Pernikahan kekasihnya dengan seorang Panglima membuat Letnan Abrileo Renzo merasakan sakit hati. Sakit hatinya membuatnya gelap mata hingga tanpa sengaja menjalin hubungan dengan putri Panglima yang santun dan sudah mendapat pinangan dari Letnan R. Trihara. R. Al-Ghazzi.
Disisi lain, Letnan Trihara yang begitu mencintai putri Panglima pun menjadi patah hati. Siapa sangka takdir malah mempertemukan dirinya dengan putri wakil panglima yang muncul di tengah rasa sakit hatinya yang tak terkira. Seorang gadis yang jauh dari kata santun dan kekanakan.
KONFLIK TINGGI, HINDARI jika tidak tahan dengan cerita.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon NaraY, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
28. Pak Danki berjuang.
Tak ada yang menyangka saat Bang Hara pergi, Bang Katana sudah mendengar percakapan di antara adik dan iparnya.
Setelah Bang Hara pergi, Bang Katana mengetuk rumah adiknya.
tok.. tok.. tok..
"Abang pulang saja, Titis mau tidur..!!" Tolak Rintis.
"Ini Bang Ken." Kata Bang Katana.
Mendengar suara kakak kandungnya, Rintis segera membuka pintu.
"Kenapa kesini??" Tanya Rintis dengan nada malas. "Masuk, Bang..!!"
"Sebenarnya ada apa? Kenapa kamu melarang suamimu untuk pulang?" Bang Katana balik bertanya.
Rintis diam seakan enggan menjawab sampai akhirnya Bang Katana habis kesabaran.
"Abang tanya, Rin..!!!!!!" Tegur Bang Katana.
"Titis tidak pantas untuk Bang Hara. Titis terlalu merepotkan." Jawab Rintis.
"Apa begini cara menyelesaikan masalah??? Minta pisah, menjauh dan memutus komunikasi????? Kalau caramu seperti ini, kamu malah semakin membuat peluang wanita lain untuk masuk ke dalam hubungan rumah tangga kalian." Kata Bang Katana.
Bang Katana terus menatap wajah sang adik dan mata sang adik nampak basah berkaca-kaca.
"Abang tau kamu tidak percaya diri. Tapi sebagai manusia, kita harus tetap selalu belajar memperbaiki diri dan menjadi pribadi yang lebih baik dari hari ini. Abang tidak menyalahkan mu, tapi................"
"Titis tidak cukup berharga untuk diperjuangkan. Titis juga tidak cukup baik untuk menjadi istri Bang Hara. Bang Hara pantas bahagia dan mendapatkan istri yang pintar, dewasa dan berbudi pekerti luhur."
Jawaban Rintis membuat perasaan Bang Katana ikut sakit, benar dan salah seakan menyatu menjadi satu.
"Kamu menyerah?????"
Rintis hanya melirik kakak kandungnya saja tanpa menjawab apapun.
***
Bang Hara menarik nafas panjang. Hanya ribuan harap penuh dengan do'a mengisi lubuk hatinya.
"Apa harus seperti ini, Bang?" Tanya Bang Katana ikut susah melihat perjuangan seniornya.
"Tidak apa-apa. Abang belum pernah melakukan hal seperti ini sebelumnya. Biarkan semua berjalan sesuai dengan 'ketetapan'. Apapun akan Abang lakukan asalkan istri dan anak Abang bahagia." Jawab Bang Hara.
Senyum Bang Katana tersungging menghias garis cekung hidung melihat perjuangan seniornya untuk mengambil hati adik bungsunya.
...
Rintis membuka pintu rumah sembari membawa sapu. Niatnya pagi ini hendak membersihkan rumah. Rambut panjangnya masih di ikat seadanya, outfit nya pun masih mengenakan daster ala ibu rumah tangga pada umumnya.
Mulutnya ternganga, dirinya benar-benar syok melihat banyaknya anggota yang sudah wangi dan rapi berdiri menjadi empat banjar dan berjajar hingga ke jalanan depan rumahnya. Para anggota membawa barang bawaan masing-masing.
Masih belum cukup dengan itu, disana Bang Hara berdiri di antara para anggotanya dan membawa satu set perhiasan cantik.
"Ada apa ini, Bang?" Tanya Rintis bingung sendiri.
"Saya.. Kapten Trihara datang kesini di hari ini untuk melamarmu, Dinda Nuha Cahyaning Rintis. Kiranya di hari ini pula, saya bisa mendapatkan pertanda yang setidaknya mampu menjadi jawaban bagi hubungan yang menenangkan lagi menyejukkan bagi kita berdua." Kata Bang Hara.
Nampak keraguan dari wajah Rintis tapi ekspresi wajah Bang Hara begitu penuh harap di balik sikap tenangnya.
"Kenapa tidak bilang dulu??? Kenapa harus tiba-tiba. Titis belum pakai make up."
"Tidak apa-apa. Tanpa pakai make up pun kamu sudah mengalahkan seluruh bidadari yang tercipta di bumi ini." Ujar Bang Hara.
Rintis memalingkan wajahnya, ia enggan menatap wajah Bang Hara, mungkin saat ini pipinya sudah bersemu merah.
"Bagaimana? Apakah lamaran Abang di terima?"
.
.
.
.
semoga lancar persalinan ya.. sehat ini dn baby ya.. 🤲🏼😍