NovelToon NovelToon
Di Nikahi Mafia Pilihan Adikku

Di Nikahi Mafia Pilihan Adikku

Status: sedang berlangsung
Genre:Mafia / Cinta Paksa / Cinta Seiring Waktu / Romansa
Popularitas:31.7k
Nilai: 5
Nama Author: mommy jay

Raina cantika gadis berusia 23 tahun harus menerima kenyataan jika adiknya sebelum meninggal telah memilihkannya seorang calon suami.
Namun tanpa Raina ketahui jika calon suaminya itu adalah seorang mafia yang pernah di tolong oleh adiknya.
Akankah Raina menerima laki-laki itu untuk menjadi suaminya?
Apakah Raina dapat bahagia bersama laki-laki yang tidak dia kenal?
Ikuti kisah mereka selanjutnya, ya!
Jangan lupa untuk follow, like dan komentarnya!
Terima kasih 🙏 💕

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon mommy jay, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 35 Rencana Andreas yang gagal

Melihat Raina sedang menghubungi Arsenio, membuat Andreas dan Joana seketika terlihat khawatir. mereka dapat memastikan, jika Arsenio akan marah saat mengetahui kedatangan mereka, tanpa seizinnya.

Andreas menatap tajam Raina. dia bersumpah, akan membuat perhitungan dengan menantunya itu.

"Suami ku, akan datang ke sini. Jadi sebaiknya, kita menunggu di ruang tamu." Raina mengakhiri panggilannya. kini dia pun, menatap Andreas dan Joana bergantian.

"Kenapa kamu harus menyuruhnya, ke sini? Apa kamu tidak tahu, jika suami mu itu sedang sibuk bekerja?" Dengan nada tidak suka, Andreas pun melontarkan pertanyaan pada Raina.

Raina tersenyum tipis. "Aku tahu dia sibuk. Dan kedatangannya kemari itu, atas kemauannya sendiri. Jadi aku sebagai istri, hanya bisa mengiyakan perkataannya." jawabnya tegas.

Andreas semakin kesal. jika saja dia tidak berada di rumah Arsenio, mungkin dirinya sudah menyerang Raina saat ini juga.

"Sayang, sebaiknya kita pulang saja. Jika harus menunggu Arsenio, itu sangat lama." Joana mendekati Andreas.

Andreas menatap Joana. "Baiklah. Lagi pula percuma kita kesini, jika akhirnya mendapatkan sambutan yang kurang baik. Aku kira menantu ku itu baik, tapi ternyata tidak. Bahkan sikapnya, sangat mengecewakan!" ucapnya datar, sambil melirik sekilas pada Raina.

Joana tersenyum sinis, melihat Raina yang terlihat tidak enak hati. dia yakin jika saat ini, Raina merasa bersalah atas sikapnya sendiri.

"Bukannya sikap mu, lebih mengecewakan darinya?"

Tiba-tiba suara bariton Arsenio, mengalihkan perhatian mereka. bahkan Arsenio pun mendengar semua perkataan Andreas, yang di tunjukkan pada Raina.

"Arsenio? Sejak kapan kamu sampai, di sini?" ucap Andreas, menatap Arsenio dengan penuh keterkejutan.

Arsenio tidak menjawab pertanyaan Andreas. dia lebih memilih menghampiri Raina, yang kini sedang menatap ke arahnya.

"Berani sekali, kalian datang ke rumah ku! Apa ada hal penting?" Arsenio menatap tajam, Andreas dan juga Joana. sungguh dia sangat tidak suka, dengan kehadiran mereka di rumahnya.

Andreas mencoba untuk tenang. "Papah hanya ingin, mengajak menantu keluarga ini untuk merayakan pernikahan, kalian. Apa salah, jika kami ingin dekat dengan menantu keluarga ini?" ucapnya tersenyum.

Arsenio menatap tajam Andreas. "Kalian tidak perlu peduli, pada istri ku. Lebih baik sekarang, kalian pergi dari sini sebelum aku melakukan hal yang lebih buruk lagi!"

"Kau berani berbicara seperti itu, pada papah mu sendiri. Dasar, anak kur4ng 4j4r!" Joana yang tidak terima, dengan ucapan Arsenio pun terlihat menghampirinya dengan perasaan marah.

