Kaisar fikir setelah memiliki anak Jasmine akan berubah menjadi istri dan ibu yang baik, tapi ternyata dia salah.
Jasmine justru menjadikan Nala adiknya sebagai pengasuh anaknya serta mengurus semua keperluan Kaisar.
"Satu langkah lagi kamu keluar dari rumah, aku pastikan kita bercerai!" Kaisar.
Akankah keputusan Kaisar untuk bercerai dengan Jasmine adalah keputusan yang tepat dimana setelahnya dia menikahi Nala-adik Jasmine sendiri.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Tri Haryani, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB. 6 Kesepian
Kaisar terdiam kaku saat Nala tiba-tiba memeluknya. Ia merasa tubuhnya berdesir seperti banyak kupu-kupu hinggap di perutnya dan menggelitikinya.
Belum lagi jantung yang tiba-tiba berdebar cepat membuat Kaisar buru-buru melepas tangan Nala yang memeluknya. Ia tak ingin sesuatu yang tidak diinginkan terjadi diantara dirinya, Nala dan juga Jasmine.
"Maaf, Kak, aku nggak ada maksud apa-apa. Aku tadi spontan meluk Kakak karena seneng banget dapat hadiah dari Kakak," kata Nala.
Kini kecanggungan melanda keduanya. Nala merutuki dirinya sendiri karena telah bersikap berlebihan seperti itu. Dia bahkan tidak berani menatap Kaisar karena takut pria itu akan marah padanya.
"Ehem. Tidak apa-apa aku senang kamu suka dengan hadiah pemberianku," balas Kaisar tanpa menatap Nala.
Sebisa mungkin Kaisar harus mengendalikan diri agar tidak terjerat dengan pesona adik iparnya. Jasmine memang memiliki paras yang jauh lebih cantik dari Nala, namun Nala memiliki pesona tersendiri yang memancarkan kecantikannya. Wanita itu sudah terbukti cantik luar dalam.
Hatinya yang lembut membuat siapa saja yang bersamanya akan merasakan kenyamanan dan Kaisar merasakan itu semua.
"Makasih ya, Kak, aku suka sekali hadiahnya," kata Nala kemudian mencium hadiah pemberian dari Kaisar.
Sebuah kunci motor matic terbaru Kaisar berikan pada Nala sebagai hadiah kerja kerasnya menjadi pengasuh Erlan dan membantu dirinya menyiapkan semua keperluan.
Sejak dulu Nala memang ingin sekali memiliki motor, namun Jasmine tidak mau membelikannya padahal keuangan keluarga alias warisan dari orang tua mereka Jasmine yang mengelolanya.
Nala ingin membeli sendiri motor itu namun keuangannya belum mencukupi dan dia masih terus menabung untuk membeli motor tersebut.
Kaisar yang tahu keinginan Nala itu berinisiatif menjadikan hadiah sebagai bentuk apresiasi kerja keras wanita itu.
"Hati-hati saja saat mengendarainya," pesan Kaisar yang masih mengendalikan detak jantungnya yang berdegup kencang saat Nala memeluknya.
"Iya Kak, pasti!" kata Nala penuh semangat. Dia kemudian mencium kunci motornya dan tersenyum senang.
"Oh iya, Kak, boleh tidak Erlan aku bawa jalan-jalan naik motor?" tanya Nala memberanikan diri menatap Kaisar namun pria itu masih menatap ke arah lain.
"Boleh asalkan hati-hati," jawab Kaisar.
Nala tersenyum kemudian menganggukkan kepala. "Sekali lagi makasih ya, Kak."
"Hem. Ya sudah kamu istirahat, aku masih mau menelpon Jasmine," titah Kaisar.
"Iya, Kak. Kakak jangan malam-malam tidurnya biar besok pagi bangun tidur tubuhnya bugar," kata Nala memberi pesan.
"Hem," balas Kaisar singkat.
Nala melangkah menuju kamar meninggalkan Kaisar dengan bibir tersenyum lebar saking senangnya dia berjalan sambil bernyanyi lagu kesukaannya.
Kaisar tersenyum tipis mendengar suara Nala yang bernyanyi, menunjukkan bahwa suasana hati wanita itu sedang bahagia.
Tidak sengaja pandangan Kaisar melihat gelas berisi air minum milik Nala tertinggal. Gelas itu Nala letakkan di pagar balkon saat akan membuka hadiah darinya.
"Saking senangnya kamu sampai melupakan air minummu," kata Kaisar kemudian meraih gelas tersebut dan mengantarkannya ke kamar Nala.
Kaisar menghentikan langkah kakinya saat tiba di depan pintu kamar Nala. Ia merasakan jantungnya kembali berdegup kencang seperti yang tadi ia rasakan.
Mungkin rasa gugup yang membuat jantungnya berdegup kencang, namun ia tidak tahu penyebab dirinya memiliki rasa gugup itu.
