Menikah Dengan Mr. Arogan

“Hah!”, Mila sangat terkejut.

Namun, ia seketika merasa tenang karena orang itu adalah Farhan. Kemudian, Farhan langsung menarik tangan Mila untuk keluar dari gang itu. Sesampainya di luar gang, Farhan baru melepaskannya.

“Kamu ngapain ke sini?”, tanya Farhan dengan wajah yang khawatir.

“Aku tadi melihat Tasya di bawa ke gedung itu. Dia bersama suaminya. Tapi, kamu tahu apa yang aku lihat? Tasya di hajar habis-habisan oleh suaminya. Ayo Han, kita harus segera menolong Tasya kasihan dia......”, Mila mendesak Farhan, mengajaknya kembali ke tempat itu.

“Mil, tenang dulu ya”, Farhan mencoba menenangkan Mila.

Tapi, sepertinya Mila tidak mendengarkannya. Ia juga terus berusaha mendesak Farhan untuk membantu Tasya.

“Ayo Han. Kita harus bantu!”, ucap Mila sambil menarik tangan Farhan.

“Mila! Stop!”, teriak Farhan.

Seketika Mila terdiam. Ia sangat tidak menyangka jika Farhan akan membentaknya. Hatinya sedikit terluka mendengar Farhan memarahinya. Mila pun melepaskan tangan Farhan dengan kasar. Ia begitu kesal dengan sikap Farhan yang tidak ingin menolong Tasya.

“Apa yang kamu pikirkan Mil? Di dalam sana sangat berbahaya. Lagipula untuk apa kamu menolong dia? Emangnya kamu temannya? Saudaranya? Nggak kan? Kak Angga juga sudah melupakannya dan ingin segera menikah dengan......”, ucapan Farhan terhenti. “Dengan kamu”, lanjut Angga dengan sedikit kesusahan menyebutkannya.

“Han, aku juga seorang wanita. Aku bisa merasakan bagaimana rasa sakitnya. Mungkin aja dia ingin meminta pertolongan tapi tidak ada yang bisa dimintai tolong. Kasihan dia Han”, ucap Mila yang tidak mau kalah dengan argumennya.

Farhan agak frustasi menghadapi Mila. Ia mengusap wajahnya dengan kasar. Kemudian, ia memegang kedua pundak Mila. “Mil, dengarkan aku. Apa kamu mau membuat masalah dengan keluarga kak Angga? Kalau kamu kenapa-napa siapa yang akan ikut terlibat? Kak Angga dan keluarganya. Kamu kasihan pada Tasya tapi kamu tidak kasihan dengan keluarga kak Angga? Coba kamu pikir baik-baik lagi!”, bujuk Farhan dengan semua yang ia bisa katakan.

Mila pun tertunduk. Dalam hatinya ia membenarkan kata-kata Farhan. Selama ini, keluarga Angga sudah memberikan kebahagiaan untuknya. Masa, ia membayarnya dengan membahayakan mereka? Dan akhirnya Mila pun mau menuruti ucapan Farhan.

“Mil, kamu harus merahasiakan apa yang kamu lihat tadi pada Kak Angga dan keluarganya. Ini demi kebaikan kita semua”, sekali lagi Farhan mencoba memastikan apakah Mila menurutinya.

Kemudian, Angga menanyakan bagaimana ia bisa sampai ke tempat itu sendirian. Mila menceritakan bahwa sebelumnya ia hanya ingin membeli makanan dan minuman ringan di mini market. Angga pun menemani Mila berbelanja.

Mila menjadi sedikit canggung karena di temani oleh Farhan. Tapi, dalam hatinya ia juga merasa senang bisa berduaan dengan Farhan. Egoiskah dirinya saat ini yang merasa senang dengan kekasih wanita lain? Dalam hati, Mila berjanji ini adalah terakhir kalinya ia merasa senang di sisi Farhan. Walaupun ia tidak mencintai Angga, tapi selingkuh bukanlah perbuatan baik. Mila tidak pernah memikirkan hal itu sama sekali.

Setelah selesai berbelanja, Mila pun menjadi menumpang di mobil Farhan. “Apa tidak apa-apa kita terlihat bersama seperti ini?” tanya Mila yang merasa tidak enak.

“Kamu tenang aja Mil. Nanti jika mereka bertanya, biar aku yang menjawabnya. Kamu turuti saja apa yang aku bilang. Oke?” jawab Farhan yang masih fokus menyetir.

