💕 Apa yang kamu lakukan jika di berikan kesempatan kedua untuk hidup? 💕
Tasya dan Alexander di berikan kesempatan kedua untuk kembali ke masa dimana mereka harus memperbaiki masa muda mereka dan segala kesalahan yang mereka lakukan.
Dapatkan mereka memperbaiki kesalahan-kesalahan yang mereka lakukan? Haruskan mereka mengorbankan seseorang yang mereka sayangi?
DISCLAIMER: Cerita ini murni karangan Pena dua jempol. Segala bentuk foto ilustrasi baik tokoh maupun property bukan milik pena dua jempol namun sudah mendapatkan izin untuk menggunakannya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon choirunnisa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
28. I found you
Alexander memarkirkan motornya di daerah persawahan yang membentang luas. Dengan senter pocket di tangannya. Alexander menyoroti area persawahan itu.
"Nggak mungkin di sini juga sih ... Tuh cewek pasti takut tempat gelap gini."
lelaki tampan itu kembali menelusuri jalan panjang dengan kanan kiri sawah. Sebenarnya ia sedikit takut.
Bukan takut pada lelembut, bukan. Ia takut begal. Tidak menutup kemungkinan hal itu terjadi di tempat sepi seperti ini.
Tak jauh dari area persawahan. Dekat Polsek Kabupaten, Alexander memarkirkan motornya hendak membeli minum untuk membasahi kerongkongannya.
Baru saja Alexander menenggak botol air mineralnya. Gadis yang ia cari sedari tadi melintas di seberang jalan dengan seorang laki-laki asing yang memboncengnya.
"SYA! Tasya!"
Teriakan Alexander tidak terdengar sampai ke telinga Tasya. Dengan segera Alexander memakai kembali helmnya dan menaiki motornya.
"TUNGGU MAS KEMBALIANNYA!"
"Ambil aja!"
Pemilik warung kaki lima itu menatap tidak percaya ke arah Alexander. Berkali-kali bapak tua itu mengucapkan terima kasih sambil membungkuk bahagia.
Bagaimana tidak senang. Minuman itu berharga dua ribu rupiah tapi uang yang Alexander berikan seratus ribu rupiah.
Sayangnya, fokus Alexander hanya pada Tasya. Karena Alexander sudah mulai kehilangan jejak Tasya.
"Arrgghhh fck!" Alexander mengumpat kesal.
Ia menanyakan ke beberapa rumah sambil membawa foto Tasya. Tapi tidak ada warga yang mengenalnya.
"Lo kemana sih, Sya!? Bikin gue panik! Lo sama siapa?" gumam Alexander kesal.
Sudah sejam lebih dirinya turun naik dari motornya ketika ada sekelompok orang-orang yang sedang berkumpul di pos ronda. Menanyakan gadis yang sedang ia cari kepada beberapa warga yang sedang berkumpul.
"Siapa itu? Ganteng amat ya ... Dagunya bisa kebelah gitu," celetuk ibu-ibu yang sedang menemani anak-anak mereka yang masih bermain di luar. Padahal jam sudah menunjukan pukul 9 malam.
"Iya ganteng banget. Mirip Tom Cruise waktu muda." Salah satu ibu-ibu yang lain ikut menimpali.
"Bule nyasar euy ... Tadi juga ada bule nyasar ke rumah si Parti. Tapi cewek. Mirip Chelsea Island."
Alexander yang tidak sengaja mendengar bisikan para ibu-ibu. Segera menghampiri kerumunan itu. Membuat para ibu-ibu semakin salah tingkah di buatnya.
"Selamat malam, Bu."
"Engga Mas ... Ini masih pagi. Cerah banget." Salah seorang ibu-ibu bertubuh gempal menjawab dengan banyolannya.
Alexander hanya tersenyum tipis. Membuat para ibu-ibu itu semakin memekik kesenangan.
"Apa ibu lihat gadis ini di sekitar sini?"
Alexander memperlihatkan layar ponselnya yang menampilkan foto seorang gadis yang sangat cantik.
"Pacarnya ya Mas?"
"Iya."
"Kalo liat yang secakep ini sih kita kagak pernah ya, Mbak." Seorang ibu muda di samping ibu bertubuh gempal menepuk ibu-ibu yang lain.
"Coba kamu ke rumah Bu Parti. Katanya tadi ada cewek kaya bidadari ke rumah dia."
"Yang mana rumahnya, Bu?"
"Cat putih kusam, kagak ada pager nya."
Alexander memperjelas penglihatannya. Menatap rumah yang katanya tidak ada pagarnya.
Rumah itu adanya di ujung jalan. Rumah tusuk sate dengan penerangan yang minim. Meskipun tidak memiliki pagar. Rumah itu nampak asri dengan tanaman yang berjejer.
"Terima kasih Bu, selamat malam."
"Selamat malam!" ucap mereka kompak. Masih memperhatikan Alexander yang berjalan menuju motornya dan memarkirkannya di depan rumah Bu Parti.
Ragu Alexander ingin mengetuk pintu. Jantungnya sudah berdebar lebih dahulu. Kepalanya juga pening. Ia baru ingat kalau dirinya belum makan malam ini.
Toookkk
Toookkk
Toookkk
"Iya sebentar!" Suara seorang gadis menyahut di balik pintu. Ia tau kalau itu bukan suara Tasya.