Namun tiba-tiba saja, Andreas menghadang langkahnya. "Sudah sayang. Apa yang dia katakan benar. Lebih baik, sekarang kita pergi dari sini." ucapnya pelan.

Joana sangat tidak menyangka, jika Andreas akan bersikap seperti itu. seharusnya Andreas bisa lebih tegas, saat berhadapan dengan Arsenio.

"Sayang. Kamu ini papahnya! Seharusnya kamu.... "

"Sudah Joana! Lebih baik kita pergi, dari sini." sela Andreas, menaikan nada bicaranya.

Joana seketika terdiam. Dengan perasaan kesal dan marah, dia pun segera pergi dari sana tanpa pamit terlebih dahulu.

Andreas segera mengejar Joana. dia merutuki sikapnya, karena sudah membentak wanita yang sangat dia cintai.

"Sayang tunggu!" panggil Andreas.

Joana tidak mendengar panggilan, dari Andreas. hatinya terlanjur marah, karena sebagai suami Andreas tidak bisa bersikap tegas.

"Sayang please tunggu. Aku minta maaf, karena sudah berbicara kasar. Aku melakukan semua itu, karena aku takut Arsenio akan bersikap lebih buruk pada, mu." ucap Andreas, menggenggam tangan Joana.

Joana melirik sekilas, pada Andreas. "Tapi aku kecewa pada sikap, mu. Baru kali ini, kamu bersikap seperti itu pada, ku. Dan alasan mu begitu, karena gara-gara putra mu itu!"

Andreas menghela nafas. "Aku minta maaf. Sebaiknya, kita mencari cara lagi untuk membuat perempuan itu keluar, dari rumah ini. Dan sekarang, kita harus menghubungi fero, jika hari ini kita gagal."

Joana mengangguk setuju. dia harus bisa menahan amarahnya, untuk bersabar menghadapi sikap Arsenio. dia tidak akan membiarkan, Arsenio dan Raina hidup bahagia.

Mereka akhirnya pergi dari rumah, Arsenio. kini tujuan mereka adalah menemui fero, yang sedang menunggu mereka di tempat rahasia.

...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...

"Apa kamu baik-baik saja?" Arsenio menatap Raina yang terdiam.

"Aku baik-baik saja. Maaf sudah mengganggu waktu mu. Aku hanya bingung harus melakukan apa, saat mereka datang ke sini. Namun aku teringat dengan pesan mu, jika aku bertemu mereka, maka aku harus menghubungi mu." jawab Raina panjang lebar.

Arsenio tersenyum tipis sekali. dia senang, karena Raina mau mendengarkan nasihatnya.

"Bisa kamu ulangi perkataan mu, saat di telepon tadi." Arsenio menatap Raina, dengan tatapan sulit di artikan.

Wajah Raina seketika memerah. dia benar-benar tidak sanggup, menatap Arsenio yang kini sedang menatapnya juga.

"Kenapa kamu diam?" tanya Arsenio, dingin.

"Aku melakukan itu, karena hanya ingin memastikan pada mereka, jika hubungan kita baik-baik saja. Dan aku terpaksa, memanggil mu seperti itu tadi." jawabnya menjelaskan.

Arsenio merubah raut wajahnya datar, ternyata Raina melakukan hal itu karena hanya terpaksa.

"Aku akan kembali ke kantor." ucap Arsenio, dingin. bahkan dia langsung pergi begitu saja, tanpa pamit terlebih dahulu.

Raina menatap kepergian Arsenio. Dia pun semakin tidak mengerti, dengan sikap Arsenio saat ini. Setelah itu Raina pun, memutuskan untuk kembali ke dalam rumah.

Di halaman rumah, Arsenio masuk ke dalam mobilnya. sebelum pergi, Arsenio pun memberi pesan pada anak buahnya, untuk melarang Andreas dan Joana masuk ke dalam rumahnya.

Tak lama kemudian, Arsenio pun melajukan mobilnya, meninggalkan halaman rumahnya. saat ini Arsenio, menyetir mobilnya sendiri. sebab saat Raina menghubunginya, kebetulan Arsenio sedang menunggu kliennya. sehingga Arsenio meminta Morgan, untuk menggantikannya.

