NovelToon NovelToon
Ariana Kau Milikku

Ariana Kau Milikku

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama
Popularitas:2.7k
Nilai: 5
Nama Author: Arin Ariana

Novel ini mengisahkan perjalanan cinta yang penuh dinamika, yang diselimuti perselisihan dan kompromi, hingga akhirnya menemukan makna sesungguhnya tentang saling melengkapi.

Diantara lika-liku pekerjaan, mimpi, dan ego masing-masing, mereka harus belajar mengesampingkan perbedaan demi cinta yang semakin kuat. Namun, mampukah mereka bertahan ketika kenyataan menuntut mereka memilih antara ambisi atau cinta?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Arin Ariana, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

RUMAH KAKEK DAN NENEK

Kehidupan di rumah Alfatra dan Ariana semakin berwarna dengan kehadiran dua anak mereka, Kirana dan Arsa. Di tengah rutinitas sehari-hari yang sibuk, Ariana merasakan kerinduan mendalam untuk mengunjungi kedua orang tuanya di desa. Sudah beberapa bulan sejak terakhir kali mereka bertemu, dan kini, dengan bertambahnya anggota keluarga, kunjungan itu terasa semakin penting.

Rencana Perjalanan ke Desa

“Kita harus ke rumah Ayah dan Ibu minggu depan, Alfa,” kata Ariana saat makan malam bersama.

Alfatra, yang sedang menyuapi Arsa dengan bubur, mengangguk. “Kamu benar, Ari. Mereka pasti ingin bertemu Arsa. Lagipula, sudah lama kita tidak ke sana.”

Kirana, yang sedang mengunyah ayam gorengnya, langsung berseru, “Aku mau ikut! Di sana ada pohon mangga yang tinggi banget! Aku mau panjat lagi!”

Ariana tertawa kecil mendengar semangat putrinya. “Tapi kali ini jangan panjat terlalu tinggi, ya. Mama takut kamu jatuh.”

Malam itu, mereka mulai mempersiapkan perjalanan. Ariana memastikan semua kebutuhan bayi sudah terkemas rapi, sementara Kirana sibuk memilih mainan yang akan dibawanya. Alfatra memeriksa kondisi mobil, memastikan semuanya siap untuk perjalanan jarak jauh.

Perjalanan yang Penuh Cerita

Di pagi yang cerah, keluarga kecil itu memulai perjalanan mereka menuju desa, yang berjarak sekitar lima jam dari kota tempat mereka tinggal. Di sepanjang jalan, Kirana terus bertanya berbagai hal.

“Papa, kenapa jalan di desa banyak sawah?” tanyanya sambil menunjuk keluar jendela.

“Karena di desa banyak orang yang bekerja sebagai petani, Kak Kirana. Mereka menanam padi supaya kita bisa makan nasi,” jawab Alfatra sambil tersenyum.

Sementara itu, Arsa tertidur lelap di pangkuan Ariana, terbuai oleh gerakan mobil yang stabil.

Perjalanan itu juga diwarnai dengan berbagai momen lucu, seperti saat mereka berhenti di warung kecil untuk membeli makanan ringan. Kirana memilih keripik singkong, sementara Alfatra tidak bisa menahan diri untuk mencicipi es kelapa muda yang dijual di sana.

“Aku suka perjalanan ini, Ma. Seru sekali!” kata Kirana sambil mengunyah keripik.

Ariana mengangguk setuju. “Iya, Kak. Nanti, saat kita sampai, kamu akan lebih senang lagi.”

Disambut dengan Kehangatan

Ketika mobil mereka akhirnya memasuki halaman rumah kakek dan nenek, suasana langsung berubah menjadi penuh kehangatan. Ayah dan Ibu Ariana, yang sudah menunggu di teras, langsung berdiri sambil tersenyum lebar.

“Kirana! Arsa! Kakek dan Nenek sudah tidak sabar menunggu kalian!” seru Ibu Ariana sambil membuka pintu mobil.

Kirana berlari ke arah neneknya, memeluk erat wanita tua itu. “Nenek, aku rindu sekali! Aku mau main di taman belakang!”

Ibu Ariana tertawa kecil sambil membelai rambut cucunya. “Tentu, sayang. Tapi kita makan dulu, ya. Nenek sudah masak makanan kesukaanmu.”

Sementara itu, Ayah Ariana mendekati Alfatra yang sedang menggendong Arsa. “Cucu laki-laki ini tampak sehat sekali. Mirip kamu waktu kecil, Ari,” katanya sambil tersenyum.

Ariana tersenyum hangat. “Arsa memang membawa banyak kebahagiaan, Yah.”

Mengenang Masa Lalu

Malam itu, setelah makan malam sederhana tetapi penuh cinta, mereka semua berkumpul di ruang keluarga. Ayah Ariana bercerita tentang masa kecil Ariana, membuat Alfatra dan Kirana tertawa terpingkal-pingkal.

“Dulu, ibumu itu takut sekali sama ayam. Kalau ada ayam mendekat, dia langsung lari sambil menjerit,” kata Ayah Ariana sambil tertawa.

Ariana menutup wajahnya dengan tangan, malu. “Yah, jangan cerita itu! Alfa nanti menggoda aku terus!”

