Jodoh, rezeki, maut, semuanya adalah rahasia Ilaha, yang tidak pernah tahu kapan datang dan pergi. sebagai mahluk hamba, kita hanya bisa menjalankan hidup dengan baik dan tidak lupa untuk bersyukur dengan semua yang sudah di takdirkan untuk hidup kita.
kadang yang menurut kita baik belum tentu baik untuk kita, dan begitu juga sebaliknya!.
Bagaimana kehidupan yang di jalani oleh Vina?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Lili Anti, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
part 14
Lelah seharian dengan rutinitas yang sudah menguras tenaga dan pikiran membuat Vina tersenyum saat motor yang dia kendarai membelok ke perakaran rumah yang masih lampu menyala. Tapi senyum Vina tidak bertahan lama saat mendengar suara dari dalam.
"Urus anak mu itu kenapa membuat ku pusing, aku baru saja sampai tapi lihat dia malah minta uang pada ku " marah Anton.
"Lalu kami harus minta dengan siapa ayah! ayah kepala keluarga di rumah ini, dan semua kebutuhan anak-anak sudah menjadi tanggung jawab ayah " jawab Ani juga dengan suara meninggi. Dan kali ini Vina baru pernah mendengar sang ibu berkata dengan keras di hadapan sang ayah. apa mungkin sudah terlalu banyak beban yang di pukul membuat Ani tidak bisa menahan lagi dan akhirnya di keluarkan begitu saja.
"Aku sedang berusaha, seharusnya kau menjadi istri juga membantu suami " jawab Anton tidak kalah tingginya.
"Ibu sudah berusaha semaksimal mungkin dan hanya itu bisa bisa ibu lakukan " jawab Ani.
Hiks,,,,Hiks,,,,
"Ibu, ayah, cukup maafkan Arga Bu, ayah " ucap Arga Dnegan pilu.
"Dasar kau saja yang payah, menyesal ku sudah menikah dengan mu " ucap Anton tanpa hati.
Deg!
Air mata yang sejak tadi di tahan sekarang keluar tanpa permisi membuat hati anj begitu kecewa dengan apa yang sudah di katakan oleh suaminya sendiri.
"Assalamualaikum " ucap Vina membuat pertengkaran mereka semp terhenti.
"Kakak " pekik Arga yang langsung berlari menabrak tubuh kecil Vina dengan pelukan yang sangat erat.
"Stttt,,, anak laki-laki tidak boleh menangis, ini kakak bawa ayam tepung Arga tolong bawa ke dapur dan makan sepuas nya " ucap Vina.
"Terima kasih kakak " Cicit Arga.
"Kau sudah gajian, mana uang mu biar ayah pinjam dulu " pinta Anton.
"Untuk apa lagi minjam uang pada putri kita, apa ayah tidak malu? " ucap Ani.
"Kenapa harus malu, dia putri ku " jawab Anton.
"hahaha,,, sekarang saat tahu putri sudah gajian baru ngaku putri ayah, sejak dulu di mana, kenapa selalu bilang putri ibu " ucap Ani.
"Cih,,, bicara dengan ibu malah membuat ayah semakin pusing. mana Vina uang yang kau janjikan cepat, ayah perlu Sekarang " pinta Anton.
"Jangan, Vina itu uang mu " larang Ani.
"Kau mau ajak durhaka, ingat kau tumbuh sampai sekarang itu karena ayah " ucap Anton.
"Jangan Vina " larang Ani saat Vina tidak mengeluarkan sepatah kata pun tapi mencari sesuatu di dalam tas nya.
"Maaf hanya ada segini ayah " ucap Vina yang menyerahkan uang merah lima lembar.
"Cuma segini, kerja dari pada hanya segini dasar tidak berguna " kesal Anton yang langsung pergi, padahal malam semakin larut dan entah ke mana.
"Bu, ibu baik-baik saja? " ucap Vina begitu Anton sudah pergi.
"Kenapa kau berikan nak, itu uang mu " ucap Ani kecewa.
"Tidak apa Bu. Ibu sudah makan? " tanya Vina.
"Maaf nak, ibu tidak ada masak apa-apa, tadi adik mu juga hanya makan nasi sama garam itu pun sedikit " jawab Ani.
"Sekarang ayo kita makan bersama " ajak Vina.
"Ibu, kakak " ucap Arga yang ternyata tidak makan seperti yang di perintahkan oleh Vina, hanya duduk menyembunyikan wajah di kedua kaki tapi begitu mendengar langkah kaki membuat Arga Mendongak.
"Maaf ya nak, nanti ibu usahakan " ucap Ani yang memeluk sang putra.
"Memangnya ada apa ibu, Arga? " tanya Vina yang tidak tahu apa-apa.