"Argghhh...! Kenapa aku bersikap seperti ini? Seharusnya aku tidak perlu kecewa, dengan pernyataannya! Tapi kenapa hati ku merasa tidak suka, dengan jawabnya Raina?"

Arsenio terlihat frustasi. Dia merasa kecewa pada sikap Raina, yang terpaksa memanggilnya sayang. padahal Arsenio sendiri tahu, jika dirinya tidak mau peduli dengan hal itu. namun tidak dengan perasaannya, yang mulai sensitif dengan apa yang Raina katakan.

"Aku tidak boleh seperti ini! Aku melakukan semua ini, karena ingin memenuhi syarat dari kakek. Ya... begitu saja tidak lebih!" gumam Arsenio, menenangkan dirinya sendiri.

Sepanjang jalan Arsenio tidak bisa berpikir tenang. bayang-bayang Raina selalu saja muncul di pikirannya.

Bahkan kini Arsenio merasa enggan untuk meninggalkan Raina sendiri, di rumahnya. namun apa boleh buat, Arsenio harus melanjutkan kembali pekerjaannya.

Sesampainya di kantor, Arsenio langsung masuk ke dalam ruangannya. Dia dengan kasar, membanting pintu ruangannya.

"Ada apa, Arsen?" tanya Morgan, yang seketika terkejut. "Apa kamu, baik-baik saja?"

Arsenio tidak memperdulikan ucapan, Morgan. kini di pikirannya hanya ada bayang-bayang Raina, yang waktu semalam menikmati permainannya.

Morgan mengernyitkan dahi. dia merasa heran, dengan sikap Arsenio saat ini.

"Besok kita harus pergi, ke Swiss. Klien ingin kita, segera mengirim senjatanya segera. Jadi bagaimana pendapat mu, Arsen?" tanya Morgan, menatap Arsenio yang hanya terdiam.

"Tidak bisa! Bilang padanya, jika kita akan mengirim barang itu, minggu depan. Jika dia menolak, maka batalkan saja semuanya." jawab Arsenio dingin.

Morgan diam melongo, mendengar penuturan Arsenio. sebab selama ini Arsenio tidak pernah, membatalkan bisnisnya bersama klien-kliennya.

"Apa kamu serius, Arsen? Ini kesempatan kita, untuk memperluas bisnis ini. Tapi kenapa tiba-tiba, kamu bersikap seperti ini? Apa ada hal yang mengganggu, mu?" tanya Morgan, merasa curiga.

Arsenio seketika terdiam. dia pun merasa bingung, dengan dirinya sendiri saat ini.

1
Evalina
Lanjut thor💪🏻💪🏻
Roha12
seruuu
Anonymous
suka sama cerita nya
Indah Darma Indah
lanjut
Anonymous
aahhhh tanggung 😭
Evalina
Semangat thor, lanjut
Indah Darma Indah
lanjut
Evalina
Semangat terus thor , ini novel pertamaku awalnya ga begitu tertarik tpi lama" ngikutin alurnya jdi suka banget bahkan ga sabar nunggu bab" berikutnya sampai end.
Evalina
Di tunggu kelanjutannya thor, rajin " uplod
Merica Bubuk
Mampooslah kau
Merica Bubuk
Oon si Rania
Merica Bubuk
Serba salah hidupmu Raina, suami acuh2 butuh, 1 laki2 terobsesi
Evalina
Raina astagaaa
Aina Arissa Shahran
Bodoh mau mau aja di tipu
Merica Bubuk
Susah amat tuh mulut buat ngakuin klo si Raina tuh bini lu, mungkin si Fero gakan ganggu lu lg, Arsen 😡
Merica Bubuk
Arsen, gw getok pala kau pake popor pistol, mau 😡😡😡
Merica Bubuk
Goblig jg kau, Arsen 😡
Hanya krna warisan kau ancam Raina pdhal tanpa Fikri kau dah Modar di tangan si Fero
Merica Bubuk
Terima Rania, Arsen... sbelum si Fero mrebut'y dr kamu & biar warisan jatuh pd km smua
Merica Bubuk
Knpa sih 😭😭😭
Annisa
Luar biasa
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!