Diharapkan bijak dalam memilih bacaaan
Rosaline Malorie adalah seorang wanita sederhana, tidak suka pakaian terbuka, cantik, rendah hati, tapi selalu diabaikan oleh kedua orang tuanya. Dalam hidupnya tidak sekalipun mendapatkan kasih sayang dari orang tuanya dan kakak satu- satunya, bahkan dijadikan jaminan untuk mempertahankan perusahaan ayah yang tidak mengangapnya.
Tapi semua penderitaan Rosaline berubah, ketika dia secara tak sengaja bertemu dengan seorang CEO dari perusahaan terkenal di Spanyol dan termasuk jajaran orang terkaya di Eropa. Pria itu mengklaim bahwa Rosaline adalah wanitanya.
Rhadika Browns adalah seorang CEO berkedok Mafia. Jarang orang yang mengetahui wajah dari ketua Black Sky ini.
Bagaimana kisah pertemuan mereka?
Apakah Rosaline besedia menjadi milik Rhadika, dan menjalani takdir yang mempermainkannya ketika masa lalu pria itu muncul kembali?
Apa alasan Adijaya selalu mengabaikan Rosaline?
So,Yuk kita baca selanjutnya di cerita Mafia
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon The Winner Purba, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Menikah
"Ayah, apa maksudnya? Apa ayah menyuruhku pulang hanya untuk jaminan hutang?" tanya Ros dengan air mata yang mulai membasahi pipinya.
"Apa ayah setega ini. Ibu apakah ibu menyetujui keputusan ayah?" ujar Ros berharap ada suara yang membelanya.
"Diam, dan dengarkan perintah ayah mu. Jadilah anak baik ketika di kediaman tuan Browns. Jangan sampai kau berulah. Berbaktilah sedikit kepada orang tuamu. Jangan menjadi anak durhaka dan tidak tau diri," seru ibu Ros dengan wajah sinisnya.
"Dia tampan, tapi sangat dingin, kejam. Berjuanglah adikku tersayang. Semoga besok kamu masih bisa melihat matahari." Denada terkekeh melihat nasib Ros. Tidak ada sedikitpun rasa iba yang terlihat di wajahnya.
"Kenapa bukan kakak. Kenapa harus aku. Apa aku anak buangan dan kakak anak emas dirumah ini." Ros menguatkan hatinya.
"Kamu benar. Terimalah fakta itu. Kamu akan dijemput 30 menit lagi. Bersiaplah! Berdandan lah dengan cantik agar tuan Browns tidak merasa tersinggung. Ingat, jangan pernah membantah perintah tuan Browns atau nenekmu itu akan mati karena kebodohanmu. Jadi patuhlah! Ayah yakin kamu adalah anak baik," tambah Adijaya dengan tenang.
"Ayah, apa tidak ada rasa kasihan terbesit di hati ayah ketika mengatakan itu. Ayah menjual putri ayah sendiri. Darah daging Ayah sendiri." Ros berteriak dengan air mata yang membanjiri pipi mulusnya.
"Ibu, bukankah aku putri ibu, yang ibu lahirkan dari rahim ibu. Apakah ibu tidak menyayangi ku? Apakah ibu tidak menganggap aku anakmu ibu?"
"Hahaha"
"Tawa renyah dari ibunya pecah kala mendengar ocehan putri buangnnya ini. "Diam dan patuhlah. Dramanya setelah nanti dirumah tuan Browns," seru Adijaya dengan tegas.
"Anak? Bukankah kamu menjadi besar dan dewasa seperti ini atas pengorbanan kami?" Bilkis tersenyum sinis.
"Jika ibu tidak menyayangimu mungkin kamu sudah mati dijalanan" tambah Kaylen.
"Bersiaplah dan ingat. Kamu harus patuh kepada tuan Browns, berdandanlah! Jangan mengecewakannya."
Ros pergi ke kamar kecilnya yang sudah kumuh dan tidak terawat. Selama dia pergi, kamarnya tidak dibersihkan sama sekali. Secepat mungkin dia membersihkan kamarnya dan berdandan.
Dia tidak menyesal untuk pulang ke Indonesia. Meskipun dia dijadikan sebagi jaminan hutang. Setidaknya dia berguna untuk keluarganya. Jika dia pergi atau mati sekalipun, dia sudah mengabdi meski harus mengorbankan masa depannya.
