Menjadi seorang asisten rumah tangga bukanlah tujuan hidup bagi seorang wanita bernama ZENVIA ARTHUR.
Tapi pada akhirnya dia terpaksa menjadi ART seorang billionaire bernama KAL-EL ROBERT karena suatu alasan.
Bagaimana keseruan ceritanya?
follow instagram @zarin.violetta
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon zarin.violetta, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 25
Maid 25
"Aku belum selesai mengobati lukamu," ucap Zenvia ketika melihat Kal sudah menghisap rokoknya.
"Aku hanya merokok saja dan kau masih boleh mengobatiku," sahut Kal.
Ingin rasa Zenvia mengumpat pada pria tengil di depannya itu.
Lalu Zenvia sedikit maju karena Kal menyender ke sofa.
Dia mengoleskan obat di pinggir bibir Kal dan itu semakin membuat Zenvia tak fokus apa lagi Kal terang terangan memandanginya.
Zenvia semakin salah tingkah ketika Kal malah terdiam tak berbicara lagi.
Wanita cantik itu meneguk salivanya dan berusaha fokus dengan luka Kal bukan dengan bibirnya.
"Kau tahu bagaimana cara tercepat menyembuhkan luka di bibir?" tanya Kal.
Zenvia tak menggubris Kal karena biasanya Kal selalu berbicara random.
"Dengan berciuman bibir," ucap Kal.
"Tak sopan kau mengatakan hal itu padaku, Kal," sahut Zenvia melihat ke arah mata Kal.
"Aku hanya mengatakannya dan bukan berarti aku menyuruhmu mencium bibirku, Zi," ucap Kal.
Zenvia menjadi salah tingkah karena ucapan Kal yang frontal itu.
Zenvia segera menyelesaikan tugasnya dan kemudian beranjak dari sofa. Dia ingin jauh jauh dari pria tengil yang tampan itu.
"Kau mau ke mana? Ambilkan aku es batu," ucap Kal.
"Untuk apa?" tanya Zenvia.
"Kakiku sakit. Sepertinya sedikit bengkak karena tadi," jawab Kal dan membuka celana jeansnya di depan Zenvia tanpa sungkan sama sekali.
"Kal, apa yang kau lakukan?" tanya Zenvia mengalihkan wajahnya.
"Kakiku sakit di bagian betis, jadi aku lebih nyaman membuka celana jeansku terlebih dulu sebelum mengompresnya," jawab Kal dengan entengnya dan rokoknya masih terjepit di bibirnya.
"Aku memakai boxer, kau tak perlu khawatir," ucap Kal.
'Ya Tuhan ... Lama lama aku bisa gila tinggal bersamanya,' batin Zenvia menjerit.
Lalu Zenvia menaruh kotak obat kemudian mengambil es batu di kulkas.
Dia menaruh es batu itu dalam plastik lalu dibalut handuk kecil yang tipis.
Zenvia kembali menuju sofa meskipun kakinya sangat berat melangkah karena Kal hanya memakai boxer nya saja.
"Berikan es nya!" pinta Kal sembari mengulurkan tangannya.
Zenvia memberikan es nya itu ke tangan Kal.
"Pergilah istirahat," ucap Kal.
Zenvia mengangguk dan kemudian berbalik pergi menuju kamarya.
Lalu Zenvia berdiri di balik pintu dan memegang dadanya.
"Dia selalu membuat dadaku berdebar," gumamnya berbisik.
Lalu Zenvia mengunci pintunya dan menuju ke lemarinya. Dia membuka semua pakaiannya dan kemudian masuk ke dalam kamar mandi.
*
*
Ponsel Kal berbunyi ketikan dirinya sedang memegang kain berisi es di tangan kirinya.
Lalu Kal mengangkat ponselnya.
"Ya, Dad?" tanya Kal.
"Bisakah kau besok ke Kroasia? Daddy tak bisa ke sana besok," jawab Thor.
"Harus besok?" tanya Kal.
"Ya, harus besok dan kau akan berada di sana kurang lebih selama seminggu sampai semua urusan selesai," jawab Thor.
"Oke," jawab Kal akhirnya.
"Malam ini kau bertarung lagi? Kurangi kebiasaan itu, Kal. Mommy akan mengetahuinya juga suatu saat. Dan kau akan menerima konsekwensinya dari mommy jika kau tetap melakukannya," ucap Thor.
"Ya, Dad. Aku sudah mengurangi. Setidaknya hanya seminggu sekali saja," jawab Kal dengan banyak alasan.
"Zenvia akan dijemput oleh supir besok untuk tinggal di mansion kami selama kau tak ada," ucap Thor.
"Dia akan ikut denganku. Dia sudah kunaikkan jabatannya sebagai asisten pribadiku. Jadi dia harus ikut ke manapun aku pergi mulai sekarang," jawab Kal.
"Whattt??" sahut Thor.
"Oke, Dad. No question. Bye," jawab Kal dan menutup sambungan teleponnya secara sepihak.