NovelToon NovelToon
VARIOUS LOVES

VARIOUS LOVES

Status: sedang berlangsung
Genre:Poligami / Cinta Terlarang / Bad Boy
Popularitas:2.2k
Nilai: 5
Nama Author: WikiPix

Nadira terbaring koma, di ambang batas hidup, divonis tak akan bisa pulih oleh sang dokter akibat penyakit langka yang merenggut segalanya dengan perlahan.

Di sisa-sisa kesadarannya, ia menyampaikan satu permintaan terakhir yang mengubah hidup Mira, kakaknya: menggantikan posisinya untuk menikahi Revan, seorang pria yang bahkan tak pernah Mira kenal.

Tanpa cinta, tanpa pilihan, Mira melangkah menuju pelaminan, bukan untuk dirinya sendiri, melainkan demi memenuhi permintaan terakhir Nadira. Namun, pernikahan ini lebih dari sekadar janji. Itu adalah awal dari ujian berat, di mana Mira harus berjuang menghadapi dinginnya hati Revan dan penolakan keluarganya.

Ketika Mira mencoba bertahan, kenyataan yang lebih menyakitkan menghancurkan semua: Revan melanggar janjinya, menikahi wanita lain yang memiliki kemiripan dengan Nadira, semua dilakukan di balik punggung Mira.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon WikiPix, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Memainkan

Di tempat lain, di ruang kerja mansion, Ratna dan Arjuna sedang berdiskusi serius.

"Revan semakin keras kepala," ujar Ratna, memijat pelipisnya.

"Apa yang harus kita lakukan selanjutnya? Anak itu tidak akan berhenti mencari Mira."

Arjuna, yang duduk di kursi besar dengan wajah dingin, mengangguk pelan.

"Aku tahu. Itulah sebabnya kita harus memastikan Mira tidak kembali ke dalam hidupnya. Semakin lama dia jauh dari Revan, semakin besar kemungkinan Revan menyerah."

Ratna menatap suaminya dengan cemas. "Tapi bagaimana kalau dia tidak menyerah? Kita juga tak tahu di mana si wanita sialan itu berada."

Arjuna mengerutkan alisnya, menyadari kebenaran di balik ucapan istrinya. "Aku sudah menyuruh orang-orang untuk mencarinya, tapi tampaknya Mira lebih cerdas dari yang kita kira. Dia menghilang tanpa jejak."

"Ini semakin rumit," Ratna bergumam sambil melipat tangan di dada.

"Bagaimana kalau dia sudah tahu sesuatu tentang kita? Jika Mira memutuskan untuk melawan, itu bisa menjadi ancaman bagi keluarga kita."

Arjuna termenung sejenak, wajahnya mengeras. "Kita tidak bisa membiarkan itu terjadi. Kalau Mira mulai mengungkap sesuatu, dia harus diam. Selamanya."

Mata Ratna berbinar, seolah-olah ide yang lama tersimpan mulai menyala di pikirannya.

"Kita tidak harus selalu kotor untuk menghancurkannya," katanya dengan suara yang lebih tenang tapi penuh intrik.

"Aku tahu seseorang yang bisa kita gunakan. Seseorang yang bisa menghancurkan hubungan Revan dan Mira tanpa kita perlu bertindak langsung."

Arjuna terdiam, menatap Ratna dengan alis terangkat. "Wanita? Maksudmu, seseorang yang bisa menjauhkan Revan dari Mira?"

Ratna mengangguk perlahan, senyumnya penuh perhitungan. "Ya. Seorang wanita yang tidak hanya bisa menghancurkan hubungan mereka, tapi juga mengalihkan perhatian Revan sepenuhnya. Seseorang yang bisa memanipulasi emosinya dan membuatnya melupakan Mira."

Arjuna memiringkan kepalanya, sedikit tertarik dengan rencana itu. "Siapa wanita ini? Dan apa dia bisa dipercaya?"

Ratna menyesap teh di cangkirnya sebelum menjawab. "Namanya Karina. Wanita yang mirip dengan Nadira."

