Kau Goda Suamiku Ku Ambil Suamimu

“Oh, kenalkan ini Tyas. Tyas, ini Mila.” Arya tampak memperkenalkan kedua wanita itu.

“Aku Tyas, mantannya Arya,” ujar Tyas mengulurkan tangannya pada Mila.

“Mila,” sapa Mila menyambut uluran tangannya dengan ekspresi datar.

Setelah itu, Mila lalu berpamitan ingin ke unitnya karena hari sudah malam, sementara Arya dan Tyas masih berada di luar.

“Kamu kenapa, Ar? Kok mukanya pucat begitu? Oh ya, mendengar rencanamu waktu itu, aku masih tak habis pikir. Apa perlu balas dendam begitu? Kenapa tidak membiarkan semesta yang melakukannya. Lagi pula, perselingkuhan mantan istrimu justru menjadi pertanda kalau dia memang tak baik untukmu. Harusnya kamu bersyukur, coba kalau keadaannya saat pernikahan kalian sudah belasan tahun dan sudah ada anak di antara kalian,” tutur Tyas.

Masih bergeming, ada rasa tak enak hati dalam diri Arya saat Tyas memperkenalkan dirinya sebagai mantan kekasih pada Mila. Meski hal itu juga seharusnya tak masalah. Tapi entah mengapa, Arya begitu memikirkannya hingga tak fokus pada ucapan Tyas.

Tak ingin Tyas ikut campur dalam rencananya, Arya kemudian pamit pulang karena esok masih harus ke kantor dan ia juga harus menjaga kesehatannya sampai hari H nanti dengan tidak tidur terlarut malam.

Mendengar penjelasan Arya, seketika Tyas terkejut. “Aku pikir kalian hanya akan pura-pura pacaran, tahunya sampai menikah?”

Mengangguk, Arya bergegas pergi meninggalkan Tyas yang masih bengong tak percaya.

Sementara itu, Mila yang sudah berada di unitnya, tak henti memikirkan wanita bernama Tyas itu.

Ia lalu menghubungi Arya yang masih di jalan.

“Apa Selia tahu tentang Tyas?” tanyanya dalam panggilan telepon.

Arya pun menjelaskan bahwa Selia tahu siapa Tyas, bahkan juga mengenalnya, karena Selia pernah menjadi talent produk bisnis Tyas, tak lama setelah Arya dan Selia menikah.

“Memang dulu kalian pacaran berapa tahun? Apa Selia tidak masalah bekerja sama dengan mantanmu?” lanjut Mila penasaran.

Arya pun merasa tergelitik mendengar pertanyaan Mila yang begitu ingin tahu. Ia lalu menjelaskan bahwa mereka dulunya berpacaran hingga 4 tahun lamanya, dan putus 2 tahun sebelum Arya menikahi Selia. Arya juga menjawab pertanyaan Mila bahwa Selia tak pernah mempermasalahkan dengan siapa ia bekerja sama, karena memang mantan istrinya itu profesional.

“Oh oke, mantan istrimu memang profesional dan mantan pacarmu juga terlihat seperti model, tak jauh dengan Selia. Sepertinya memang yang begitu-begitu itu tipemu. Sepertinya juga, dia adalah pengusaha wanita yang sukses. Lalu, apa kamu tidak malu jika nanti pura-pura menikah denganku yang sangat jauh berbeda dibanding kedua mantanmu itu, ya meskipun hanya siri beberapa bulan,” ujar Mila setengah kesal, entah mengapa geregetan sekali hatinya.

Mila juga meminta Arya untuk tak sering bertemu dengan Tyas, agar rencana mereka berjalan sempurna. Mila tak mau jika Selia tahu pernikahannya bersama Arya hanya lah setingan. Mila juga meminta, jika pun Arya dan Tyas ingin kembali menjalin hubungan, setidaknya mereka bersabar sampai semuanya beres.

“Baik, calon istriku,” jawab Arya singkat, yang tak sebanding dengan ceramah Mila.

Mendengar Arya memanggilnya demikian, Mila memperingatkan Arya agar tak membuatnya terbawa perasaan. “Jangan menyiksaku, aku tidak mau jatuh cinta pada suami sementaraku.”

Meskipun sejujurnya, hati Mila sudah jatuh pada mantan suami Selia itu.

