NovelToon NovelToon
Dendam Dan Cinta

Dendam Dan Cinta

Status: sedang berlangsung
Genre:Mafia / Balas Dendam / CEO / Pernikahan Kilat / Diam-Diam Cinta / Trauma masa lalu
Popularitas:1.9k
Nilai: 5
Nama Author: my name si phoo

Dimalam pengantin yang seharusnya sakral ternyata menjadi mimpi buruk bagi Luna dimana ia melakukan ritual olahraga pertamanya dengan adik iparnya yang bernama Damian.
Suami Luna yang bernama Sebastian langsung menjatuhkan talak kepada Luna.
Orang tua Luna sangat murka dan ia meminta Damian untuk menikah dengan Luna.
Luna berjanji akan membalas dendam kepada Damian yang sudah menghancurkan hidupnya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon my name si phoo, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 13

Jam menunjukkan pukul dua pagi, Luna melihat suaminya yang sedang tertidur pulas.

Luna merasa bersalah dengan suaminya yang sudah banyak menyelamatkan dirinya.

"Aku akan menebus dosaku yang sudah menggugurkan anak kita." ucap Luna dalam hati.

Luna melepas selang infusnya dan ia bangkit dari tempat tidurnya.

Sebelum keluar dari kamarnya, ia mencium kening suaminya yang sedang tertidur pulas.

"Maafkan aku Mas." ucap Luna yang kemudian keluar dari kamar.

Luna berjalan menuju ke roof top untuk m***i hidupnya.

"Maafkan Mama yang sudah membunuhmu." gumam Luna.

Sesampainya di roof top ia berdiri di ketinggian dimana ia harus menebus kesalahannya.

Salah satu pengunjung tidak sengaja mendongakkan kepalanya dan ia melihat Luna yang sedang berdiri di atas roof top.

"Nona! Apa yang kamu lakukan?" teriak lelaki itu yang langsung memanggil perawat dan petugas keamanan untuk segera menolong Luna yang akan terjun dari roof top.

"B-bukankah itu nona Luna?" perawat langsung berlari menuju ke ruang perawatan dan ia langsung membangunkan Damian

Damian yang terkejut langsung membuka matanya dan melihat perawat yang seperti orang kebingungan.

"I-istri anda mau lompat." ucap perawat yang langsung memberitahukan kepada Damian mau saat ini Luna ada di roof top.

Damian yang mendengarnya langsung berlari menuju ke roof top.

Ia melihat istrinya yang sedang berdiri dengan tatapan kosong.

"L-Luna, tolong jangan lakukan itu. Aku masih mencintaimu Luna."

Luna menoleh ke arah suaminya yang sedang memintanya untuk turun.

"A-aku minta maaf karena sudah banyak mengecewakanmu." ucap Luna sambil menangis sesenggukan.

Damian mengancam Luna jika ia juga akan ikut lompat jika Luna masih ingin lompat.

"Ayo kita lompat sama-sama." ucap Damian.

Melihat Luna yang sedang menatapnya, Damian langsung menarik tangan Luna.

"Jangan tinggalkan aku, aku masih mencintaimu sayang." ucap Damian.

"A-aku....." Luna yang masih dalam keadaan lemas langsung pingsan di pelukan suaminya.

Perawat meminta Damian untuk segera membopong tubuh Luna dan membawanya ke kamar perawatan.

Sesampainya di kamar perawatan, perawat kembali memasang selang infus ke pergelangan tangan Luna.

Perawat memberikan teh hangat kepada Damian dan Luna.

"Nanti kalau istri anda sudah sadar, anda bisa memberikan teh hangat itu." ucap perawat.

Damian menganggukkan kepalanya dan ian mengucapkan terima kasih kepada perawat yang tadi sudah bergegas membangunkannya.

Perawat menganggukkan kepalanya dan setelah itu mereka keluar dari kamar perawatan.

Damian menggenggam tangan istrinya yang masih belum sadarkan diri.

"Jangan lakukan itu lagi sayang, aku sangat mencintaimu." gumam Damian sambil membelai pipi Luna.

Keesokan paginya

Luna mulai sadar dari pingsannya dan ia melihat suaminya yang tidur di kursi yang ada disamping tempat tidurnya

Ia merasa bersalah dengan Damian yang selama ini ternyata selalu melindunginya dari kejahatan Sebastian.

Damian membuka matanya saat melihat istrinya yang sedang melamun.

"Luna, kenapa tidak membangunkan aku?" tanya Damian.

Luna menatap wajah suaminya yang sedang mendekatinya.

"Mana yang sakit? Masih pusing?" tanya Damian.

"A-aku haus."

Damian segera mengambil air minum yang sudah tersedia disana.

"Minum pelan-pelan ya."