Gadis itu menatap Alexander kaget, bingung, terpesona, bahkan tidak berani mengedipkan matanya. Takut jika yang ia lihat akan hilang saat matanya berkedip.
"Siapa Na?" Sahut Badrun dari arah dapur menghampiri Nana, adiknya.
"Hemmm ... Sorry ganggu, apa Ta--"
"Xander!"
"Ta-tasya? What the hell are you doing?"
"Harusnya itu jadi kalimat gue, Xander. Ngapain lo ada di sini? bagaimana lo tau tempat ini?"
"Gue boleh masuk dulu, nggak? Gue laper."
Semua mata langsung menatap ke arah Alexander. Tasya sangat gemas melihat wajah Alexander yang pucat.
"Silahkan Mas--"
"Alexander. Jangan pakai Mas. Gue dan Tasya sepantar."
"Masuk maksudnya ... Bukan Mas." Ternyata Badrun bisa melucu. Tasya dan Nana tertawa geli di buatnya.
"Sini ... Sini ... Gue tadi beli pecel ayam banyak banget. Lo doyan nggak, Xander?"
Alexander mengangguk antusias dengan senyum manisnya. Jarang-jarang Tasya melihat senyum Alexander ketika di sekolah.
"Suapin gue aja, Sya. Tangan gue kotor."
"Lo nggak jijik?"
'Gue pernah makan, makanan sisa di tempat sampah. Gue nggak mengenal kata jijik.'
"Ada juga gue yang nanya. Lo jijik nggak suapin gue?"
"Enggak!"
"Ya udah...."
Tasya mulai meyuapi Alexander perlahan-lahan. Awalnya ia ragu. Melihat Alexander tampak biasa saja membuat Tasya lega dan lanjut makan bersama.
"Sya ... Kalau kurang temenin gue beli lagi ya!"
"Gue beli banyak. Masih ada dua ayam lagi. Lo bisa habisin?"
Alexander mengangguk. "Tapi suapin!"
"Manjanya..." cibir Tasya. "Oh iya ... Lo kenapa bisa sampai ke sini, Xan?"
"Calon mertua gue abis ngamuk-ngamuk ke gue, karena anaknya hilang. Soalnya anaknya itu bakal jadi istri gue."
"Calon mertua lo? Brandon Ludra? Ngapain lo nyari sampai ke sini?"
"Kok Brandon Ludra?"
"Bianca ... Lo ngapain cari Bianca sampai kesini?"
Brandon Ludra ayah Bianca. Lelaki yang saat ini tinggal di Mumbai akan menjadi mertua Alexander di masa depan. Tasya ingat itu meskipun pernikahan Alexander dan Bianca sembunyi-sembunyi.
Tasya ingat pesta sederhana yang Alexander langsungkan bersama Bianca. Pernikahan mereka tidak dapat restu dari keluarga Melviano. Sama seperti pernikahannya dengan Lukas.
"Gue bukan cari Bianca."
"Terus siapa?"
"Elo! Elo calon istri gue."
"Jadi calon mertua yang lo maksud abis marahin lo tadi itu bokap gue?"
Alexander menghembuskan nafasnya kasar. Menenggak air di botol hingga tandas.
"Gue bingung. Tingkat kepekaan lo minim banget. Gimana caranya kita bisa menang olimpiade kalau lo lemot begini?"
"Ya kan, lo bilangnya calon istri, Xan. Pacar lo Bianca. Salah ... gue bilang begitu?"
"Salah lah ... Gue udah putus sebulan yang lalu."
"Masa sih? Lu kan bulol banget sama dia."
"Apa itu bulol?" tanya Alexander bingung.
"Bucin tolol!" jawab Tasya, Nana dan Badrun serempak.
Padahal Nana dan Badrun sedang serius menonton televisi. Tapi masih bisa mencuri dengar percakapan Tasya dan Alexander.
Alexander menatap Tasya lekat. "Itu kan dulu ... Sebelum gue tau dia berkhianat, Sya."
"Lo di selingkuhin?"
Alexander mengangguk. Tasya merasa bersalah karena sudah mengolok-olok Alexander yang ternyata kisah cintanya sedang tidak baik-baik saja.
...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...
Alexander mengelus kepala Tasya yang ia letakan di pahanya. Gadis itu tertidur saat sedang menonton televisi bersama Nana.
"Alexander. Lo tidur bareng gue aja di kamar. Biar Tasya tidur di kamar sama Nana."
"Gue di sini aja, Bang."
"Di luar hujan. Lagi pula kalau malam disini dingin banget. Banyak nyamuk juga."
"Nggak apa-apa Bang."
Badrun mengalah. Ia mengambil bantal dan selimut tipis untuk Alexander. Lelaki itu paham.
Alexander pasti tidak akan bisa tidur di tempat asing apalagi kondisi rumah mereka jauh di katakan mewah.
Alexander menggendong Tasya ala bridal style. Membawa gadis ke kamar gadis yang bernama Nana.
Setelah Alexander meletakan Tasya. Ia kembali ke depan televisi. Ikut menonton siaran malam bersama Badrun.
Menonton salah satu film yang pernah tayang di Bioskop. Film fiksi bergenre fantasi tinggi.
"Lo tau tempat ini dari mana? Lo dan Tasya."
...(╬☉д⊙)⊰⊹ฺ To be continue (╬☉д⊙)⊰⊹ฺ...