Risty Azalea, gadis cantik yang berasal dari keluarga sederhana bertekad merubah hidupnya menjadi wanita yang sukses dan dihormati semua orang, tapi siapa sangka kisah asmaranya tidak semulus karirnya saat ini. Dia malah jatuh cinta pada Bima Arya Dalwyn, seorang laki-laki menyebalkan dan bermulut tajam yang tidak menyukainya sama sekali. Penasaran kan bagaimana lika-liku perjalanan kisah cinta mereka? Yuk ikuti terus kisah mereka, jangan lupa beri like dan komen ya kesayangan!😍😍
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ocha Zain, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 35.Balada Cinta Asisten Tomboy (Part 2)
Pagi itu seperti biasa, Risty berangkat ke kantornya. Hatinya begitu lega, senyumnya mengembang tiada henti saat perjalanan ke kantor. Dia begitu bahagia karena tidak berpura-pura lagi, tidak berpura-pura manis didepan Bima dan tidak berpura-pura harmonis didepan semua orang.
Saat Dia sampai di kantornya, Yona telah berada di depan ruangannya. Mondar-mandir dengan hati sedikit gelisah.
"Ada apa?" ucap Risty menghentikan aktivitas Yona.
"Boss aku ingin bicara!"
"Oke, ayo masuk ke ruanganku!"
Risty duduk di kursi kebesarannya dan Yona duduk di sofa seperti biasa.
"Boss apa besok aku boleh ajuin cuti?" ucap Yona ragu-ragu.
Sebenarnya dia meminta ijin cuti pada Risty minggu depan, tapi ternyata kekasihnya batal cuti minggu depan. Terlalu banyak pekerjaan di tanggal muda untuk seorang manager keuangan, jadi dia diijinkan cuti mulai minggu ini.
"Jadi besok berangkatnya ke Surabaya?" tanya Risty dan Yona pun mengangguk.
"Ya udah berangkat aja! Aku doakan ada kabar baik sepulang dari rumah calon mertua," ucap Risty tersenyum manis.
"Amiinnn! Terimakasih banyak Boss! Kamu emang selalu yang terbaik!"
Yona mendekati Risty dan memeluknya, dia selalu bersyukur telah dipertemukan dengan sahabat sekaligus atasan yang cantik dan baik hati itu.
"Nggak papa kan aku tinggal sendiri sementara Boss? Jangan ngelamun sendirian ya Boss! Kalo pengen maen coba hubungi Tuan Gibran pasti dengan senang hati dia menemanimu," goda Yona terkekeh.
"Ogahh! Mending aku jalan ke Mall sama mama daripada jalan sama Gibran. Bisa-bisa dia sok ke-GR an! Dia tahu aku udah cerai aja tiap malam selalu nelpon, tapi nggak aku angkat! Aku males!"
"Kan lumayan Boss daripada nggak punya gebetan! Tuan Gibran kan manis Boss, perhatian lagi! Kurang apa coba?"
"Tau ah! Bodo amat!"
Yona hanya terkekeh melihat tingkah Bossnya, lalu mereka melanjutkan pekerjaan mereka masing-masing.
Saat jam makan siang, seperti biasa mereka berdua makan siang di cafe langganan mereka.
"Eh kamu punya hutang cerita lho sama aku! Aku masih penasaran soal Rizal yang ngelamar kamu waktu itu!" tanya Risty dengan antusias.
Kemudian Yona mulai menceritakan beberapa hal yang terjadi pada beberapa Minggu lalu.
*Flashback On
Malam itu Rizal benar-benar takjub dengan penampilan baru Yona. Dia memang sudah berpacaran dengan Yona sejak mereka kuliah. Tapi dia tidak pernah melihat tampilan Yona yang cantik dan feminim, karena dari awal Rizal menerima apapun yang membuat Yona nyaman.
"Beb, kamu cantik banget," ucap Rizal sembari memandang wajah Yona tanpa berkedip.
"Udah ke-15 kali kamu bilang gitu! Aku bosen!" ucap Yona dengan gaya cuek. Padahal hatinya sedang berbunga-bunga.
"Beruntung banget ya kita punya Boss baik kayak gitu! Liat aja kamu diubahnya jadi princess gini, aku sampe ngerasa ini kayak mimpi lho ini beb!"
"Elah makin lebay dia! Risty Boss aku bukan Boss kamu!"
"Iya! aku anggap dia Bossku juga karena jarang ada atasan seperti dia!"
"Iya deh terserah!"