Nadine langsung merasa lega ketika air minum mengalir ke tenggorokannya.

Setelah selesai minum, Damian meminta Luna untuk kembali beristirahat.

"M-mas Damian, apakah aku boleh memelukmu?" tanya Luna.

Damian tersenyum tipis saat mendengar perkataan istrinya.

"Tentu saja sayang, kamu boleh memelukku." jawab Damian yang kemudian memeluk tubuh istrinya.

Luna kembali menangis saat memeluk tubuh suaminya yang dulu ia sia-siakan.

Ia tidak tahu harus berkata apa lagi kepada Damian untuk menebus kesalahannya.

"Sayang, apakah kamu mau menikah denganku? Aku ingin kita mengadakan pernikahan yang sakral." pinta Damian.

"I-iya Mas, aku mau menikah dengan kamu." ucap Luna.

Disaat mereka sedang berpelukan tiba-tiba ponsel Damian berdering dan ia segera mengangkat ponselnya.

"Maaf aku tidak bisa ikut, aku di rumah sakit." ucap Damian kepada Hadi yang mengajaknya camping.

Damian mendoakan semoga acaranya untuk mengutarakan perasaannya kepada Ayana bisa sukses.

Setelah mengobrol panjang lebar dengan Hadi, Damian menutup ponselnya.

"M-mas Damian ada acara? Kalau memang ada acara, Mas Damian...."

Damian langsung mendaratkan bibirnya ke bibir istrinya dan meminta untuk tidak bisa bicara.

"Mas tidak ada acara dan yang terpenting sekarang adalah aku harus menemanimu sampai kamu sehat." ucap Damian.

Luna menganggukkan kepalanya sambil memeluk kembali tubuh suaminya.

Tak berselang lama perawat datang untuk memeriksa keadaan Luna.

Tekanan darah dan denyut jantung Luna sudah normal dan Perawat mengatakan kalau nanti Sore Luna sudah boleh pulang.

Perawat meminta Damian untuk beberapa hari ini tidak melakukan ritual olahraga.

Damian pun menganggukkan kepalanya dan akan melakukan apa yang diperintahkan oleh perawat.

Setelah itu perawat meminta Luna untuk sarapan terlebih dahulu.

"Lekas dimakan ya." ucap perawat yang kemudian keluar dari kamar perawatan.

Luna meminta tolong agar suaminya mengantarkannya ke kamar mandi.

Damian langsung membopong tubuh istrinya dan membawanya ke kamar mandi.

"Mas bantu ya." ucap Damian sambil mengambil air hangat untuk mencuci muka istrinya.

Setelah selesai dari kamar mandi, Damian membopong kembali menuju ke tempat tidur.

"Sekarang waktunya sarapan." ucap Damian yang mengambil nampan yang berisi nasi, lauk dan sayuran.

Luna menikmati sarapannya yang rasanya lumayan enak.

Damian meminta istrinya untuk menghabiskan sarapannya.

Disisi lain dimana Hadi telah sampai di rumah Ayana, ia melihat Ayana yang sedang duduk di ruang tamu.

"Ayo kita berangkat sekarang." ajak Hadi.

Ayana bangkit dari duduknya dan ia tidak melihat keberadaan Damian.

"Dimana Mas Damian? Bukankah Mas Damian akan ikut bersama kita." tanya Ayana yang sudah berharap jika Damian ikut dengan mereka.

"Damian tidak ikut, dia harus menemani Luna yang sekarang ada dirumah sakit." jawab Hadi.

Mendengar nama Luna disebut oleh Hadi, Ayana langsung kecewa karena Damian tidak ikut camping.

"Ayo kita berangkat sekarang." ajak Hadi dan menggandeng tangan Ayana.

Ayana yang sebenarnya malas pergi akhirnya terpaksa ikut Hadi.

"Jangan cemberut seperti itu nanti cantiknya hilang." ucap Hadi yang memang serius menggodaku Ayana.

"Siapa juga yang cemberut, aku lagi sakit gigi." ucap Ayana.

Hadi yang khawatir langsung menghentikan mobilnya dan ia segera memeriksa keadaan Ayana.

"Ayo kita ke rumah sakit atau kita pergi ke dokter saja." ajak Hadi.

"Isshh nyebelin banget sih. Aku nggak apa-apa. Ayo lakukan lagi mobilnya." ucap Ayana.

Hadi menggelengkan kepalanya dan ia kembali melajukan mobilnya menuju ke gunung A.

Ayana mengambil ponselnya dan ia tidak sengaja melihat story Damian yang menunjukkan kemesraannya dengan Luna.

"Bukankah seharusnya Mas Damian membalas dendam kepada Luna." ucap Ayana dalam hati.

1
Yanni Santoso
lanjut Thor
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!