"Aku mau kita bercerai mas!." ucap Gania kepada Desta dengan sangat lantang.
"Aku dan adikmu tidak mempunyai hubungan apa-apa Gania?." Desta mencoba ingin menjelaskan namun Gania menolak.
"Tidak ada apa-apa? tidur bersama tanpa sehelai kain apapun kamu bilang tidak ada hubungan apa-apa, apa kamu gila?."
"Bagaimana kita akan bercerai, kamu sedang hamil?."
"Aku akan menggugurkan anak ini!." Gania yang pergi begitu saja dari hadapan Desta.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Dwi cahya rahma R, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 9
Tuan Maxim sudah beranjak berdiri saat melihat dokter Agus sudah pergi dari rumahnya. Tuan Maxim menjadi malas menatap wajah siluman ular yang menjelma menjadi istrinya tersebut.
"Ayah mau kemana? mau mama buatkan kopi?." nyonya Dewi yang menawarkan sebuah kopi kepada suaminya.
"Tidak.. aku hanya ingin istirahat saja." jawab tuan Maxim tanpa menatap ke arah istrinya.
Nyonya Dewi seketika juga beranjak berdiri untuk membantu suaminya berjalan."Tidak usah.. aku bisa jalan sendiri." tuan Maxim yang menolak bantuan dari nyonya Dewi.
Nyonya Dewi yang mendapat penolakan dari suaminya seketika melepaskan tangannya dari tuan Maxim. Beberapa langkah tuan Maxim jalan, tiba-tiba salah satu security yang ada di depan rumah masuk ke dalam rumah.
"Lapor tuan." ucap security bernama Daniel.
"Ada apa?." tanya tuan Maxim.
"Di depan ada pak Sholeh dan ibu Mira tuan." ucap Daniel lagi.
Nyonya Dewi serta tuan Maxim yang mendera orang tuan Desta datang ke rumah tersebut Seketika terkejut, karena tidak bisanya orang tua Desta datang ke rumah besannya.
"Suruh mereka masuk." perintah tuan Maxim.
"Baik tuan." Daniel yang kembali berjalan keluar rumah.
Tidak lama pak Sholeh dan ibu Mira pun masuk ke dalam rumah, dengan pakaian sederhana. Pasalnya pak Sholeh dan ibu Mira adalah orang desa. Bahkan dari keluarga berkecukupan. Bukanlah orang kaya seperti besannya yaitu tuan Maxim. Namun tuan Maxim dan pak Sholeh adalah teman dekat sewaktu mereka dulu bekerja di luar pulau. Dan akhirnya memutuskan untuk menjodohkan anak mereka. Awalnya tuan Maxim ingin menikahkan Desta dengan Vania, bukan dengan Gania, namun ternyata Desta lebih menyukai Gania di bandingkan Vania putri tirinya.
"Assalamualaikum tuan Maxim dan nyonya Dewi." ibu Mira yang memberi salam kepada kedua besan nya.
"Waalaikumsalam, tumben mbak Mira dan mas Sholeh ke sini?." tanya nyonya Dewi menatap ke arah mereka.
"Iya ni nyonya.. saya dan mas Sholeh datang ke sini untuk bertemu dengan Gania, katanya dia tinggal di sini sekarang, dan dengar-dengar Gania menantu saya sudah hamil, apakah itu benar?." tanya ibu Mira.
Tuan Maxim yang mendengar ucapan ibu Mira sedikit terkejut. "Gania hamil? bukankah Gania akan bercerai dengan Desta? mana mungkin hamil." ucap tuan Maxim di dalam hati.
"Loh.. saya tidak tahu jika Gania hamil mbak.. karena Gania juga tidak bilang apa-apa kepada kita, kalau memang benar-benar hamil, seharusnya dia sudah cerita kepada kita, ya kan yah?." nyonya Dewi yang menatap ke arah suaminya.
Tuan Maxim yang mendengar ucapan nyonya Dewi hanya diam. "Gania tidak hamil, mungkin kalian hanya salah informasi saja." ucap tuan Maxim.
"Tapi anak saya Risma memberi tahu kami, bahwa Gania istri abangnya sudah mengandung tuan." ucap ibu Mira lagi.
"Tidak.. saya juga tidak mengharapkan putri saya hamil dengan Desta." ucap tuan Maxim. "Gania tidak hamil, justru Gania sedang mengurus perceraian mereka berdua."
"Proses perceraian? apa maksud kamu Maxim?." tanya pak Sholeh.
"Iya.. sebentar lagi Gania dan Desta akan bercerai, karena Gania menggugat cerai lebih dulu kepada Desta."