"Lagian aku ini nggak lebay sayang, aku beneran suka banget kamu yang kayak gini! Bikin aku nggak pengen ngeliat yang lain lho beb!"
"Ohh jadi selama ini sukanya liat yang lain juga?" ucap Yona pura-pura marah.
"Isshh! Salah lagi aku ini! Cuma kamu aja yang aku suka sayang! Nggak ada yang lain sumpah!" ucap Rizal kemudian mengeluarkan kotak bludru berwarna merah dari sakunya.
Lalu seorang pelayan laki-laki membawakan buket bunga mawar merah pada Rizal. Sedangkan Yona hanya menatap semua pergerakan pacarnya tanpa mengeluarkan kata-kata lagi.
Rizal berdiri di depan Yona lalu tiba-tiba berlutut menyodorkan kotak bludru berwarna merah yang berisi cincin di tangan kirinya dan bucket mawar di tangan kanannya.
"Yona, maaf jika selama ini membuatmu menunggu tanpa kepastian. Tapi tidak terbesit dibenakku untuk berpaling darimu, karena seluruh hatiku hanya terisi oleh kamu. Tidak ada seorangpun yang begitu tulus dalam hidupku kecuali kamu, hanya kamu yang selamanya aku inginkan dan aku ingin bahagiakan. Jadi maukah kamu menua bersamaku dalam suka maupun duka?"
Ucapan Rizal membuatnya meneteskan airmata sekaligus terkejut, dia tidak menyangka setelah sekian lama menunggu akhirnya kekasihnya melamarnya juga. Perasaannya begitu campur aduk tidak karuan, dia sangat bahagia sekaligus takut. Takut kedua orangtua Rizal tak merestui hubungan mereka, tapi dia berjanji pada hatinya akan berjuang agar mereka tetap bersama.
"Beb?" Rizal membuyarkan lamunan kekasihnya.
"Iya aku mau! Aku mau kita menua bersama dalam suka maupun duka. Maaf aku bukan tipe wanita yang romantis, aku nggak bisa berkata-kata indah seperti yang kamu ucapan barusan. Terimakasih untuk ungkapan cinta kamu! Aku mencintaimu sayang!" ucap Yona lalu memeluk kekasihnya.
"Sama-sama sayang! Aku juga mencintaimu!"
Kemudian mereka dinner romantis dan ngobrol seperti biasanya dan diakhir perbincangan mereka, Rizal memutuskan agar mereka mengambil cuti bersamaan dan dia akan mengajak Yona kembali ke kampung halamannya untuk meminta restu kepada orangtua Rizal.
*Flashback Off
"Duhh romantis banget sih kalian! Aku jadi iri! Aaahhhh mau dilamar juga!" ucap Risty sembari memukul manja lengan Yona.
Sedangkan Yona hanya terkekeh melihat tingkah Bossnya yang lucu itu.
"Sabar ya Boss! Aku yakin suatu saat kamu juga akan menemukan kebahagiaanmu sendiri, semangat donk!" Yona menyemangati.
"Iyes! Aku semangat kok! Kamu tenang aja, walaupun aku belum dapetin orang yang tepat tapi aku bahagia dengan hidupku sekarang karena keluargaku sangat menyayangiku," Risty tersenyum dan Yona pun menggangguk.
***
Keesokan paginya Yona telah berada di pesawat bersama kekasihnya, hanya perlu beberapa jam saja mereka telah sampai di kediaman orangtua Rizal dengan menaiki taksi online yang mereka pesan saat turun dari pesawat.
Penampilan Yona sangat berbeda lagi hari itu, sore sepulang kerja dia memutuskan ke salon hanya untuk membuat rambutnya panjang mendadak sampai punggungnya dan tak lupa juga bulu mata palsu yang natural agar matanya terlihat lebih cantik dan lentik. Dia hanya ingin penampilannya terlihat sempurna dimata calon mertuanya.
"Tok.. tokk!"
"Assalamualaikum.."
Rizal mengetuk pintu rumah ibunya dan mengucapkan salam.
Sesaat kemudian seorang paruh baya yang begitu dia sayangi, membukakan pintu rumahnya dan menyambutnya dengan bahagia.
"Wa'alaikumsalam.. Rizal awakmu mulih le? Ibuk kangen karo awakmu, ayo kene melbu!" ucap Bu Desi, ibu Rizal.
*(Kamu pulang nak? ibu kangen sama kamu, ayo sini masuk!)