Kaisar mengatur nafasnya agar debaran jantung itu bisa dia kendalikan. Setelah beberapa saat berlalu dan merasa lebih baik, Kaisar kemudian mengetuk pintu kamar Nala.
"Nala," panggil Kaisar namun tidak mendapat sahutan dari Nala.
"Nala," panggil Kaisar lagi.
Tidak lama kemudian pintu yang Kaisar ketuk terbuka oleh Nala yang baru saja mencuci muka.
"Iya Kak ada apa?" tanya Nala.
Wajah segar Nala terlihat semakin cantik dimata Kaisar. Belum lagi aroma tubuh wanita itu menyeruak masuk ke dalam indra penciuman Kaisar.
Sepersekian detik ia terpana dengan pesona adik iparnya. Namun, secepat mungkin ia memalingkan wajahnya.
"Ini air minummu ketinggalan dibalkon," kata Kaisar sambil menyodorkan gelas air minum tersebut pada pemiliknya.
"Ya ampun, aku jadi merepotkan Kakak. Maaf ya, Kak," balas Nala tak enak hati dan buru-buru menerima gelas tersebut.
Kembali Kaisar merasakan desiran di tubuhnya saat tangannya yang memegang gelas bersentuhan dengan tangan Nala.
"Ya udah kamu istirahat, aku juga mau istirahat."
Tanpa menunggu jawaban dari Nala, Kaisar bergegas meninggalkan wanita itu dan masuk kekamarnya.
pria itu menyandarkan tubuhnya di balik pintu dan memegangi dadanya yang masih berdegup cepat.
"Ada apa denganku?" tanya Kaisar kemudian berulang kali menghembuskan nafasnya untuk mengendalikan debaran jantungnya.
Kaisar mendongak ke atas dan memejamkan mata. "Kamu membawa adikmu ke rumah kita menjadikan pengasuh Erlan dan membantu menyiapkan keperluanku. Tapi kamu sendiri mengabaikanku, Jasmine. Apa aku salah bila merasakan kenyamanan saat bersama adikmu?" lirih Kaisar kemudian berjalan gontai menuju tempat tidurnya.
Ia menghempaskan tubuhnya ketempat tidur dan menatap langit-langit kamarnya mengingat-ingat kembali kenangan dirinya bersama Jasmine.
Dia mencintai Jasmine, begitu juga dengan wanita itu yang mencintai dirinya, namun bila rumah tangga terasa hambar seperti ini dan ada seseorang yang membuatnya merasa nyaman bisa-bisa cintanya untuk wanita itu akan goyah.
Mengeluarkan ponsel dari saku celananya, Ia kembali memantau sosial media milik Jasmine untuk melihat apa yang sedang wanita itu lakukan.
Jasmine masih melakukan pemotretan dengan nuansa pantai dimalam hari terbukti dari foto yang baru saja dia unggah dimana Jasmine tengah dipotret oleh fotografer.
Kaisar ingin menghubungi Jasmine namun takut akan mengganggu wanita itu sehingga ia hanya mengirim pesan pada Jasmine.
"Jangan lupa makan malam, Sayang, istirahat yang cukup dan jaga kesehatan. Aku mencintaimu."
Tidak lama berselang ponsel Kaisar berdering membuat pria itu buru-buru mengambil ponselnya karena ia pikir Jasmine yang menghubunginya.
Kaisar kecewa ternyata yang menghubunginya bukanlah Jasmine melainkan sahabatnya yang merangkap menjadi asistennya. Pria bernama Rangga itu menghubungi Kaisar untuk mengkonfirmasi motor yang dia beli atas perintah Kaisar sudah diterima.
"Makasih, Ga, motornya sudah sampai," kata Kaisar.
"Sama-sama, Kai, jangan lupa bonus bulan ini ditambahin ya," balas Rangga dari seberang telepon.
"Ck! Tenang aja aku bukan orang pelit, aku akan ngasih bonus lebih besar dari gajimu," kata Kaisar.
"Oke, ditunggu bonusnya. Selamat malam, Kai, selamat menduda selama istri berkarir. Hahaha!"
Bukannya marah dengan candaan Rangga Kaisar justru tersenyum masam karena apa yang Rangga katakan itu ialah fakta.
Ya, Kaisar memang merasa menjadi duda disaat Jasmine sibuk dengan karirnya. Dia merasa kesepian namun Jasmine tidak memperdulikannya.
Jasmine terus mengejar karir, karir dan karir. Wanita itu mengabaikan dirinya.
"Aku merindukanmu, Jasmine," lirih Kaisar.
tamat....
kan rangga belum ketemu sama shafira
gimana rasanya mengurus anak, seorang jasmin mau mengurus anak, nikmati aja, sakit lagi si erlannya, ya wajar karna dipisahkan dg orang tua yg dg kasih sayang mengasuh dan nerawatnya dr bayi