Dibuang karena Ramalan ... Kembali karena Dendam.
Novel ini mengisahkan tentang seorang putra dari Kaisar Langit yang hendak dibunuh oleh ayahnya sendiri karena suatu ramalan. Beruntung, sebelum anak itu berhasil di bunuh, dia di bawa pergi oleh seorang pria tua dan menyembunyikannya di alam Tengah.
Zhang Ziyi namanya...
Hari-hari dia lalui dengan penuh kemalangan dan kesialan. Hingga pada suatu ketika, kesialan itu membawa dia pada sebuah goa, dimana di situlah keberuntungannya ia temukan. Dari situ pula lah dimulainya suatu perjalanan. Perjalanan Menjadi Yang Terkuat Diantara Yang Terkuat... Perjalanan Menggulingkan Kaisar Langit....
"Aku Zhang Ziyi... Seorang Putra dari Kaisar Langit, akan kembali ke alam atas... Menemui kaisar langit dan Menggulingkan Kaisar Langit... Mereka yang menghalangi jalanku, akan ku tebas dengan Pedang Naga Langit!!" ~Zhang Ziyi.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Rahmat Kurniawan, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Ch. 9 ~ Kembali Menemukan Ruangan.
Sekeras apapun Zhang Ziyi berusaha mengangkat pedang Naga Langit, namun tetap tak bisa ia mengangkat pedang tersebut. Keringat kini mulai mengucur di pelipisnya. Tidak hanya di pelipis, namun lengan serta seluruh tubuhnya kini telah basah oleh keringatnya sendiri.
"Hiyaah!"
Seiring dengan tangan yang berjerih payah mengangkat pedang Naga Langit, Zhang Ziyi juga mengeluarkan teriakan keras. Meski tetap tak bisa mengangkat benda tersebut, yang beratnya seperti mengangkat satu buah dunia, tak membuat pemuda itu menyerah. Dengan tekad kuat untuk memiliki benda tersebut, Zhang Ziyi tetap mengeratkan Cengkeraman tangannya pada pedang Naga Langit.
Tidak sengaja, tangan Zhang Ziyi terpeleset dan teriris oleh tajamnya mata Pedang Naga Langit. Perih sejenak, Zhang Ziyi melepaskan cengkraman tangan pada gagang pedang Naga Langit.
Mengangkat cepat tangan yang terluka, membuat darah terecik dan mengenai bilah tajam Pedang tersebut. Pemuda itu kemudian meniup-niup telapak tangan yang terkena bilah pedang tadi, tanpa memperhatikan ataupun mengetahui saat ini Pedang Naga Langit telah mengeluarkan respons saat terkena percikan darah Zhang Ziyi barusan.
Benar saja, corak naga yang ada pada bilah pedang tersebut mendadak mengeluarkan sinar sesaat. Namun tak lebih dari lima detik, sinar merah tersebut telah redup.
Sementara Zhang Ziyi sibuk dengan tangan yang tergores dalam itu, Pedang Naga Langit mulai kembali menampakkan reaksi. Pedang tersebut terangkat dengan sendirinya. Berputar-putar diudara tepat dihadapan wajah Zhang Ziyi.
Tak sengaja pandangan Zhang Ziyi menangkap pedang yang melayang, Zhang Ziyi tiba-tiba melupakan rasa sakit pada telapak tangannya. Pemuda itu terlalu terpaku dengan pemandangan yang ada di hadapannya ini.
"Wooaahh!" Melebar mata serta mulut Zhang Ziyi.
Tak berselang lama, pemuda itu merasakan kepalanya yang terasa sedikit sakit. Ingatan aneh mulai mengalir satu persatu di kepalanya. Otak pemuda itu seperti dipaksa untuk menerima setiap memori yang entah dari mana asalnya. Zhang Ziyi sendiri bereaksi dengan memejamkan kedua mata. Mencoba membiasakan diri dengan ingatan-ingatan tersebut.
Satu per satu teknik tentang menggunakan pedang Naga Langit terekam jelas di ingatan Zhang Ziyi. Terhitung, ada tiga teknik yang bisa Zhang Ziyi ingat dengan jelas. Sebenarnya tidak hanya tiga, melainkan banyak teknik yang muncul di kepalanya, Namun hanya tiga teknik saja yang pemuda itu tangkap dengan jelas.
Proses tersebut berlangsung hingga beberapa waktu. Setelah itu, secara serentak Zhang Ziyi membuka kedua matanya kala rekaman tentang teknik menggunakan Pedang Naga Langit tak lagi terlihat.
Pedang Naga Langit yang tengah melayang segera Zhang Ziyi raih. Hanya dengan membentang tangan ke depan, pedang naga langit langsung mengarahkan gagangnya yang kemudian di genggam Zhang Ziyi dengan keras. Seolah-olah, pedang tersebut telah menemukan tuan barunya.
Zhang Ziyi memperhatikan pedang tersebut sejenak. Dia tak berhenti mengeluarkan kata 'woaah'. Begitu kagum dia terhadap pedang di tangannya ini. Pedang yang semula beratnya hingga beribu-ribu ton itu, kini nampak seperti pedang biasa sekarang. Itu kalau di tangan Zhang Ziyi, namun jika pedang Naga Langit di pegang oleh orang lain, maka beratnya akan kembali seperti semula.
Senyum simpul terukir di bibirnya. Zhang Ziyi kemudian melibaskan pedang tersebut, Mencoba untuk mengetes ketajamannya. Benar saja, satu kali libasan pedang, langsung menciptakan sebuah goresan dalam pada dinding batu goa. Padahal, Zhang Ziyi tak mengaliri dengan energi Qi sebelumnya.
