Cerita ini berkisah tentang perjalanan ketiga saudara kembar...Miko, Mike, dan Miki dalam menemukan cinta sejati. Bisakah mereka bertemu di usianya yang sangat muda?
Ikuti kisah mereka bertiga ^^
Harap bijak dalam membaca...
Plagiat dilarang mendekat...
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Phine Femelia, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 29
"Fast service juga. Ternyata sudah bangun" pikir Winda.
Winda menerima telepon.
"Hai, Win" kata Mike menyapa.
"Hai. Lo sudah bangun?"
"Sudah"
"Serius lo sudah bangun?"
"Sudah. Kenapa? Lo pasti gak percaya. Gue selalu bangun pagi. Jam 5. Lo gak percaya?"
"Entahlah. Mike, lo sudah baca chat gue?"
"Sudah. Lo mau ketemu di mana? Rumah lo saja?"
"Boleh tapi malam ya? Kalau sore gue mau kerja PR atau tidur"
"Lo tidur sore? Gak siang?"
"Sore"
"OK. Jam berapa gue datang ke rumah lo?"
"Jam setengah 7 gak apa apa? Nanti gue kasih makan, deh"
"Sembarangan. Lo seperti anggap gue binatang piaraan lo"
Winda tertawa pelan.
"Ya...maaf. Gue sekalipun gak pernah menganggap begitu. Lo saja yang berpikir buruk"
Mike tersenyum.
"Sepertinya mood Winda baik. Apa masalahnya sudah selesai?" pikir Mike.
"Gimana?"
"Apa?" tanya Winda dengan berhenti tertawa.
"Masalah lo"
"Makanya gue mengajak lo ketemu untuk itu. Gue mau terima kasih dan...banyak yang mau gue bicarakan. Intinya rasa terima kasih gue"
"Gak perlu. Jadi nanti tujuan gue datang ke rumah lo untuk mengunjungi saja? Gak yang lain?"
"Maksud lo yang lain gimana?"
"Seperti...ngobrol di tempat lain"
"Terserah lo. Pokoknya gue tunggu kedatangan lo"
Mike tersenyum.
"Ya"
"Gue akhiri. Mau siap"
"Ya. Gue juga. Bye"
"Bye"
Mereka mengakhiri telepon.
"Baguslah masalahnya sudah selesai" pikir Mike dengan mengangguk.
"Nanti saja gue chat Kak Fandi. Sekarang sekolah dulu" pikir Winda.
Jam demi jam. Menit demi menit berlalu. Akhirnya Winda pulang sekolah. Mike masih dikejar Bella karena tidak terima hubungannya diakhiri begitu saja.
"Mike, bisa beri alasan yang logis? Menurut aku alasan kamu yang tadi gak masuk akal" kata Bella pelan.
Mike menghela napas.
"Bukankah gue sudah menjelaskan? Kenapa lo masih saja mengejar gue? Kita sudah putus" kata Mike dengan merasa malas.
"Aku gak terima. Masa karena aku terlalu baik kamu memutuskan begitu saja?" kata Bella dengan mengerutkan dahi.
"Kenapa lo minta hal yang rumit? Baiklah. Gue akan jujur"
Bella merasa ingin tahu.
"Lo gak mau diajak itu" kata Mike dengan suara rendah dan menekan suara.
"Itu?" tanya Bella dengan merasa tidak mengerti.
"Masa lo gak paham? Sudahlah gue pulang saja" kata Mike dengan merasa malas.
"Gak. Kamu gak boleh pulang sebelum menjelaskan detail. Aku sungguh gak paham" kata Bella pelan.
"Percuma juga gue menjelaskan. Lo gak akan mau. Berulang kali gue mengajak lo gak mau"
Awalnya Bella merasa tidak mengerti tapi setelah dipikir akhirnya mengerti dan seketika Mike terkejut karena pipinya ditampar sehingga wajahnya berpaling.
"Brengsek loe! Jadi lo pacaran dengan gue cuma karena itu?! Brengsek! Gue berharap suatu hari nanti keadaan akan berbalik kepada lo!" kata Bella marah.
Bella segera berjalan pergi dengan merasa benci dan Mike melihat kepergian Bella dengan santai.
"Pipi gue memang sedikit nyeri tapi gue senang bisa bebas dari dia. Percuma dipertahankan" pikir Mike dengan pikiran nakal.
Mike mengelus sebentar pipinya yang ditampar dan berjalan pergi.
Winda : Kak Fandi, apa kabar?
Menunggu angkot Winda coba chat Fandi. Handphonenya berbunyi tanda chat masuk. Winda membuka dan dipikir dari Fandi tapi ternyata Mike.
Mike : Lo sudah pulang?