***

Tak mau jika Rega mengganggu Mila lagi dengan tiba-tiba menghampiri ke apartemennya, Arya meminta beberapa anak buahnya berjaga di apartemen tempat Mila tinggal. Sedangkan mulai saat itu, Arya juga mengantar jemput Mila ke manapun pergi. Begitu pun dengan Selia yang agar tak dapat menemuinya lagi, Arya meminta satpam rumahnya untuk berjaga ketat.

Hari ini, jadwal Arya mengantar Mila untuk fitting baju pengantin, karena pernikahan mereka tinggal 3 hari lagi.

“Tidak usah yang bagus kebayanya, lagi pula hanya akad ‘kan?” pinta Mila saat Arya sudah memesankan baju yang mahal.

“Siapa bilang? Aku tidak mau acara kita terlihat sederhana. Orang-orang tidak akan percaya kalau kita hanya menggelar akad. Setidaknya, ada pesta kecil-kecilan yang akan dilaksanakan setelah akad nanti. Aku juga sudah menyebar undangan untuk para kolegaku, dan keluarga besarmu,” terang Arya membuat Mila shock.

Bagaimana tidak, acara yang hanya dibuat demi sebuah rencana, akan digelar dengan persiapan yang matang dan tak main-main, meskipun dalam waktu yang singkat. Apalagi pernikahan mereka nanti hanya siri. Mila pun juga awalnya tak percaya bila Arya mampu mempersiapkan semua ini dengan sangat singkat. Tapi, uang memang bisa bicara. Hanya tinggal membayar orang, segala keperluan seperti gedung, katering dan gaun juga undangan pun dapat rampung secepat itu.

“Kamu niat sekali mau balas dendam. Kamu juga tidak memberitahuku sebelumnya kalau acaranya akan dibuat seperti itu," ujar Mila yang merasa semua ini hanya akan sia-sia dan buang-buang uang.

Bergeming, Arya tak mau peduli dengan celoteh Mila.

“Permisi, ini gaun yang sudah Pak Arya pesan minggu lalu.” Seorang pegawai butik menyerahkan seath gown berwarna salem dengan payet penuh dan berkilau.

Seketika Mila menahan haru, karena gaun seperti ini lah yang pernah ia dambakan saat pernikahannya dulu. Dari model hingga warnanya. Tapi apa daya, saat menikah dengan Rega dulu, mereka tak punya banyak uang untuk menyewa gaun seperti itu.

Menegur Mila yang bengong, Arya memintanya agar segera mencoba gaun tersebut.

7 menit kemudian, Mila keluar dari kamar ganti, Arya pun dibuat terpesona dengan penampilan calon istrinya yang bahkan tanpa riasan itu.

“Aku rasa ini terlalu berlebihan karena pernikahan kita hanya siri, Arya!” ketus Mila yang merasa tak pantas menggelar acara yang harusnya hanya sederhana itu.

“Oke, sudah cukup ya, tidak terlalu besar dan tidak kekecilan. Fix! Kita ambil yang ini,” pinta Arya pada pegawai butik, tanpa memedulikan Mila.

***

Hari yang ditunggu pun tiba. Mila yang ditemani Cika, terus mengusap-usap telapak tangannya karena sangat gugup. Satu per satu keluarga besar mereka dari mendiang ayahnya mulai berdatangan, beberapa perwakilan keluarga dari mendiang ibunya pun juga mulai tampak hadir. Sejujurnya, Mila tak menginginkan acara yang seperti sungguhan. Ia takut akan dicap sebagai tukang cerai ketika suatu saat nanti berpisah dengan Arya.

“Sudah, Mbak. Tenang saja.” Sang adik terus menenangkan kakaknya yang terlihat tak tenang.

Dari jendela ruangan tempatnya duduk saat ini, Mila melihat Rega dan Selia yang sama sekali tidak terlihat serasi karena mereka berjalan sendiri-sendiri.

“Katanya acaranya hanya akad saja di rumah, kenapa jadi di hall hotel bintang 5? Pasti si Mila itu sengaja buat kita kepanasan, padahal uangnya juga uang Arya, dia modal apa,” sinis Mama Selia saat menginjakkan kakinya di hall.

Tak berapa lama, tim WO pun meminta Arya untuk segera menghadap penghulu karena ijab qabul akan segera dimulai.

Merasa ada yang aneh, Mila pun bertanya-tanya apakah pernikahan secara siri memang dilakukan seperti ini?

...***************...