Mila menganggukkan kepalanya. Ada rasa khawatir dan nggak enak kepada Angga dan Reina. Dan benar saja saat mereka sampai ke butik, kedua adik kakak itu begitu heran melihat Mila dan juga Farhan yang datang bersama. Reina juga baru saja sampai ke lokasi. Ia segera berlari menyambut Farhan.

“Kenapa kamu nggak angkat telfon dari aku? Terus kenapa bisa sama Mila?”, tanya Reina yang sedikit merajuk.

“Maaf ya, hp-ku mati. Dan tadi aku melihat Reina jalan sendirian jadi ya, aku suruh naik aja”, jawab Farhan sambil menebarkan senyumannya.

Namun, berbeda dengan Mila yang sangat susah untuk menarik bibirnya agar terlihat tersenyum. Ia begitu karena merasa bersalah sudah membohongi Reina dan Angga.

“Kamu, kenapa nggak bilang kalau keluar? Terus kamu ke mana aja? ”, tanya Angga pada Mila.

“Em, maaf kak. Tadi sih memang mau bilang, cuma kakak lagi telfonan dan sepertinya sangat penting. Jadi, Aku putuskan untuk ke mini market sendirian aja”, jawab Mila merasa bersalah.

Setelah itu, mereka kembali masuk ke dalam butik. Reina dan Mila berdiskusi lagi dengan perancang busana itu. Mereka terlihat kompak. Sesekali Reina menanyakan pendapat Farhan. Dan Farhan kelihatannya dengan senang hati memberikan masukkan untuk mereka.

Di lain sisi, Angga terus saja memperhatikan Farhan tanpa sepengetahuannya. Namun, sepertinya Farhan tidak tampak mencurigakan. Ia terlihat biasa saja seperti tidak ada kejadian.

“Mil, kita pulang duluan yuk”, ajak Angga yang sudah berdiri dari duduknya.

“Ih.... Bentar dulu kak. Masih diskusi juga!” jawab Reina kesal.

“Kamu diskusi aja sama Farhan. Kakak ada urusan penting”, ucap Angga acuh pada Reina. “Ayo kita pergi”, lanjutnya sambil menarik tangan Mila.

Mau tidak mau Mila pun harus mengikuti ucapan Angga. Walaupun ada rasa tidak enak meninggalkan Reina  tapi apa boleh buat. Tapi, entah mengapa sepertinya Mila tahu jika suasana hati Angga sedang tidak baik. Terlihat dari raut wajahnya dan juga nada bicaranya. Mila yang ingin menanyakan alasannya pada Angga pun menjadi takut dan tidak berani bertanya apa-apa.

Di dalam mobil pun tidak ada pembicaraan sedikit pun. Mila menjadi salah tingkah sendiri untuk mencari perhatian Angga. Sebenarnya Angga tahu jika Mila sedang gelisah tapi, ia masih memikirkan apa yang harus ia lakukan saat itu.

Dan lama kelamaan, sepertinya Angga tidak bisa menahannya lagi. Ia pun memberhentikan mobilnya di pinggir jalan. Mila sedikit terkejut  karena Angga tiba-tiba menghentikan mobilnya.

“Mil, saya mau kamu jawab dengan jujur. Apa yang sebenarnya telah terjadi?”, tanya Angga menahan kekesalannya.

“Maksud kakak?”, Mila balik bertanya sekaligus harap-harap cemas.

“Farhan tadi berbohong kan? Jelas-jelas saya melihat kalian masuk dan keluar dari mini market bersama-sama. Lalu kenapa Farhan bilang jika ia melihatmu saat berjalan sendirian dan memberikan tumpangan ke butik”, ungkap Angga menjelaskan apa yang ingin ia ketahui dari Mila.

Mila pun terdiam. Pasalnya, ia ingat apa yang dikatakan Farhan kepadanya. Sangat berbahaya jika Angga terlibat dengan apa yang dilihatnya. Tapi, dilain sisi Mila juga ingin sekali mengatakan apa yang telah dilihatnya. Angga yang melihatnya semakin gelisah itu pun semakin curiga.

“Mila?”, panggil Angga menunggu jawaban Mila.

Mila menarik napas panjang dan melihat wajah Angga yang sedari tadi menunggunya, “Sebenarnya...”.

***