"Apa? memang kenapa?." tanya pak Sholeh lagi.
"Anak mu itu tidak tahu diri, sudah di kasih pekerjaan yang tetap, apartemen yang bagus, mobil bagus.. uang banyak, namun dia justru malah meniduri putri tiri saya, yaitu Vania." jelas tuan Maxim.
Pak Sholeh dan ibu Mira yang mendengar ucapan dari tuan Maxim, kembali terkejut.
"Apa kamu tidak salah Maxim? tidak mungkin anakku seperti itu, aku sangat mengenal anakku. Dia sangat mencintai Gania, mana mungkin dia seperti itu, apa lagi anakku tidak menyukai anak tiri mu Vania." pak Sholeh yang tidak terima jika putra sulungnya di tuduh yang tidak-tidak.
"Kamu tidak percaya dengan ucapanku?.' tanya tuan Maxim.
"Jelas tidak, karena aku tahu betul seperti apa Desta."
Tuan Maxim seketika langsung berteriak."Vania... Vania.." teriak tuan Maxim memanggil Vania yang sedang berada di dalam kamar.
Vania yang mendapat panggilan dari sang ayah seketika langsung keluar dari dalam kamar. Vania yang mendengar teriakan sang ayah yang begitu kencang seketika terkejut. Pasalnya Vania tidak pernah mendengar suara ayahnya sekeras itu memanggilnya.
"Iya yah.. " Vania yang berlari ke arah tuan Maxim.
Vania yang melihat ke hadiran kedua orang tuan Desta seketika juga terkejut. Tidak biasanya orang tua Desta datang dari desa ke Jakarta.
"Eh om Sholeh dan tante Mira, selamat datang om dan tante." Vania yang tersenyum ke arah mereka, dan ibu Mira pun juga tersenyum ke arah Vania, namun tidak dengan pak Sholeh, beliau hanya diam menatap ke arah Vania.
"Vania.. jelaskan kepada mereka bahwa Desta sudah meniduri mu, agar mereka percaya." perintah tuan Maxim.
Vania seketika berbicara saat mendapat perintah dari tuan Maxim."Iya om dan tante, apa yang di bilang ayah memang benar. kalau kak Desta sudah meniduri saya beberapa kali."
"Lalu kenapa kamu mau?." tanya pak Sholeh. "Padahal jelas-jelas kamu tahu, kalau Desta sudah mempunyai istri yaitu kakak mu sendiri." tiba-tiba pak Sholeh yang menjadi emosi.
"Pak.. rendahkan nada bicara mu, kamu sedang berbicara dengan Vania, itu tidak sopan." ibu Mira yang mengusap punggung suaminya.
"Ucapan bapak kan benar bu.. kalau mereka tidak sama-sama mau, pasti tidak akan terjadi perselingkuhan di antara mereka." ucap pak Sholeh menatap istrinya.
"Jaga ucapan mu mas, putri ku sudah menolak, namun Desta selalu memaksanya." nyonya Dewi yang tidak terima jika anaknya di tuduh yang tidak-tidak. Walaupun dia sebenarnya tahu, kalau anaknya dan Desta memang suka sama suka bercocok tanam.
"Tidak mungkin mbak, pasti di antara mereka ada yang saling menggoda, dan akhirnya menjalin hubungan." ucap pak Sholeh lagi kepada nyonya Dewi.
"Ya itu anakmu yang menggoda, laki-laki tidak tahu di untung, udah dapet kakaknya malah ngembat adiknya juga, dulu katanya tidak suka sama Vania, saat Vania ingin ku jodohkan dengannya, tapi kenapa sekarang di tiduri juga." sahut tuan Maxim.
"Mungkin Vania juga menggodanya Maxim.." ucap pak Sholeh. "Mana ada kucing menolak jika di kasih ikan."
"Jadi menurutmu putriku semurah ikan?." tanya nyonya Dewi kepada pak sholeh.
"Sudah Pak.. sudah.." ibu Mira yang mencoba menenangkan suaminya.
"Anak itu memang kurang ajar, harus aku beri pelajaran." ucap pak Sholeh lalu berjalan pergi begitu saja keluar dari rumah.
"Pak.. mau kemana?." teriak ibu Mira.
"Menemui anakmu, kemana lagi?." jawab pak Sholeh.
Kini pak Sholeh sudah masuk ke dalam mobil buntut yang selalu ia pakai kemana-mana. Di dalam mobil pak Sholeh segera menghubungi Desta.
"Di mana anak itu? akan ku penggal kepalanya jika bertemu." ucap pak Sholeh yang merasa kesal.
banysk yg antri.