NovelToon NovelToon
Dia Bukan Janda

Dia Bukan Janda

Status: tamat
Genre:Romantis / Misteri / Cintamanis / Duda / Anak Kembar / Tamat
Popularitas:34M
Nilai: 4.9
Nama Author: emmarisma

Lusiana menemukan kardus yang berisi bayi kembar, ia pun membawanya pulang dan berinisiatif untuk merawatnya.

Delano Wibisana harus kehilangan istri dan kedua anaknya tepat di hari kelahiran bayi kembarnya. Entah mengapa hari itu setelah melahirkan, istri Delano membawa kedua bayi kembarnya pergi hingga kecelakaan itu terjadi dan menewaskan Karina istri Delano. Lalu dimana anak-anak Delano? sedangkan pada saat evakuasi hanya di temukan Karina seorang diri.


Dilarang plagiat Ok!!!

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon emmarisma, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

DBJ 25. Cuma mau Ayah

********

Suryo dan Delano duduk di hadapan seorang pria paruh baya, yang saat ini sedang tidak sadarkan diri. Suryo sudah sangat geram ingin menghajar pria yang ada di hadapannya itu.

Suryo sudah mendengar semua alasan Mitha bertahan dengan pria itu dan akhirnya memilih berpisah karena psikis putrinya yang tiba-tiba memburuk. Meskipun Mitha juga mengakui dirinya sempat mencintai Jaka. Entah cinta atau hanya sekedar perasaan nyaman karena Jaka dulunya adalah pribadi yang lembut pada Mitha. Namun sifatnya berubah setelah mereka pindah ke Solo.

"Om, kenapa tidak bangunkan saja dia?" protes Delano, ia sudah tak sabar ingin segera membuat pelajaran pada pria itu.

"Harlan, guyur dia ...!"

Harlan pun mengambil segayung air di kamar mandi dan dengan sekali ayun air yang berada di dalam gayung terlempar ke wajah Jaka. Seketika Jaka gelagapan dan mengucapkan sumpah serapahnya.

"Si*al*n .... " Pekik Jaka, Suryo tersenyum miring sedangkan Delano menatap Jaka tanpa ekspresi.

"Apa tidurmu nyenyak kawan?" tanya Suryo dengan sarkas.

"Wah lihat ini, siapa yang ada di hadapanku?" Jaka memandang remeh ke arah Suryo, dan ekor matanya melirik Delano sesaat.

"Ternyata nyalimu besar juga ya."

"Tentu saja, kau hanya anak mama yang tidak pernah bisa menyelesaikan masalahmu sendiri." Delano mengangkat sebelah alisnya mendengar ucapan Jaka.

"Kau tidak perlu terkejut anak muda, tanyakan saja padanya dia pasti tau semuanya. Aku ini hanyalah orang suruhan ibunya. Awalnya ibunya memintaku melenyapkan anak haram itu, tapi sialnya aku justru malah jatuh cinta pada Mitha." Mendengar Lusi disebut anak haram oleh Jaka membuat Suryo mengepalkan tangannya.

Namun berbeda halnya dengan Suryo, Delano sudah melayangkan bogeman tangannya hingga mengenai hidung Jaka.

"Sekali lagi kau menyebut Lusi anak haram, jangan harap aku akan mengampunimu." Desis Delano.

Suryo tersenyum melihat tingkah Delano mengingatkannya pada almarhum sahabatnya Gilang yang mudah tersulut emosi jika menyangkut orang yang paling dia cintai. Termasuk saat ini, di mata Suryo Delano sudah menunjukkan bahwa dia memiliki rasa untuk putrinya.

"Harlan, sumpal mulutnya!"

"Baik tuan .... " Harlan menyumpal mulut Jaka dengan kain hingga Jaka kesulitan berbicara. Suryo berdiri dari duduknya dan menghadiahi Jaka dengan pukulan telak di ulu hati pria itu. Jaka langsung tersungkur merasakan sakit luar biasa di ulu hatinya.