Bertambah kagum pemuda itu. Lalu ia menoleh ke arah tujuh pedang yang tergeletak di meja batu. Ingin rasanya Zhang Ziyi memiliki semua pedang tersebut. Namun ia tidak bodoh. Akan sangat kerepotan nantinya membawa banyak pusaka yang kualitasnya melebihi setiap senjata yang ada di alam Tengah ini. Yakin dan percaya, Delapan Pedang Langit ini akan di perebutkan banyak orang nantinya.
Zhang Ziyi memutuskan untuk melatih ingatan yang baru saja ia dapatkan dari pedang Naga Langit. Dengan menggunkan pedang tersebut jugalah, Zhang Ziyi mulai menggerakkan tubuh sesuai dengan apa yang ada pada ingatannya.
Dikarenakan geraknya yang sedikit kaku, sehingga membutuhkan beberapa hari bagi Zhang Ziyi untuk menguasai satu dari tiga teknik Pedang Naga Langit.
Dua Minggu berlalu begitu cepat. Dan kini, Zhang Ziyi telah berhasil memperagakan salah satu teknik Pedang Naga Langit. Meski teknik tersebut masih jauh dari kata sempurna, namun kehebatannya tidak bisa di anggap remeh.
Dia berhenti sebentar. Beberapa hari terakhir, sedikit sekali dia beristirahat. Bahkan dua Minggu ini, tak pernah ia menyentuh yang namanya makanan. Pasalnya, pemuda itu terlaku serius dan bersemangat dalam berlatih, sehingga rasa lapar tak dia hiraukan. Selain itu, Zhang Ziyi tak membawa bekal saat dalam perjalanan menuju hutan Luori untuk mencari tanaman herbal Rumput Hati sebelumnya.
Setelah berkultivasi sebentar, Zhang Ziyi pun mulai kembali menyusuri goa tersebut. Berharap masih ada keberuntungan di dalam ruangan ini, setelah sebelum-sebelumnya dirinya selalu mendapat kesialan.
Sembari menyusuri ruangan, mulut Zhang Ziyi juga tampak komat-kamit. Berdoa kepada Dewi keberuntungan, untuk memberikan pemuda itu sesuatu yang berharga. Meski do'a yang ia panjatkan terkesan mengancam.
"Dewi keberuntungan, berikan aku sesuatu yang berharga di tempat ini. Aku sudah lelah dalam kesialan. Jika saja hari ini aku kembali mendapat kesialan, maka aku akan mengejar mu suatu saat nanti, dan membuatmu menyesal. Tak akan ku biarkan kau senang, dan membuat hidupmu dipenuhi dengan kesialan." Kira-kira, begitulah doa yang dikeluarkan Zhang Ziyi.
Benar saja, entah Dewi keberuntungan yang takut akan doa Zhang Ziyi barusan, atau apa. Setelah menyusuri ruangan tersebut lebih teliti, Zhang Ziyi menemukan sebuah ruangan lain. Keberadaan ruangan tersebut sendiri sedikit tersembunyi. Berada di wilayah dengan suasana yang gelap gulita. Beruntung Zhang Ziyi cukup teliti.
Zhang Ziyi mengambil salah satu obor yang ada pada dinding goa. Ruang tempat dia menemukan Delapan Pedang Naga Langit itu sendiri dipenuhi dengan begitu banyak obor-obor yang berjejer rapi di pinggir goa-nya. Hal itu pulalah yang membuat goa tersebut nampak terang.
Zhang Ziyi berjalan, memasuki dua tiang yang membentuk gerbang masuk ruangan tersbut. Tak ada yang bisa ia lihat di sana, selain kegelapan.
Zhang Ziyi mulai menyusuri dalam ruangan tersebut. Berjalan pada dinding goa, mencari obor yang bisa ia salurkan api dari obornya untuk menerangi ruangan tersebut. Namun bukannya obor yang dia temukan. Zhang Ziyi malah menemukan sebuah batang kayu pendek yang menempel pada dinding goa. Batang kayu itu sendiri berposisi miring keatas.
Karena penasaran, Zhang Ziyi kemudian menyentuh batang kayu tersebut, dan merubah posisi batang kayu, dari tadinya miring ke atas sekarang malah turun ke bawah.
Kreekk!
Mendadak ruangan yang semula gelap gulita, kini telah terang oleh obor yang tiba-tiba menyala satu per satu pada dinding goa. Sama halnya ruangan sebelumnya, ruangan yang baru saja Zhang Ziyi temukan ini juga memliki obor yang begitu banyak dan berjejer lurus pada dinding goa.
Sejenak, Zhang Ziyi begitu tersentak dengan itu. sepuluh detik berlalu, kini obor-obor tersebut telah menyala semua. Menampakkan seisi dalam ruangan tersebut.
Kembali Zhang Ziyi dibuat tersentak. Tak bisa berkata-kata dia melihat apa yang ada pada dinding ruangan tersebut. Tanaman herbal yang begitu melimpah. Berbagai macam jenis dengan usia. Zhang Ziyi bisa merasakan hawa dari setiap tanaman yang begitu mendominasi, menandakan setiap tanaman herbal berusia setidaknya ratusan hingga ribuan tahun.
Dari semua yang ada di ruangan tersebut, yang lebih menarik perhatian Zhang Ziyi adalah, benda dengan aura mendominasi serta mencekam yang ada pada sudut ruangan tersebut. Benda tersebut sendiri memancarkan sinar emas kecokelatan.