kamu lagi"
"Jangan gitu dong, ma. Iya, Aldo janji bakalan putusin Viona secepatnya"
Siska tak tega dengan Aldo, tapi biarlah itu memang udah resikonya. Nggak mungkin kan hubungannya dengan Siska harus di sembunyiin terus.
"Terus, kalian kalo di kampus gimana?" Mama Arumi menatap Siska dan Aldo bergantian.
"Ee-eee.. Ya nggak gimana-gimana ma" jawab Aldo terbata.
"Jawab yang bener dong! Kamu juga nyembunyiin status kalian?" Aldo mengangguk pelan.
"Tapi kalo berangkat kuliah masih bareng-bareng kan?" Aldo menggeleng pelan.
"Aldo!!!" Mama Arumi berteriak. Membuat Aldo yang sedikit tertunduk jadi kaget.
"Apa ma.. Ya Allah teriak-teriak, orang Aldo masih denger juga" Arumi memijat pelipisnya. Ia tak habis pikir dengan kelakuan sang putra. Sudah menikah tapi kelakuan masih sama saja.
"Sayang, mending kamu tinggal bareng mama sama papa aja deh! Daripada sama Aldo, kamu bakal tersiksa!" Arumi menatap Siska lekat.
"Enak aja!! Nggak bisa dong ma, Siska kan istrinya Aldo"
"Istri? Tapi selama ini kamu nganggep dia istri nggak? Kelakuan kamu aja masih kayak gitu, Siska aja di biarin berangkat ke kampus sendiri. Terus selama ini kamu naik apa sayang?"
"Ojek ma" Jawab Siska lirih.
"Astaghfirullah!! Tega kamu, Do! Bener-bener ya, kamu! Pokoknya Siska tinggal sama mama, sampai kamu bener-bener sadar sama kesalahan kamu dan selesaiin masalah kamu secepatnya. Mama nggak mau tau, semakin lama kamu nggak bertindak. Maka Siska bakalan semakin lama juga tinggal sama mama. Kamu urus aja diri kamu sendiri, biar Siska mama yang urus" Mama Arumi berdiri dan hendak membawa Siska pergi.
"Tapi ma.. Kasian Aldo" Siska menahan tangan Arumi.
"Tuh, mama nggak denger? Menantu kesayangan mama aja nggak tega mau ninggalin Aldo sendirian. Masa mama tega mau misahin Aldo sama Siska, dosa ma" Aldo malah menceramahi mamanya.
Arumi menatap Siska "Tapi kan dia udah keterlaluan sama kamu, sayang. Emang kamu betah tinggal sama anak mama yang nggak tau diri ini?"
"Nggak apa-apa ma, nanti kita pikirin lagi bareng-bareng. Mama nggak usah khawatir, kalo sampai seminggu Aldo belum juga mutusin pacarnya. Siska bakal dateng sendiri ke rumah mama" Siska mengelus punggung tangan sang mertua.
"Lihat nggak? Mama nggak salah kan milihin jodoh buat kamu, udah cantik, baik, dewasa. Kamu harusnya menghormati Siska juga dong, malah pacaran nggak jelas sama modelan begitu" Lagi lagi Aldo terpojok dan tak bisa membuat pembelaan selain diam.
"Ya udah, mama pulang dulu.. Nanti takut di cariin papa kalian. Soalnya, mama nggak bilang kalau mau mampir kesini. Aldo, inget ya kamu dikasih waktu satu minggu!! Kalo satu minggu kamu masih berhubungan sama cewek itu, jangan harap kamu bisa tinggal sama Siska"
"Mama pamit dulu ya, sayang. Kamu baik-baik disini. Kalo Aldo macem-macem sama kamu bilang aja ke mama, biar mama geprek dia!" Arumi melirik Aldo yang sudah duduk di sampingnya.
"Iya ma.. Mama tenang aja" Siska mencium tangan Arumi dan cium pipi kanan kiri untuk melepas kepergian sang mertua.
"Awas ya kamu, Do! Mama bakal pantau gerak gerik kamu lewat cctv" Aldo merasa bukan seperti anak kandung Mama Arumi, saat ini ia dikucilkan.
"Iya ma, iya.." jawabnya tak semangat. Aldo juga mencium punggung tangan sang mama.
Selepas kepergian mama Arumi, Aldo tertunduk lesu di sofa depan. Jam menunjukkan pukul 19.30.
"Lo, mau makan nggak?" Siska menghampiri Aldo yang sedang tak bersemangat.
"Sis, kamu nggak serius kan sama ucapan kamu tadi?" Aldo menatap lekat manik Siska.
"A-pa? Uc-apan yang mana?" Siska salah tingkah di tatap seperti itu oleh Aldo.
"Yang kamu bilang mau tinggal sama mama"
"Ah.. Ya serius" jawabnya santai.
"Kenapa gitu? Kamu nggak kasian sama aku?" Aldo memelas.
"Kenapa lo ganti panggilan jadi aku-kamu? Apa biar gue nggak jadi tinggal sama mama, terus lo baik-baikin gue.. Gitu?" tanya Siska penuh selidik.
"Nggak lah, aku beneran.. Lagian, dulu kan emang kayak gitu. Sekarang kita udah nikah, masa mau main-main terus"
"Ah, nggak percaya gue! Tadi aja, sebelum lo di ceramahin mama tetap panggil lo-gue"
"Ya makanya, tolong Sis.. Gu-, Aku pengen hubungan kita lebih baik lagi" Aldo memegang kedua tangan Siska.
"Beneran?" Siska menatap lekat mata Aldo.
"Masa aku bohong sih.. Kita mulai dari awal lagi ya, masalah Viona biar aku nanti yang urus. Tapi, kamu janji jangan ninggalin aku Sis" Raut wajah Aldo memelas, membuat Siska tak tega. Dan sepertinya Aldo benar-benar serius dengan ucapannya kali ini.
"Liat aja nanti, jangan cuma janji doang. Tapi buktiin, kalo lo itu emang serius"
"Janji Sis.." Aldo membuat janji kelingking.
Siska menyetujui, tak ada salahnya. Toh, ini kan urusan rumah tangga mereka. Jadi, lebih baik di selesaikan bersama-sama.
Siska juga tak ingin menuntut banyak, memang disini kan dirinya yang datang setelah Aldo sudah punya pacar. Jadi, ia tak mau egois dengan meminta Aldo memutuskan pacarnya. Biarlah nanti Aldo yang akan bertindak sesuai dengan janjinya.
NEXT...