NovelToon NovelToon
Menjadi Istri Muda Bosku

Menjadi Istri Muda Bosku

Status: tamat
Genre:Tamat / CEO / Cinta Paksa / Dijodohkan Orang Tua / Menjual Anak Perempuan untuk Melunasi Hutang
Popularitas:7.9k
Nilai: 5
Nama Author: Cecee Sarah

Karin, terpaksa menikah dengan Raka, bosnya, demi membalas budi karena telah membantu keluarganya melunasi hutang. Namun, setelah baru menikah, Karin mendapati kenyataan pahit, bahwa Raka ternyata sudah memiliki istri dan seorang anak.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Cecee Sarah, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Dua Puluh Sembilan

“Maaf, ada yang menelepon,” katanya sambil meraih ponsel.

Karin memilih untuk segera turun dari pangkuan Raka, lalu berjalan masuk ke kamar tanpa menoleh. Perasaannya masih menghangat karena kejadian tadi.

Raka melihat layar ponselnya dan menyadari Rio yang menghubunginya.

“Halo, Nak. Ada apa?” tanya Raka dengan lembut.

“Aku kangen Ibu dan Ayah. Kapan kalian pulang?” suara Rio terdengar di seberang telepon.

“Ayah juga kangen kamu,” jawab Raka, teringat bahwa sudah dua hari ia tak bertemu putranya.

“Kalau kangen, pulang dong,” Rio memprotes.

“Mungkin besok Ayah pulang, ya?” jawab Raka lembut.

“Bosen di rumah. Aku pengen jalan-jalan,” kata Rio.

“Baiklah, besok kita jalan-jalan. Kamu mau ke mana?”

“Mau ke tempat yang seru,” jawab Rio semangat.

“Besok Ayah jemput kamu, ya.” Raka mengakhiri panggilan telepon dengan berat hati, sulit menolak permintaan putranya.

Raka masuk ke dalam vila, mencari Karin. Ia memeriksa ruang tamu, tetapi tidak menemukannya. Saat menuju kamar, ia mendengar suara air dari kamar mandi.

Ketuk... ketuk... ketuk...

Raka mengetuk pintu, memastikan Karin ada di dalam, namun tidak ada jawaban. Suara air berhenti, membuat Raka cemas. Ia pun memutar kenop pintu dengan kuat, hingga akhirnya dengan dorongan keras, ia berhasil membuka pintu kamar mandi.

Raka terjatuh ke lantai kamar mandi, melihat Karin yang sedang berendam di bak mandi. Mata Karin membelalak kaget, segera melepas earphone dari telinganya. Sebelumnya, ia tak mendengar apa-apa karena sibuk mendengarkan musik.

"Apa yang kau lakukan?" teriak Karin, suaranya memecah keheningan. Dia tetap terjebak di bak mandi yang penuh busa, tidak mengenakan sehelai benang pun, membuatnya merasa sangat rentan. Untungnya, busa tebal itu menyembunyikan tubuhnya, memberikan sedikit privasi di saat yang tidak nyaman ini.

"Sayang, tolong aku," Raka memohon, suaranya terdengar nyaring, penuh rasa sakit. Dia merasakan nyeri di lengannya yang terluka, membuatnya kesulitan bergerak.

"Aku tidak mau! Cepat keluar dari sini!" teriak Karin dengan tegas, berusaha mempertahankan jarak.

"Sayang, bagaimana bisa aku keluar jika aku tidak bisa berdiri?" Raka menjawab dengan nada pasrah, berusaha mengangkat tubuhnya meskipun rasa sakitnya menyiksa.

"Siapa pula yang menyuruhmu mendobrak pintu itu?" kata Karin, matanya berapi-api.

"Kupikir ada yang salah denganmu. Saat aku memanggilmu, kau tidak menjawab," Raka menjelaskan, sedikit defensif. Dia melangkah lebih dekat ke kamar mandi, merasakan ketegangan di udara.

"Aku sedang mendengarkan musik! Tidak mungkin aku bisa mendengarmu!" Karin mengeluarkan earphone dari telinganya dengan kesal.

"Seharusnya kau memberitahuku agar aku tidak khawatir," Raka menjawab, nada suaranya mulai lembut.

"Berhenti di sana! Jangan mendekat! Keluar sekarang!" Karin melontarkan perintah dengan nada marah, tangannya meraih handuk tetapi gagal menjangkaunya. Frustrasi mulai menguasai dirinya.

"Aku akan pergi, tapi ada syaratnya," Raka menjawab sambil tersenyum miring, melipat tangan di dada.

“Apa saja syaratnya?” tanya Karin, meskipun hatinya berdebar.

"Kau harus membantuku mandi," kata Raka, senyum nakal menghiasi wajahnya.

"Tidak! Aku tidak akan melakukannya!" Karin melotot ke arahnya, matanya berbinar dengan kemarahan dan rasa malu yang bercampur.

"Kalau begitu, aku akan tinggal di sini sampai kau selesai," jawab Raka dengan nada santai, seolah-olah dia tidak menganggap situasi ini serius.

"Ah, baiklah! Cepatlah keluar sekarang juga!" Karin merasa wajahnya memerah, berjuang antara emosi marah dan malu yang mencuat.

"Aku pegang kata-katamu, Sayang. Jangan lama-lama, karena aku sudah merasa panas," Raka mengedipkan sebelah matanya, mencoba menggoda.

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!