Hubungan yang dijalin oleh Yuana dan Farhan selama tujuh tahun harus kandas begitu saja
Yuana melihat Farhan yang berselingkuh dengan sahabat karibnya yang bernama Intan
Dan akhirnya Yuana langsung memutuskan untuk pergi
Disaat sedang menata hatinya, ia tidak sengaja bertemu dengan seorang yang tak lain adalah suami dari mendiang kakaknya yang bernama Haris
Apakah Yuana akan menikah dengan Haris atau ia akan kembali lagi dengan Farhan?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon my name si phoo, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 2
Mereka telah sampai di Bandara Yogyakarta, Haris meminta Yuana agar mau ia antarkan sampai rumah.
"A-apakah tidak merepotkan Mas Haris?" tanya Yuana.
Haris mendekati Yuana dan langsung menyentil dahinya. "Bagaimana bisa kamu berkata seperti itu?" Haris pun langsung menggandeng tangan Yuana dan mengajaknya masuk kedalam mobil. Sebelum mengantarkan Yuana pulang ke rumah, Haris mengajaknya untuk mencari sarapan di tempat mereka dulu saat ada Feby.
Haris masih hapal dengan makanan kesukaan Yuana yang saat itu selalu ikut kemana Feby pergi.
Yuana melihat mantan kakak iparnya yang sedang fokus menyetir dan tak berselang lama Haris menghentikan mobilnya di depan rumah makan langganan mereka.
"Ayo kita turun" ajak Haris yang meminta Yuana untuk turun dari mobil dan segera mereka masuk kedalam rumah makan. Haris meminta Yuana untuk duduk sambil menunggu dirinya yang sedang memesan beberapa makanan dan minuman. Setelah memesan, ia langsung duduk di hadapan Yuana.
"Yuana, kamu sedang melamun apa?" tanya Haris yang dari tadi memperhatikan Yuana yang sedang murung dan melamun.
Yuana menggelengkan kepalanya dan ia mengatakan kalau sedang tidak melamun apa-apa. Haris meminta kepada Yuana untuk selalu cerita kalau ada masalah dan jangan memendamnya sendirian.
Tak berselang lama makanan dan minuman yang mereka pesan telah tiba. Haris meminta Yuana untuk segera menikmati sarapannya.
"Rasanya masih seperti dulu, tidak ada yang berubah" ucap Haris saat menikmati nasi pecel yang ia makan.
"Iya Mas, rasanya masih tetap sama seperti yang dulu. Hanya saja..." Yuana jadi mengingat mendiang kakaknya yang sangat senang jika sarapan disini.
Haris meminta Yuana untuk tidak bersedih lagi karena disana Feby sudah tenang. Mereka pun kembali melanjutkan sarapannya sampai tidak terasa makanan mereka sudah habis dan Haris lekas membayar semuanya.
Setelah itu Haris kembali melajukan mobilnya menuju ke rumah Yuana.
Lima belas menit kemudian mereka telah sampai di depan halaman rumah Yuana. Rumah yang sangat kotor dan sudah lama Yuana tidak pulang kerumah. Banyak sekali dedaunan yang rontok begitupun juga banyak pohon yang mati karena tidak pernah disiram.
"M-mas, terima kasih sudah mengantarku sampai ke rumah" ucap Yuana.
Haris menganggukkan kepalanya dan ia langsung berpamitan kepada Yuana. Ia tidak bisa mampir lama karena masih ada urusan yang harus ia selesaikan.
Setelah Haris pergi meninggalkan rumahnya, Yuana masuk dan sejenak ia merebahkan tubuhnya sebelum nanti ia harus beres-beres rumah yang sangat kotor.
Yuana menatap langit-langit kamar sambil membayangkan bahagianya dulu ketika masih ada Papa, Mama dan Kak Feby. Tidak ada tangisan dan hanya ada canda tawa dalam keluarga mereka.
"Pa, Ma, Kak Feby. Aku rindu kalian" Yuana sudah tidak bisa menahan air matanya lagi dan ia menangis sampai akhirnya tertidur pulas.
Sementara itu Haris sudah sampai di rumahnya dan ia segera masuk ke kamar mandi untuk membersihkan tubuhnya.
Jam 11 nanti ia harus menghadiri meeting di hotel Miami. Disaat sedang berada di bawah guyuran shower tiba-tiba ia teringat Yuana yang menangis di pesawat.
"Kenapa tiba-tiba aku memikirkan dia?" gumam Haris yang segera menyelesaikan mandinya dan bersiap-siap untuk berangkat ke Hotel Miami.
Haris yang sudah berpenampilan menarik dengan memakai kacamata hitam membuat ketampanannya tidak diragukan lagi. Banyak sekali wanita yang ingin menjadi istri Haris, tetapi Haris lebih memilih untuk sendiri dulu.
Sesampainya di Hotel Miami, Haris langsung masuk kedalam ruangan dimana kliennya sudah menunggu kehadirannya.
