Mencintai atau dicintai?
Tapi kenyataannya memang tidak seindah dalam khayalan.
Antara mementingkan perasaan atau ego yang didahulukan.
Tapi cinta memang tidak pernah salah. Karena cinta bisa hadir di hati siapapun , kapanpun , dan di manapun.
Entah itu di sengaja atau tidak disengaja , cinta akan bersemi walaupun terpaksa.
Tapi , bagaimana dengan cinta yang terpendam?
Ego yang tinggi itu apakah bisa terhempas oleh kekuatan cinta?
Let's go , follow my story...
Dan kamu akan tau , betapa rumitnya kisahku.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon ErvhySuci, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Eps 029 Day 4
Acara pernikahan adat Jawa memang sangat khas sekali. Jujur saja , prosesi pernikahan yang dilakukan di depan matanya itu membuat Aera merasakan sesuatu. Entah apa , rasanya seolah membuatnya merasa bahwa mungkin kehidupan setelah pernikahan akan jauh lebih menyenangkan.
Apalagi , menikah dengan seseorang yang cintanya melebihi rasa cintanya sendiri. Alangkah bahagianya setiap hari akan terus bersama-sama menjalani kehidupan yang penuh makna.
Aera melihat acara yang sedang berlangsung. Di mana sang pengantin lelaki telah mengucapkan kalimat yang teramat sakral itu di depan penghulu dan ayah dari wanita yang di cintainya.
Suasana haru dan bahagia menjadi satu. Mempelai wanita tampak meneteskan air matanya pada saat penghulu mengucapkan doa-doa penuh makna itu.
"Besok kalau kamu menikah , kamu pasti cantik sekali dengan riasan khas Jawa seperti itu." ucap ibu Hanum pada sang putri yang membuat Aera tersipu.
"Ibu bisa aja. Aera masih lama nikahnya. Duit Aera belum banyak hehehe..." ucap Aera dengan tawanya yang membuat sang ibu tersenyum.
"Memangnya kamu mau ngumpulin uang sampai berapa banyak ?" ucap ibu Hanum.
"Ya kira-kira sampai cukup buat keliling dunia Bu." ucap Aera dengan santainya.
"Kamu ini ada-ada aja. Jangan lama-lama nak. Lagipula umur kamu udah pas kok buat nikah. Nggak terlalu muda." ucap ibu Hanum yang membuat Aera mati kutu dibuatnya.
"Ibu jangan begitu , biarkan Aera menikmati masa mudanya dulu. Mungkin Aera masih mau bebas dengan dunianya sendiri." ucap sang ayah yang membuat Aera tersenyum.
"Iya yah , tapi anaknya temen ibu itu seumuran Aera udah ada yang menikah kok. Nggak apa-apa kalau Aera juga udah mau nikah juga." ucap ibu Hanum.
"Aduh ibuk , udah deh. Nanti kalau udah waktunya ya pasti aku bakal nikah juga kok. Ibu nggak perlu khawatir." ucap Aera dengan tersenyum.
"Baiklah , ibu akan tunggu kabar baiknya. Kamu mau ikut foto nggak?" ucap ibu Hanum sembari melihat pengantin berfoto bersama keluarga dan sahabatnya.
"Nggak deh Bu. Ibu aja." ucap Aera.
"Ayo kita kesana aja kalau gitu , kita ucapkan selamat ke mereka." ucap ibu Hanum dengan menarik lengan Aera .
"Habis itu kita pulang kan?" ucap Aera.
"Ya kalau mau pulang ya nggak apa-apa. Mau duduk lagi juga boleh." ucap ibu Hanum.
"Kita pulang aja kalau gitu." ucap Aera.
"Ya udah kita pamit dulu. Ayo yah." ucap ibu Hanum yang kemudian lekas berdiri.
Aera pun mengikuti ibunya naik ke atas panggung. Ia bersalaman dengan orang tua pengantin lelaki.
"Selamat atas pernikahan kalian ya." ucap Aera pada saat bersalaman dengan Diana.
"Eh bentar deh. Aera ya? Ya ampun nggak nyangka banget kalau kamu datang. Kata Tante Hanum kamu di Jakarta." ucap Diana dengan bahagia.
"Iya aku kerja di Jakarta. Kebetulan aku pas pulang , jadi ya ikut aja kesini." ucap Aera.
"Makasih banyak ya Ra udah kesini. Tante sama om ayo kita foto dulu dong." ucap Diana yang justru mengajak untuk berfoto bersama.
Ayah ibu serta Aera , kedua mempelai dan orang tua Diana berada pada satu frame. Fotografer pun berhasil mengambil sebuah foto yang sempurna.
"Kalau gitu aku balik dulu ya. Sekali lagi selamat ya semoga kalian bahagia selalu." ucap Aera dengan tersenyum.
" Iya Ra thank you ya. Makasih banyak. Hati-hati di jalan." ucap Diana dengan tersenyum.