“Tentu saja aku akan menggoda. Cerita ini terlalu lucu untuk dilewatkan,” jawab Alfatra sambil tersenyum jahil.

Di sudut ruangan, Kirana duduk di pangkuan neneknya, mendengarkan dengan penuh antusias.

“Besok kita ke kebun mangga, ya, Nek? Aku mau lihat ayam juga, tapi aku nggak takut seperti Mama,” kata Kirana dengan nada bangga.

Semua orang tertawa mendengar ucapan Kirana, yang membuat suasana semakin hangat.

Kegiatan di Desa

Keesokan paginya, udara segar desa menyambut mereka. Ariana membantu ibunya memasak di dapur, sementara Alfatra menemani ayah mertuanya membersihkan halaman. Kirana sudah tidak sabar pergi ke kebun mangga, dan Arsa menikmati pagi dengan tidur di keranjang bayi di teras.

Di kebun mangga, Kirana melompat-lompat kegirangan melihat pohon-pohon besar dan buah-buahan yang siap dipetik.

“Papa, aku mau panjat!” katanya dengan semangat.

“Tunggu dulu, Kak. Kita pakai galah saja,” kata Alfatra sambil mengambil alat untuk memetik mangga.

Mereka memetik beberapa buah mangga, dan Kirana tidak sabar mencicipinya. “Ini manis sekali, Pa! Nenek hebat menanam pohon ini.”

Sore harinya, mereka mengunjungi sawah tempat ayah Ariana sering menghabiskan waktu. Kirana terpesona melihat pemandangan hijau yang luas, dan bahkan mencoba mencelupkan kakinya ke lumpur.

“Papa, ini dingin sekali!” katanya sambil tertawa.

Ariana, yang menggendong Arsa, hanya tersenyum sambil mengabadikan momen itu dengan kamera. “Nanti kita bisa tunjukkan foto ini ke Arsa saat dia besar.”

Refleksi di Malam Hari

Malam itu, setelah anak-anak tidur, Alfatra dan Ariana duduk bersama orang tua Ariana di teras. Suara jangkrik dan angin malam membuat suasana terasa damai.

“Terima kasih sudah membawa anak-anak ke sini, Ari,” kata Ibu Ariana. “Kami rindu sekali dengan suasana seperti ini.”

“Kami yang harus berterima kasih, Bu. Di sini, rasanya jauh dari semua kesibukan,” jawab Ariana.

Ayah Ariana mengangguk setuju. “Kehidupan di kota memang melelahkan. Tapi ingat, kebahagiaan ada di mana pun kita berada, selama kita menjaga hubungan dengan keluarga.”

Perkataan itu membuat Alfatra merenung. Ia menyadari betapa pentingnya meluangkan waktu untuk keluarga, tidak hanya untuk anak-anak tetapi juga untuk orang tua.

“Kami akan sering-sering ke sini, Yah, Bu. Anak-anak juga pasti senang,” kata Alfatra sambil tersenyum.

Hari Kepulangan

Setelah tiga hari yang penuh dengan cerita dan kebahagiaan, tiba saatnya untuk kembali ke kota. Kirana tampak sedih meninggalkan desa.

“Nenek, kapan kalian ke rumah kami? Aku ingin menunjukkan kamar baruku,” katanya sambil memeluk erat neneknya.

“Nanti nenek dan kakek akan datang, sayang. Jaga Arsa baik-baik, ya,” jawab neneknya sambil tersenyum.

Arsa, meskipun masih bayi, tampak nyaman berada di pelukan kakeknya. “Kakek tunggu kamu besar, Arsa. Nanti kita main di sawah bersama,” kata kakek sambil tersenyum.

Saat mobil melaju meninggalkan desa, Ariana menatap ke luar jendela dengan perasaan campur aduk.

“Kamu sedih, Ari?” tanya Alfatra sambil meliriknya.

Ariana mengangguk pelan. “Hanya rindu. Rasanya waktu terlalu cepat berlalu.”

Alfatra meraih tangannya, menggenggamnya erat. “Kita akan sering ke sini. Mereka bagian penting dari keluarga kita.”

---

Penutup Bab

Kunjungan ke rumah kakek dan nenek bukan hanya tentang bertemu keluarga, tetapi juga tentang menghargai akar dan warisan yang membawa mereka ke titik ini. Dalam suasana desa yang sederhana, Alfatra dan Ariana belajar untuk melambatkan langkah, menikmati momen kecil, dan mengingat betapa berharganya cinta keluarga.

Bab ini menjadi pengingat bahwa di tengah kesibukan dunia modern, selalu ada tempat untuk pulang, di mana cinta dan kehangatan selalu menanti.

1
☆☆D☆☆♡♡B☆☆♡♡
salam kenal , jika berkenan mampir juga👋👍🙏
☆☆D☆☆♡♡B☆☆♡♡: 👍👍👍💪🙏
AR: salam kenal juga kak, oke kak/Good/
total 2 replies
miilieaa
hay kak... baru baca beberapa bab aku langsung suka /Drool/
miilieaa: salam kenal ya kak 🥰🥰🥰
AR: waaaah terima kasih kakak/Heart/
total 2 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!