Kita tidak pernah tau takdir apa yang akan menghampiri hidup kita kelak. Semua skenario sudah Allah atur sesuai kapasitas masing - masing.
Saatnya diatas siapapun mengaku saudara,teman atau apalah. Tapi saat kita terpuruk mana tadi yang mengaku saudara. Semuanya perlahan pergi menjauh.
Begitulah kehidupan Keluarga Derel,pasca pendemi merubah segalanya. Saat kedua orang tuanya telah tiada kakak dan adik - adiknya seakan tidak mengenal dirinya lagi.
Dulu waktu ia punya semuanya kakak dan adiknya rajin datang kerumah berkumpul. Itu semua tinggal kenangan. Bagaimana kehidupan Derel dan keluarganya selanjutnya?akankah ia kembali sukses? apa yang terjadi pada orang - orang yang menghina dirinya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ima susanti, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 29
Jam sembilan pagi Gani yang ditunggu baru sampai bersama anak dan istrinya. Wajahnya nampak tidak bersahabat.
"Akhirnya yang di tunggu datang juga." ujar Rafi.
"Duduk sini, Gani." Panggil Derel. Gani duduk tepat di depan abangnya. Tidak ada sopan santun seperti biasanya, hanya wajah masam ia perlihatkan. Derel tidak mau ribut dan membiarkan saja kelakuan adik keduanya itu.
"Jadi bagaimana?" tanya Gani ketus.
"Perkenalkan, ini Gibran yang akan membantu kita mengurus pembagian warisan Almarhum ibu secara adil sesuai wasiat dari ibu. " Derel memperkenalkan Gibran pada adik - adiknya.
"Dia siapa, bang?" tanya Gani nampak tidak suka.
"Dia pengacara yang cukup mumpuni di kota." jawab Derel siangkat.
"Baiklah u tuk menghemat waktu saya serahkan pada Gibran untuk mengambil alih memimpin rapat ini." uajr Derel.
"Assallamualikum, adek - adek semuanya. Jangan berwajah tegang gitu, santai aja." kelakar Gibran sambil membuka sebuah kertas yang berisi tulisan tapi tulisan apa tidak ada yang tau.
"Jadi begini saya sudah mempelajari mengenai permasalah hak waris dari almarhum ibu kalian. Sebenarnya di sini tidak ada masalah asal kalian semua sepakat pembagiannya. Tapi di sini Gani uang tidak setuju dengan pembagian rumah ya?" Gibran bertanya sambil menatap Gani.
"Ya, betul. Harusnya rumah ini di bagi rata. Mana ada anak yang membantu orang tuanya harus menuntut balas?" jawab Gani ga tau malu.
"Seharusnya begitu." jawab Gibran membuat senyum Gani terbit. Ia merasa Gibran berada di pihak dirinya.
"Nah apa aku kata." celetuk Gani. Yang lain tidak ada yang bersuara. Mereka cukup menjadi pendengar saja.
"Tapi, karna ini ada hitam diatas putih makanya wasiat ini harus kita jalankan semestinya." lanjut Gibran membuat Gani melotot menatap Gibran. Baru saja ia merasa ada teman sekarang langsung menjatuhkan kembali.
"Ga bisa gitu dong. Pokoknya aku tidak setuju pembagian rumah seperti itu. Aku maunya ruamh i i dibagi rata, titik." kekeh Gani.
"Kalau Gani tidak setuju terpaksa saya akan membawa ini ke jalur hukum. Saya akan membaut laporan pada pengadialn. Bagaimana?" tanya Gibran sambil melihat semuanya satu persatu meminta persetujuan.
"Aku ga mau,bagi saja sesuai wasiat ibu." sahut Rafi.
"Aku setuju smaa Rafi." Mercy ikut menimpali.
"Aku juga sama." tambah Derel.
"Maaf Gani sepertinya hanya kamu yang tidak setuju di sini. Saya rasa kalau suara terbanyak kamu telah kalah. Saya pastikan di pengadilan juga hasilnya tidak akan jauh berbeda. Kemungkinan akan ada biaya yang mesti di keluarkan. " jelas Gibran.
Nampak Gani berpikir keras, apakah ia tetap dengan pendirian atau mengikuti saja apa yang Gibran katakan barusan.
"Bagaimana Gani, dibagi sesuai wasiat atau melalui pengadialn aja?" sekali lagi Gibran bertanya.
Karna terdesak Gani terpaksa mengiyakan saja perkataan Gibran dan saudara - saudaranya yang lain. Harga rumah ditaksir sesuai harga tanah yang berlaku saat ini. Gibran memang pintar mengkalkulasi semua. Setelah itu Gibran mulai mengeluarkan haknya Sinta baru sisanya di bagi empat.
Gani yang tidak setuju pembagian seperti ini sedari tadi wajahnya terlihat keruh begitu juga dengan istrinya, tak ada senyum sama sekali.
Bagian yang ia dapatkan jauh dari apa yang ia dan istrinya bayangkan selama ini. Bearti rencana yang sudah ia susunan berdua dengan istrinya tidak akan terealisasi.
...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...
Assalamualaikum, selamat siang kk. Terimaksih sudh menunggu, sudh up ya. Jangan lupa tinggalkan jejak berupa like dan komen serta votenya yang banyak biar thor makin semangat melanjutkan bab berikutnya
klu Darel selamat
malah tokoh utamanya dimatiin...
ke ce wa... left..
ya ngak seru klu Darelnya meninggal.. Thor