"Kau pikir setelah apa yang kau lakukan pada putriku aku akan diam saja?" Desis Suryo dengan mata menyala pertanda emosinya sudah siap meledak-ledak. Suryo menarik kerah baju Jaka, dan kembali menghajar Jaka. 23 tahun dirinya dibiarkan menderita oleh ibunya, Suryo seakan meluapkan kekesalan pada Ratih (ibu Suryo) melalui Jaka.

"Om sudah, dia bisa mati." Cegah Delano saat Suryo akan kembali menghajar Jaka yang sudah terlihat tak berdaya.

"Akan ku pastikan mulai hari ini penderitaanmu akan di mulai Jaka." Tegas Suryo.

.

.

.

Lusi tampak tak tenang, sebentar-sebentar dia membalikkan tubuhnya resah. Diana yang tidur menemani Lusi pun menjadi terbangun.

"Ada apa Lusi?" tanya Diana dengan suara serak khas bangun tidur.

"Bisakah saya menemui Devan dan Davin, saya terbiasa tidur dengan mereka." Kata Lusiana, Diana sedang berusaha mengumpulkan kesadarannya lalu ia mengangguk. Meskipun Diana tau putranya juga pasti sudah terlelap karena waktu menunjukkan pukul setengah 2 malam.

Diana dan Lusi keluar dari kamar tamu. Namun mereka terkejut mendapati Delano yang berpakaian santai baru masuk dari pintu samping.

"Kamu dari mana Lano?" tanya Diana menatap curiga ke arah putranya.

"Ada hal yang harus aku urus ma ..." Delano melirik Lusi yang terlihat sangat imut karena memakai piyama Claire. Piyama dengan gambar pokemon berlengan pendek dan celana sebatas lutut. Lusi lebih mirip anak SMP yang mengekor di belakang ibunya.

"Ini mama sama Lusi mau ngapain?"

"Lusi mau lihat Devan sama Davin, dari tadi ga bisa tidur kepikiran sama mereka." Delano hanya manggut-manggut mendengar penuturan ibunya.

Setibanya di kamar Delano, Davin menangis sesenggukan sedang Devan masih merengek mencari Lusi.

Lusi bergegas masuk tanpa permisi. Yang ada di pikirannya saat ini anaknya pasti mencarinya. Namun sesampainya di dalam kamar Delano, Lusi tampak kecewa karena kedua anaknya menangis karena mencari keberadaan Delano.

"Om jangan pergi, Devan dan Davin ga akan nakal lagi. Diana menatap Lusi iba, gadis itu terlihat lebih sendu dan murung.

" Bunda, Devan dan Davin sebentar lagi ulang tahun. Kami tidak meminta apapun bunda, kami cuma mau ayah menemani kami melewatkan ulang tahun kami." kata Devan dan diangguki oleh saudara serahimnya.

"Bagaimana aku bisa menemukan orangtua kalian jika aku sama sekali tidak memiliki petunjuk apapun tentang kalian." batin Lusi, namun sejurus kemudian alis Lusi bertaut saat ia mengingat sekelebat pembicaraannya dengan Diana ibi Delano. Jika Delano juga kehilangan anak kembarnya. Bahkan Delano tidak memiliki kesempatan melihat wajah anak-anaknya.

"Bunda .... " Devan dan Davin menatap Lusi penuh permohonan, Lusi pun pada akhirnya mau tak mau mengangguk.

Delano menatap Lusi dengan intens, gadis ini sepertinya sempat melamun beberapa saat. "Apa yang sedang dia pikirkan?" gumam Delano lirih.

Devan dan Davin kembali tidur dengan memeluk Delano, seakan kehadirannya sudah tak di harapkan lagi oleh kedua putranya, Lusi memilih pergi dari kamar Delano.

Selepas dari kamar Delano, Lusi duduk di ruang makan. Diana membuatkan secangkir teh hijau untuk gadis itu.

"Minumlah dulu sayang." Ucap Diana lembut. seraya mengusap kepala Lusi.

"Berat ya pasti menghadapi mereka?" pertanyaan yang terdengar mengalun lembut dari bibir Diana tapi rasanya Lusi bagai di sayat hatinya. Lusi mengangguk dan menyandarkan kepalanya di perut Diana.