"Selamat siang Tuan Haris" sapa Tuan Fattah sambil menyodorkan tangannya ke arah tangan Haris.
Setelah bersalaman, mereka berdua langsung memulai meetingnya. Mereka berdua berencana ingin membangun sebuah cafe di Pulau Bali.
Fattah sangat tertarik dengan kerja sama itu dan akhirnya mereka berdua langsung menandatangani kontrak kerjasama. Haris berharap kerja sama ini akan berhasil.
Sudah hampir Maghrib mereka melakukan meeting sampai pada akhirnya Haris berpamitan kepada Fattah.
Setelah selesai meeting, Haris memutuskan untuk ke rumah Yuana dan memutuskan untuk membeli beberapa bahan makanan untuk Yuana. Ia tahu betul kalau di rumah Yuana masih belum ada apa-apa.
Sementara itu Yuana baru saja membuka matanya dan melihat ruangan yang semuanya gelap.
Tok
Tok
Tok!
Yuana langsung bangkit dari tempat tidur saat mendengar suara ketukan pintu dan ia mengambil sapu untuk berjaga-jaga jika ada seseorang yang tidak dikenal masuk kedalam rumahnya. Ia tidak berani bersuara sampai akhirnya sapu yang ia bawa langsung ia gunakan untuk memukul seorang yang ada di depan pintu.
"Yuana! Apa yang kamu lakukan?" Tanya Haris sambil memegang kepalanya yang terkena pukulan sapu.
Yuana langsung membuka matanya dan langsung terkejut ketika melihat Haris yang ternyata sedang mengetuk pintu.
"M-mas, maafkan aku. Aku tidak tahu kalau Mas Haris disini" Yuana mengajak Haris masuk kedalam rumah dan ia meminta Haris untuk duduk di ruang tamu
Yuana mengambil kotak P3K dan mengambil obat merah untuk mengobati luka yang ada di kening Haris.
"Maafkan aku Mas, aku kira tadi pencuri" Yuana merasa bersalah kepada Haris karena sudah memukulnya dengan sapu sampai keningnya berdarah.
Haris langsung tertawa terbahak-bahak mendengar perkataan Yuana yang sedang ketakutan karena sudah memukul dirinya. Ia melihat rumah Yuana yang masih berantakan belum disapu.
"Kamu sudah makan?" Tanya Haris.
"B-belum, aku tadi ketiduran dan barusan bangun" jawab Yuana sambil salah tingkah.
Haris bangkit dari duduknya dan keluar untuk mengambil beberapa belanjaan dan bungkusan makanan yang telah ia beli tadi.
"Aku akan menyiapkan semuanya dan kamu lekaslah mandi dulu" pinta Haris.
Yuana menganggukkan kepalanya dan ia langsung masuk ke dalam kamar mandi. Ia tidak menyangka jika Haris akan kerumahnya dengan kondisi rumah yang masih berantakan.
"Andaikan saja aku tahu kalau Mas Haris mau kesini, pasti aku akan lekas membersihkan rumah ini" gumam Yuana di dalam guyuran shower. Ia pun lekas membersihkan tubuhnya dan setelah selesai mandi Yuana memutuskan untuk segera keluar membantu Haris.
Yuana langsung membelalakkan matanya saat melihat rumahnya yang sudah bersih dan makanan juga sudah tersaji di meja makan.
"Ayo kita makan malam dulu setelah itu Mas akan mengajakmu mengobrol" ajak Haris.
Yuana tidak menyangka jika Haris akan membeli banyak sekali lauk. Haris juga sudah mengisi lemari dapur dengan beberapa bahan pokok lainnya.
"M-mas, seharusnya tidak usah seperti ini. Aku bisa belanja sendiri" ucap Yuana.
"Selama ada Mas disini, kamu tidak perlu mengatakan seperti itu lagi" ujar Haris yang tahu jika Yuana sedang mengalami masalah keuangan.
Setelah selesai makan, Haris mengajak Yuana untuk duduk di ruang tamu untuk mengobrol.
"Ada apa Mas? Kelihatannya serius sekali?" Tanya Yuana dengan jantung yang sudah berdetak kencang.
"Mas sedang membutuhkan asisten pribadi dan maukah kamu bekerja di tempat Mas?" Haris memandang wajah Yuana dan berharap agar Yuana mau menerimanya.
Yuana dalam keadaan dilema karena itu putusan yang sangat sulit tetapi di satu sisi ia juga membutuhkan pekerjaan.
"Bagaimana? Apakah kamu mau untuk menjadi asisten pribadiku? Aku yakin kalau kamu pasti bisa" Haris mencoba untuk menyakinkan kepada Yuana.
Yuana akhirnya menganggukkan kepalanya dan ia menerima pekerjaan yang ditawarkan oleh mantan kakak iparnya itu.
Mendengar jawaban dari Yuana, Haris langsung bisa bernafas lega.