"Nggeh buk! Kulo ndugi, ibuk dos pundi kabare?" tanya Rizal pada ibunya.
*(Iya Bu! Saya datang, ibu gimana kabarnya?)
"Alhamdulillah aku sehat, bapak yo sehat, semua sehat!"
"Alhamdulillah Buk!"
Bu Desi terlalu fokus pada putranya sehingga dia tidak begitu memperhatikan ada orang lain dibelakang putranya. Saat Yona sedikit bergeser dari punggung Rizal, Bu Desi melihatnya dan bertanya pada putranya.
"Lho iki sopo zal? Kok gak mok kenalno ibuk se?"
*(Lho ini siapa Zal? Kok nggak kamu kenalkan ibu sih?)
"Lho ibuk supe nggeh, niki kan pacar kulo buk! Seng nate kulo ajak mriki, seng namine Yona,"
*(Lho ibu lupa ya, ini kan pacarku Bu! Yang pernah aku ajak kesini, yang namanya Yona)
Mendengar ucapan putranya Bu Desi mendadak terkejut, Yona yang dulu pernah putranya kenalkan padanya adalah gadis tomboy berambut pendek. Gayanya seperti laki-laki tapi wajahnya imut dan cantik. Bu Desi dan Pak Budi suaminya, sempat menentang hubungan mereka karena penampilan Yona yang seperti laki-laki.
"Assalamualaikum Bu.. Apa kabar Bu?" ucap Yona tersenyum manis dan membuat Bu Desi tersadar dari lamunannya.
"Wa'alaikumsalam.. Alhamdulillah ibu baik-baik saja! Ayo sini duduk dulu,"
Akhirnya mereka duduk bertiga dan melanjutkan perbincangan mereka.
"Eh ini beneran Yona yang dulu pernah kesini?" tanya Bu Desi blak-blakan.
"Iya Bu, saya benar-benar Yona yang pernah kesini beberapa bulan lalu bersama putra ibu," Yona tersenyum malu.
"Duh Gusti kok jadi cuantik gini sih! Ibu sampek pangling lho!"
Bu Desi yang dulu begitu sinis dengannya, kini berubah seratus delapan puluh derajat karena melihat penampilan barunya. Jika dulu bukan karena Risty yang memaksanya untuk berubah mungkin sampai saat ini ibu Rizal masih tidak menyukainya.
"Makasih banyak Boss! Berkatmu aku dipuji sama camer nih!" ucapnya dalam hati.
"Ah ibu bisa aja! Saya masih tetep sama kok Bu, cuma bedanya kalo sekarang rambutnya jadi panjang,"
"Tapi Ibu suka kamu yang seperti ini! Oia kalian istirahat aja dulu pasti capek kan habis perjalanan jauh, biar ibu masakin makan siang buat kalian,"
"Terimakasih Bu, Oia biar saya bantu masak ya Bu?" tawar Yona.
"Ndak usah nak! Kamu santai-santai aja dulu dirumah ibu, biar Rizal mengantarkan kamu untuk beristirahat di kamar Dea."
Dea adalah adik kedua Rizal yang duduk di kelas 2 SMA. Rizal memilik tiga adik, yang pertama Farid kuliah semester dua, yang kedua Dea kelas 2 SMA dan yang paling kecil Firman kelas 3 SMP.
"Baik Bu, terimakasih!"
Dan Bu Desi membalasnya dengan anggukan dan senyumannya.
Saat sore tiba, semua keluarga telah kumpul di rumah termasuk suami Bu Desi dan ketiga putranya yang masih sekolah dan kuliah.
Sebelum Yona dan Rizal berbincang basa-basi pada Bapak Rizal, Pak Budi. Dan Yona juga membagikan semua oleh-oleh yang dia bawanya untuk semua keluarga Rizal dan mereka begitu bahagia menerima oleh-oleh itu. Beberapa saat kemudian membicaraan menjadi serius saat Rizal mengajak ibunya duduk bersama mereka.
"Bapak.. Ibuk! Pasti kalian sudah menebak kan kepulangan ku kesini karena apa? Tujuanku masih sama Pak, Bu! Aku ingin meminta restu pada kalian untuk melangkah ke jenjang yang lebih serius bersama Yona, apa bapak dan ibuk sudi memberikan restu untuk kami?" ucap Rizal dengan mantab dan yakin.
"TIDAK!" seru Pak Budi dengan suara meninggi.
btw thanks thor udah up 2 uluh" sarangheo thor semngaaat trus thor up satu" ngak papa thor asal jngan lama" thor