Saat memikirkan nasibnya dia teringat dengan Felice sahabatnya. Dia menelepon Felice.
"Halo Ros, apakah kamu sudah sampai?
Bagaimana perjalanannya, menyenangkan? Hening tidak ada jawaban.
5 menit berlalu Ros membuka suara.
"Aku akan pergi kerumah tuanku 15 menit lagi. Aku dijadikan jaminan hutang oleh Ayah."
"S*hit, apa ayahmu waras? Seharusnya kau tidak pulang."
"Tidak Fel, mungkin sudah takdir. Udah yah Fel aku sudah ditunggu dibawah," ujar Ros dengan nada sendu.
"Oke Ros, aku selalu support kamu. Please jika kamu ingin kabur, aku siap membantumu.
Don't forget me okay!"
"Okay Fel, bye," Ros menutup teleponnya dan menghela napas. Setidaknya masih ada yang peduli dengannya.
Dibawah asisten Max sudah bersiap menunggu kelinci rakus tuannya.
Saat Ros turun dari tangga dengan gaun sederhana sebatas lutut, lengat sesiku, make up tipis, heels sekitar 3cm, tidak seperti harapan Bilkis dan Adijaya. Menurut mereka Ros harus berdandan dengan sedikit seksi seperti pakaian minim atau belahan dada rendah agar bisa menggoda tuan Browns.
Tapi semua penampilan yang dipikiran Adijaya dan Bilkis sama sekali tidak pernah terpikirkan oleh Ros. Karena dia tidak suka mengumbar tubuhnya untuk dinikmati para pria hidung belang. Dia suka pakaian tertutup dan itu membuatnya sangat nyaman.
Saat Bilkis ingin memarahi Ros, terdengar suara max
"Mari nona, tuan sudah menunggu anda dihotel," ujar Max dengan sopan.
Tidak ada suara yang menahannya. Dia pergi tanpa berpamitan dengan keluarganya.
Mobil Rool Royce sudah menunggu didepan pintu Mension keluarga Malorie.
Ros menaiki mobil itu, sebelum pergi menjauh dia melihat kebelakang berharap ada yang menyesali kepergiannya. Namun nihil tidak ada satupun orang yang berdiri melihatnya.
Max yang melihat kelakuan kelinci rakus tuannya tidak merasa iba sekalipun. Karena hal itu tidak apa-apa nya dibandingkan dengan tawanan yang menawarkan kematian mereka sendiri kepadanya.
Sesampai nya dihotel tempat tuannya menginap, Ros turun dan meremas ujung gaun bawahnya. Dia gugup dan takut. Dia juga merasa sangat kasihan dengan dirinya. Apakah nanti orang yang menjadi tuannya pria buncit, pendek, tua. Bagaimana nanti jika tua Bangka itu memperkosa dirinya.
Yah dia mengira bahwa bukan Dika yang menjadi tuannya. Perusahaan tempatnya bekerja di London adalah bagian cabang. Pusat perusahaan mereka ada di Spanyol. Jadi dia berpikir Rhadika hanya CEO perusahaan cabang.
Lamunan Ros buyar mendengar ajakan Max
"Mari nona."
Mereka berjalan menaiki lift. Max menekan angka 50. Kamar presiden suite adalah tujuan mereka Sekarang. Max hanya mengantarkan sampai didepan pintu suite room itu.
"Maaf nona, anda masuk sendiri. Saya akan keruangan saya," ujar Max.
"Tuan Max, tidak bisakah kau ikut sebentar. Hanya 1 menit." Ros menunjukkan muka memelasnya.
"Tidak usah sungkan nona, tuan kita hanya satu yaitu tuan Rhadika, dan maaf tugas saya hanya mengantarkan anda sampai disini." Max pergi meninggalkan Ros sendiri di depan pintu suite room itu.
Ros menarik napas dalam.Yah dia sudah pasrah dengan takdir yang mempermainkannya.
TO... TOK...TOK
"Masuk!" terdengar suara bariton dari dalam ruangan itu. Terdengar familiar, dan ahh untunglah masih muda," monolog Ros dalam hati dan tersenyum tipis.
Dia masuk kedalam ruangan itu dan melihat Dika menatapnya intens.
"Tuan? Bukankah kah anda CEO perusahaan
di London?"
Persiapkan dirimu, kita akan ke Spanyol dan menikah."
Jangan lupa support aku yah gays🥰
like, komen dan vote yah