Aera beserta ayah dan ibunya pun turun dari panggung dan berjalan keluar.
Ayah dan ibunya pun duduk di kursi depan , sedangkan Aera masuk ke kursi belakang. Ayah Aera pun mengemudikan mobilnya dengan perlahan menuju jalan raya untuk kembali pulang rumah.
Sepanjang perjalanan , perasaan Aera tidak menentu. Rupanya sang ibu benar-benar mengharapkan dirinya untuk segera menikah.
Andai saja Derry mengetahui hal itu , sudah pasti lelaki itu akan langsung menemui ayah dan ibunya untuk meminta izin menikah.
Dan dalam waktu yang singkat , ia akan segera di nikahi oleh lelaki tampan itu. Ah sial sekali ! Otaknya benar-benar melayang memikirkan sesuatu yang mengusik ketenangannya itu.
Kini tampaknya ia sedang tidak baik-baik saja. Ia merindukan lelaki itu. Tatapan matanya , senyumnya , suaranya , dan perlakuannya bahkan sentuhannya. Ia rindu sekali dengannya. Ingin sekali rasanya ia cepat bertemu dan menepis rasa rindu di hatinya.
"Besok pesawat nya berangkat jam berapa nak?" ucap ibu Hanum sembari menoleh ke belakang.
Aera pun tersadar dari lamunannya yang panjang.
"Aku dapat tiket sore Bu , tadinya mau pagi tapi udah habis. Terbang jam tiga sore besok." ucap Aera dengan tenang.
"Ya udah nggak apa-apa , begitu sampai kontrakan kan kamu bisa langsung istirahat." ucap ibu Hanum dengan tersenyum.
"Iya sih Bu. Oh iya Bu , aku mau cari oleh-oleh buat deh. Apa ya Bu yang bagus buat dibawa?" ucap Aera.
"Cari makanan aja , banyak banget macem-macem jenisnya. Gimana kalau nanti sore aja kita pergi." ucap ibu Hanum.
"Boleh Bu. Ya udah nanti sore temenin aku ya." ucap Aera.
"Iya , ibu tau pusat oleh-oleh yang lengkap. Kamu bisa bebas pilih yang mana aja." ucap ibu Hanum dengan tersenyum.
"Oke Bu , buat Viona sama teman kantor aku Bu. Besok kalau aku udah balik kerja pasti nanyain oleh-oleh." ucap Aera bercerita.
"Iya sih emang udah biasa kayak gitu. Nggak apa-apa nanti ibu belikan." ucap ibu Hanum.
"Eh nggak Bu , nggak perlu. Ibu cukup temenin aku aja bantuin pilih mana yang cocok aku bawa." ucap Aera.
"Memangnya kenapa ? Ini kemauan ibu sendiri , nggak apa-apa dong ibu yang bayarin." ucap ibu Hanum.
"Enggak ibu. Nggak usah. Aku akan bayar sendiri. Ya udah kalau gitu nanti aku pergi sendiri aja. Ibu di rumah aja." ucap Aera.
"Ya udah kali Bu , Aera berarti udah jadi orang kaya sekarang. Bersyukur aja Bu." ucap sang ayah dengan tersenyum.
"Ya nggak gitu juga yah , uang aku cukup kok. Buat ongkos aku balik ke Jakarta pun masih ada. Jadi ayah sama ibu jangan khawatir , oke." ucap Aera dengan tersenyum.
"Heumm anak ayah memang hebat. Kamu jadi perempuan yang mandiri nggak nyusahin orang tua. " ucap ucap ayah Aera dengan bangga.
"Rasanya cepet banget besok kamu udah mau balik ke Jakarta. Ibu masih pengen kamu ada di rumah loh nak." ucap ibu Hanum dengan menoleh ke belakang memandang putrinya yang cantik itu.
"Ah ibu , ya mau gimana lagi kan aku harus kerja Bu. Aera juga masih pengen ada di rumah tapi kerjaan aku juga nggak bisa di pindah ke sini." ucap Aera dengan tersenyum.
"Iya nak ibu tau pekerjaan kamu memang penting. Ya udah nggak apa-apa , yang penting jangan lama-lama pulangnya lagi ya." ucap ibu Hanum dengan tersenyum.
"Iya Bu , akan aku usahakan nantinya." ucap Aera dengan tenang.
Tak terasa , mobil yang di kemudikan ayahnya itu ternyata sudah sampai di depan pintu gerbang. Sang ayah pun turun sebentar untuk membuka gerbang itu.
Mobil masuk ke dalam garasi dengan sempurna. Aera serta ibu dan ayahnya turun dan masuk ke dalam rumah.
Aera langsung naik ke kamarnya , rasanya gerah sekali seluruh badannya. Mungkin dengan mandi , rasanya akan sangat menyegarkan.
...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...
...Next......