"Keinginanku hanya satu membahagiakan mereka tante. Jika memang kebahagiaan mereka adalah bertemu dengan orang tuanya Lusi rela melepas mereka." Lirih Lusi. Semakin hari keinginan putra-putranya semakin besar dan rasanya Lusi sudah tidak sanggup lagi mendengarnya.

"Lusi harus sabar, semua ini skenario dari Allah untuk menguji Lusi. Jangan patah semangat sayang. Jika kau perlu bantuan tante akan bantu sebisa tante." Kata Diana.

"Akan lebih baik jika Devan dan Davin adalah cucu tante yang hilang, dari pada aku harus membayangkan terpisah jarak dengan mereka. Rasanya Lusi tidak sanggup tante."

"Tante juga berharap seperti itu. Apa Lusi mengijinkan jika kami mengambil jalur tes DNA pada mereka?" Lusi mengangguk lemah dalam pelukan Diana.

"Kapan ulangtahun mereka sayang?"

"Tanggal 15 Januari tante."

Deg!!

Batin Diana semakin yakin jika mereka adalah cucunya karena tanggal itu adalah tanggal yang sama dengan tragedi nahas itu.

"Semoga saja harapan kita terkabul sayang." ujar Diana.

🌹🌹🌹🌹🌹🌹🌹

Hay para readers ku yang sangat ku cintai. Maaf ya othor kemarin bolong.

Mohon perhatiannya ...!!

Mampir juga ya ke karya kakak angkat aku Tita Dewahasta yang judulnya **Simfoni Temaram Takdir.

Jangan lupa di fav 💙 like dan komen ... Love you all 🥰🥰 thankyou**

1
Melda Andriyani
ini baru mntp visual nya 👍👍
Dedeh Dian
wah ternyata bagus alur ceritanya....kilasan cerminan orang yg berprilaku baik akan mendapat anugerah hidup yg baik sebaliknya bila orang yg punya kelakuan biadab awal akhir hidupnya mendapat teguran pahit tiada Tara sebagai konsekuensi nya... makasih author
Opung Nava
lanjut thor
Bunny🥨: “Ketika tubuh jadi taruhan untuk keadilan. Mampir juga yu di ceritaku berjudul "kesepakatan di Atas Ranjang.” ditunggu kehadirannya ❣️
total 1 replies
Opung Nava
pindja kln jgn di Indonesia nanti diganggu Shen jd brabe
Opung Nava
pdhl kl pun gatal bisa digosok dgn biji kedondong biar lebih pas kena gtlnya
Opung Nava
setia dong thoor
Bunny🥨: “Ketika tubuh jadi taruhan untuk keadilan. Mampir juga yu di ceritaku berjudul "kesepakatan di Atas Ranjang.” ditunggu kehadirannya ❣️
total 1 replies
Priskha
aq heran dech kok si Lusi dan Delano isinya main aja ya ndak capek apa ya 🤭🤭🤭🤭
Chu Shoyanie
pingin bgt kisahku kyk Mitha...tp Suryo utkku sudah tidak ada...Allah lbih syg dia...
Priskha
jebloskan saja ke penjara biar emaknya tau bgmn anak yg dibangga2kan sdh mempermalukan klg nya
Retno Palupi
kembaran nya yg buat masalah
Priskha
itulah klau dr awal tdk bicara jujur skrg bingung sendiri kan
Priskha
good job boys klian berdua sdh bs diajak bekerjasama utk meluluhkan hati bundamu 🤭🤭🤭🤭
Opung Nava
apa nanti hukuman untuk boca yg2ini dibuat ayhny
Opung Nava
dsar otaknya oleng sudh tua gk nydr
Priskha
wach dunia ini mmg sempit ya ternyata ortunya Delano dan ortunya Lusi berteman baik....wach wis jodoh ini
Opung Nava
gila y seorg guru bisa2nya berbuat spertu
Priskha
Nach kan spt yg sdh aq duga
Priskha
aq kok curiga ya jgn2 si Karina dpt ancaman dr Karisa mangkanya dia bertindak membuang anaknya biar tdk dijahati sm Karisa mengingat klau Karisa sptnya juga menyukai Delano
Priskha
apa kbrnya Karisa yg ada di dpn ruangannya Delano
Opung Nava
mkn segala kel otthor dan semangt
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!