"Guru di sekolah nagih iuran sekolah pada adik mu karna Arga yang belum bayar " jawab Vina.
"Apa pertengkaran tadi karena uang? " tanya Vina yang di anggukkan kepala oleh Ani sebagai jawaban.
Vina mengembuskan nafas panjang, Akhir-akhir ini uang selalu menjadi pemicu pertengkaran di rumah mereka. entah apa lagi yang terjadi saat Vina tidak ada, kali ini yang baru terlihat.
"Besok Arga akan bayar, sekarang kita makan dulu " ajak Vina
Yang langsung menyajikan ayam tepung di piring dan nasi tidak lupa mengambil piring untuk mereka.
Tanpa membahas hal yang membuat nafsu makan mereka hancur, mereka makan dengan tenang dan begitu lahap.
"Kakak, Arga boleh simpan satu tidak ingin besok " izin Arga
"Silahkan, makan sepuas nya dan sisa simpan untuk besok ya. ini juga masih ada lima kok kan kita makan satu-satu " ucap Vina lagi.
"Kakak beli banyak sekali " ucap Arga
"Alhamdulillah, semoga rezeki kakak lancar dan Kakak juga jual di sosial media dan jika ada yang beli satu helai kakak ambil untung sepuluh ribu, Alhamdulillah tadi sudah ada yang beli dapat dua " beritahu Vina.
"Alhamdulillah, semoga lancar selalu ya nak " ucap Ani.
"Aamiin, semoga banyak yang beli nanti Arga bantu antar ya KK jika di kampung kita ada yang beli " ucap Arga.
"Iya Arga, terima kasih semoga nanti ada yang beli nanti Arga Kakak kasih lima ribu satu helai baju yang di antar " ucap Vina.
"Benarkah, terima kasih kakak " ucap Arga begitu senang bahkan Arga sampai bangun dari duduknya dan mencium pipi Vina.
"Sama-sama. adik kakak memang terbaik " ucap Vina lagi.
"Semoga banyak yang pesan ya nak, kan sekarang hampir panen sawah Pasti banyak beli, nanti jika banyak yang beli biar ibu juga yang bantu " usul Ani.
"Terima kasih ibu Arga " ucap Vina begitu bersyukur.
Sesi makan malam yang terlambat sudah selesai dan Arga juga menyimpan ayam tepung yang masih tersisa bahkan biasa untuk makan siang besok, karena masih banyak.
sekarang Vina dan Arga, Ani duduk di ruang keluarga sederhana di rumah mereka karena Vina yang meminta.
"Ibu, Alhamdulillah hari ini gajian dan sekaligus dapat bonus karena omset bulan ini meningkat jadi bos beri bonus pada Vina dan teman Vina " jelas Vina.
Vina mengeluarkan amplop coklat berisi uang gajian, walaupun tidak banyak tapi mereka begitu bersyukur.
"Iuran berapa dek? " tanya Vina.
"Lima puluh ribu kakak " ucap Arga.
"Ini bayar besok dan sisa untuk jajan, hemat ya dek ya jangan di habiskan semua " ucap Vina yang menyerahkan uang selembar bewarna merah.
"Wah, banyak sekali kakak, sayang jika di jajan biar Agra tabung saja sisa nya. Arga mau beli sepeda baru kayak temen-temen " ucap Arga.
"Terserah Arga mau di tabung, yang jelas besok bayar iurannya " ucap Vina mengingatkan.
"Dan ini untuk ibu, maaf mungkin tidak banyak tapi di gaji pertama Vina ini, semoga berhak untuk ibu, bebas mau beli apa jangan di tahan jika ibu mau beli kue atau apapun beli saja " ucap Vina menyerahkan uang 4 lembar bewarna merah pada Ani.
"Nak, ini kebanyakan kenapa punya sedikit " ucap Ani melihat Vina hanya menyisihkan dua lembar merah dan satu bewarna biru.
"Ini cukup untuk bensin, dan jika ada yang beli juga bisa di putar " jawab Vina.
"Tapi nak, ini terlalu banyak " Ani keberatan menerima semua ini.
"Tapi Bu, listrik juga sudah di tagih tadi kan sudah nunggak " celetuk Arga.
"Bayar saja Bu pakai uang itu. ibu doakan saja semoga jualan online lancar " ucap Vina.
"Aamiin, ibu terima ya nak, semoga rezeki mu semakin lancar setelah ini " ucap Ani.
"Aamiin " jawab Vina dan Arga secara bersamaan.
Karena malam semakin larut, mereka memutuskan untuk istirahat bersama. sebelum merebahkan tubuh Vina membersihkan diri terlebih dahulu, setelah itu Vina akan menjemput mimpi, terlalu lelah dengan drama yang sudah terjadi untuk hari ini.
Drrr!