Winda : Sudah. Lo?
Mike : Sudah. Lagi di mana?
Winda : Gue masih menunggu angkot
Mike : Gimana kalau gue jemput saja? Gue akan mengantarkan lo pulang
Winda : Maksud lo gue disuruh menunggu loe datang agak lama?
Mike : Gak lah. Kalau menyetir gue cepat
Winda : Apa lagi begitu? Lo mau jadi pembalap menyetir dengan kecepatan tinggi?
Mike : Aman. Lo tenang saja
Winda : Gak mau. Kalau sampai terjadi sesuatu dengan lo gue yang merasa bersalah
Mike : Lo gak perlu khawatir. Gue baik-baik saja"
Winda : Artinya lo sering menyetir dengan kecepatan tinggi? Ini angkot sudah datang. Bye
Mike merasa kecewa. Pukul 15.00. Winda melihat belum ada balasan chat dari Fandi. Justru Mike yang chat dirinya.
Mike : Nanti malam jadi, bukan?
"Kenapa cerewet sekali? Kalau batal gue pasti beritahu" pikir Winda dengan menghela napas.
Winda sengaja tidak membuka isi chat. Nanti ketahuan dan protes kalau tidak dibalas.
"Kenapa Kak Fandi belum balas?" pikir Winda pelan.
Winda : Kak Fandi, aku mau bicara penting. Aku telepon saja ya? Tolong diterima. Tentang Kak Devie
Akhirnya Winda telepon Fandi dan justru diterima.
"Kalau begini diterima. Apa karena gue bicara kalau tentang Kak Devie?" pikir Winda.
Jujur dalam hatinya sedih tapi berusaha ditepis karena memikirkan tujuan telepon Fandi.
"Kak Fandi?"
"Ya. Kenapa?"
"Kak Fandi acuh" pikir Winda pelan.
"Aku mau minta maaf. Aku sudah sadar kalau salah. Aku..."
"Kamu gak perlu minta maaf" potong Fandi.
Winda merasa heran.
"Gimana gak? Aku yang membuat kalian bertengkar. Aku..."
"Bukankah kamu senang kalau hubungan kami berakhir?" potong Fandi.
Winda terkejut.
"Apa? Maksudnya?"
Fandi berpikir.
"Apa Devie gak menceritakan apapun?" pikir Fandi pelan.
"Hubungan kami sudah berakhir jadi kamu gak perlu lagi bicara tentang Devie"
"Kak Fandi, sebentar. Tolong dengar aku. Apa aku bisa tahu alasan Kak Devie mengakhiri? Kalau benar karena aku pasti semakin merasa bersalah"
"Entahlah. Seketika mengakhiri begitu saja tanpa bicara apapun langsung pergi" kata Fandi pelan.
Winda berpikir.
"Kak Fandi mau menyerah begitu saja? Yakin?"
"Kenapa? Kamu mau maju kalau aku menyerah untuk Devie?" tanya Fandi menyindir.
"Gak. Kak Fandi harus percaya aku kalau aku sudah ikhlas tentang hubungan kalian"
"Kamu pikir aku gak usaha? Aku berulang kali datang ke rumah kamu dan Devie menolak lewat Pak Sugi. Aku telepon juga ditolak"
"Gimana ketika di kampus? Kak Fandi ada kesempatan"
"Menghindar dari aku terus. Sudahlah, Win. Mungkin memang Devie sudah gak mau"
"Semuanya harus dibicarakan. Kak Fandi sungguh gak mau tahu alasan sebenarnya?"
"Kamu tahu sesuatu, Win?"
Winda berpikir sebentar.
"Aku bantu. Gimana?"
"Gak perlu. Sudahlah. Kalau memang Devie masih mau bersama aku dia juga usaha untuk datang tapi justru menghindar"
"Tolong terima bantuan aku. Aku ikut andil dalam berakhirnya hubungan kalian. Setidaknya biarkan aku menebus kesalahanku. Kita usaha untuk membuat Kak Devie kembali dengan Kak Fandi. Aku janji kalau memang Kak Devie gak mau kembali gak akan memaksa Kak Fandi lagi tapi satu sisi aku yakin ada harapan dari Kak Devie"
"Gimana bisa kamu yakin? Kamu gak paham Devie sudah menolak aku berulang kali"
"Kak Devie masih cinta Kak Fandi"
"Dari mana kamu tahu? Apa Devie masih cerita?"
"Bukan. Kadang Kak Devie masih melamun dan murung. Masalah kami sudah selesai. Aku sudah menyesal dan Kak Devie memaafkan jadi hal yang membuat dia murung apa lagi? Apa karena masalah kampus, Kak?"
Fandi berpikir.
semangat💪