Arjuna menyipitkan matanya, kini semakin tertarik dengan penjelasan Ratna. "Karina? Wanita yang mirip dengan Nadira? Apakah ini kebetulan, atau memang sudah direncanakan?"

Ratna tersenyum tipis, wajahnya menyiratkan misteri yang dalam. "Tidak ada yang kebetulan dalam permainan ini, Arjuna. Dia akan menjadi pengingat masa lalu sekaligus penawaran masa depan bagi Revan."

Arjuna mengangguk pelan, mencerna maksud di balik kata-kata istrinya. "Menarik. Tapi apakah dia tahu perannya? Apakah dia siap untuk menjalankan tugas itu?"

Ratna menyesap teh hangatnya, lalu menatap suaminya dengan mata yang penuh keyakinan. "Aku juga belum tahu apakah dia bisa diandalkan, tapi kita harus mencobanya, demi Revan sadar apa yang harus dirinya lakukan di dalam keluarga ini."

Arjuna terdiam sejenak, menimbang-nimbang rencana istrinya. "Ratna, permainan ini terlalu berisiko jika dilakukan setengah hati. Kita tidak bisa hanya 'mencoba.' Karina harus sepenuhnya bisa kita kendalikan. Apa kamu yakin dia bisa dipercaya untuk menjalankan rencana ini tanpa menimbulkan masalah lain?"

Ratna meletakkan cangkir tehnya dengan hati-hati di atas meja, lalu menatap Arjuna dengan tatapan penuh keyakinan. "Aku tidak akan membawa nama Karina ke dalam pembicaraan ini jika aku tidak yakin. Dia adalah tipe orang yang tahu kapan harus mengikuti arahan dan kapan harus mengambil keputusan sendiri untuk memastikan hasil yang diinginkan."

"Kalau begitu, kita harus mengawasinya dengan ketat," ujar Arjuna, nadanya penuh perhitungan.

"Rencana ini harus sempurna. Sedikit saja kesalahan, Revan bisa kehilangan kepercayaan sepenuhnya pada kita lagi, dan itu berbahaya."

Ratna mengangguk, matanya bersinar dengan keyakinan. "Aku tahu risiko ini, Arjuna. Tapi aku yakin Karina akan menjadi kunci untuk mengakhiri obsesi Revan pada Mira. Dia punya kecerdasan, pesona, dan yang paling penting, dia tahu bagaimana memainkan perannya."

"Pastikan dia mengerti apa yang dipertaruhkan," ujar Arjuna tegas.

"Aku tidak mau kejutan. Semua harus berjalan sesuai rencana."

Ratna tersenyum samar, meyakinkan. "Aku akan mengatur semuanya. Karina tahu betapa berharganya kesepakatan ini, baik bagi kita maupun dirinya."

Arjuna menatap Ratna dalam-dalam, kemudian berdiri dari kursinya. "Baiklah. Jika ini jalan yang harus kita ambil, pastikan semuanya tidak meninggalkan jejak. Aku tidak mau ada satu pun kesalahan yang fatal terjadi lagi."

Ratna berdiri, mendekati suaminya dan menaruh tangannya di bahunya. "Percayalah padaku. Ini akan berhasil. Revan akan menemukan penggantinya, dan Mira akan lenyap dari hidup kita selamanya."

Arjuna menatap istrinya selama beberapa detik sebelum akhirnya mengangguk. "Kita lihat bagaimana permainan ini berjalan. Jangan sampai kau mengecewakan aku, Ratna."

Senyum Ratna mengembang, tatapan matanya penuh tekad. "Aku tidak pernah mengecewakanmu, Arjuna."

Di luar ruang, malam semakin larut. Angin berdesir membawa hawa dingin, menggoyangkan pepohonan di halaman mansion yang megah. Di dalam ruangan, suasana tetap tegang, dipenuhi oleh ambisi dan rencana gelap.

Arjuna berjalan mendekati jendela besar, memandang ke luar dengan tangan bersedekap di dada. "Revan memang keras kepala, tapi dia masih muda. Jika kita memainkan kartu ini dengan benar, dia akan memahami apa artinya menjadi bagian dari keluarga kita."

Ratna mendekat, berdiri di samping suaminya. "Dia akan belajar, Arjuna. Kadang cinta adalah kelemahannya, dan itu yang akan kita manfaatkan. Dengan Karina di sisinya, Mira akan menjadi bayang-bayang masa lalu yang tidak berarti."

Arjuna menoleh ke arah istrinya, matanya tajam namun penuh persetujuan. "Ratna, aku mempercayakan rencana ini padamu. Tapi ingat, Karina bukan sekadar alat. Dia adalah risiko. Jika dia gagal atau malah berkhianat, itu bisa menghancurkan kita."

Ratna menegaskan kata-katanya dengan suara penuh keyakinan. "Karina tidak akan berkhianat, Arjuna. Aku tahu bagaimana memastikan dia tetap setia pada kita."

Arjuna menghela napas panjang, lalu mengangguk pelan. "Baiklah. Tapi jangan lengah. Kita akan tetap mengawasinya. Ingat, Ratna, ini bukan hanya soal menghancurkan Mira, ini soal mempertahankan kendali kita atas Revan. Jika ada satu celah saja, Mira atau siapa pun bisa merusaknya."

Ratna menatap suaminya dengan tatapan yang tenang namun penuh determinasi. "Aku mengerti, Arjuna. Aku tahu betapa pentingnya ini bagi kita. Karina akan memainkan perannya dengan sempurna. Aku akan memastikan itu."

Arjuna berbalik, membiarkan punggungnya menghadap Ratna. Pandangannya menembus kegelapan malam di balik jendela, pikirannya dipenuhi oleh skenario-skenario yang mungkin terjadi.

"Kalau begitu, mulailah secepatnya. Waktu bukan sekutu kita. Semakin lama Mira bebas, semakin besar risikonya."

Ratna tersenyum kecil, matanya penuh kilatan ambisi. "Aku akan mencarinya malam ini. Dia harus tahu apa yang harus dilakukan dan apa yang dipertaruhkan."

Tanpa menunggu tanggapan, Ratna melangkah keluar dari ruang kerja dengan keyakinan yang membara. Langkahnya mantap, tapi pikirannya terus bekerja, memastikan setiap detail rencana ini akan berjalan tanpa celah. Malam itu, suasana mansion begitu sunyi, hanya terdengar suara langkah sepatu hak Ratna yang menggema di koridor.

Dia mengeluarkan ponselnya, mengetik nomor yang sudah lama dia simpan khusus untuk momen seperti ini. Saat panggilan tersambung, suara berat seorang pria di ujung telepon segera terdengar.

"Malik, waktunya sudah tiba," ujar Ratna dengan nada dingin tapi penuh otoritas.

Malik, seorang pria yang sudah lama menjadi eksekutor setia keluarga Arjuna, langsung memahami seriusnya perintah itu. "Apa yang harus saya lakukan, Bu?"

"Karina," jawab Ratna singkat

"Dia harus bertemu denganku besok. Pastikan dia datang, dan ingatkan dia apa yang dipertaruhkan jika dia menolak."

Malik mengangguk meski Ratna tak bisa melihatnya. "Dia tidak akan berani menolak, Bu. Dengan ayahnya dalam kendali kita, Karina tidak punya pilihan."

Ratna tersenyum tipis. "Bagus. Pastikan tidak ada kebocoran. Karina harus sepenuhnya tunduk. Jika dia mencoba bermain-main, kau tahu apa yang harus dilakukan."

"Jelas, Bu," jawab Malik dengan dingin.

Ratna mengakhiri panggilan itu dan meletakkan ponselnya kembali ke dalam tas. Dia berjalan menuju balkon mansion, menatap malam yang semakin larut. Angin dingin menyentuh wajahnya, tapi hatinya tetap dipenuhi kehangatan kemenangan. Dalam pikirannya, Karina sudah menjadi bidak yang sempurna untuk melancarkan rencana ini.

1
Cevineine
lanjut yaa, aku gift biar makin semangat😊
WikiPix: sabar, ya. lagi proses.
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!