NovelToon NovelToon
Kemanapun Aku Pergi, Aku Akan Tetap Kembali Kepadamu

Kemanapun Aku Pergi, Aku Akan Tetap Kembali Kepadamu

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / Anak Kembar / Cinta Seiring Waktu / Romansa / Trauma masa lalu / Enemy to Lovers
Popularitas:7.7k
Nilai: 5
Nama Author: Choi Jaeyi

Terjebak dalam kesalahpahaman di masa lalu, menyebabkan Lauren dan Ethan seperti tengah bermain kejar-kejaran di beberapa tahun hidup mereka. Lauren yang mengira dirinya begitu dibenci Ethan, dan Ethan yang sedari dulu hingga kini tak mengerti akan perasaannya terhadap Lauren. Berbagai macam cara Lauren usahakan untuk memperbaiki kesalahannya di masa lalu, namun berbagai macam cara pula Ethan menghindari itu semua. Hingga sampai pada kejadian-kejadian yang membuat kedua orang itu akhirnya saling mengetahui kebenaran akan kesalahpahaman mereka selama ini.

“Lo bakal balik kan?” Ethan Arkananta.

“Ke mana pun gue pergi, gue bakal tetap balik ke lo.” Lauren Winata.

Bagaimana lika-liku kisah kejar-kejaran Lauren dan Ethan? Apakah pada akhirnya mereka akan bersama? Apakah ada kisah lain yang mengiringi kisah kejar-kejaran mereka?

Mari ikuti cerita ini untuk menjawab rasa penasaran kalian. Selamat membaca dan menikmati. Jangan lupa subscribe untuk tahu setiap kelanjutan ceritanya

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Choi Jaeyi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Meminta Izin Sekedar Formalitas

Sabtu, 20:45 WIB

Lauren sudah siap dengan setelan serba hitamnya, karena sesuai dengan janjinya bersama Yara, dia akan pergi malam ini. Namun satu hal yang harus dia pastikan malam ini, dia harus mendapat izin satu penghuni rumah yang menurutnya sangat merepotkan. Bagaimana jika Lauren tidak mendapat izinnya? Ah, Lauren sama sekali tidak mempedulikan hal itu. Baginya izin itu hanya formalitas, jika tidak diizinkan dia tetap akan pergi juga. Aneh memang anak yang satu ini.

Kini Lauren sudah berada di dekat tangga, arah matanya tertuju ke ruang keluarga. Seketika Lauren mengumpat dalam hati, penghuni rumah yang harus dihadapinya tengah duduk di sana. Wajahnya begitu serius dengan laptop yang berada di depannya. Lauren bisa menebak, kalau orang itu tengah mengerjakan skripsinya. Gadis itu meneguk salivanya, sangat menantang pikirnya. Saat-saat biasa saja, Lauren harus ribut dengan orang itu saat ingin pergi. Apalagi ini, dia tak dapat menebak apa yang akan terjadi setelahnya.

Setelah terlalu lama berpikir, Lauren pun melangkahkan satu persatu kakinya menuruni tangga. Kalau tidak segera pergi dia akan terlambat, jika dia terlambat Yara lah yang akan memarahinya. Walaupun Lauren hanya bisa sedikit menebak, sebelum pergi ini pun dia pasti akan dimarahi habis-habisan. Sebab itulah dia tak ingin menanggung resiko, dimarahi sampai dua kali.

"Mau ke mana?"

Langkah Lauren seketika terhenti, dia pikir orang itu tidak memperhatikannya. Sebab benda yang berada di hadapan orang itu pasti lebih menarik daripada dirinya.

"Pergi main," jawab Lauren singkat.

"Bohong. Ini malam minggu, dan gue tau lo bakal pergi ke mana."

Gadis itu memutar bola matanya malas. "Ya kalo udah tau, ngapain pake nanya."

"Pokoknya lo nggak boleh pergi."

"Geo kampret."

"Abang!" Ralat Geo dengan tatapan mata tajam.

Skakmat, nyali Lauren sedikit menciut saat melihat tatapan itu. "Abang kampret."

"Kampretnya ditinggal, nggak usah disebut."

Oh, ayolah. Laki-laki itu masih sempat-sempatnya meralat ucapan Lauren, gadis itu jadi gemas sendiri. Tidak bisa, ini tidak bisa dibiarkan. Walaupun Lauren harus lebih memperkuat nyalinya lagi, malam ini dia harus tetap pergi bagaimana pun itu keadaannya.

"Gue tetap pergi, karena gue dah janji sama Yara."

Baru saja Lauren ingin melangkah pergi, tiba-tiba jaket kulitnya tertarik dari arah belakang. Gadis itu menoleh dan terkejut bukan main, kenapa bisa Geo sudah berdiri di belakangnya? Secepat itukah langkah kakaknya itu agar bisa mencegah dia pergi? Pikiran aneh pun sekilas melintas di kepalanya Lauren. Nampaknya dia harus berguru kepada Geo, agar dia bisa melangkah secepat laki-laki itu.

"Apa lo lupa? Kalo gue udah nggak ngizinin lo buat balik ke tempat itu lagi."

"Dih. Apa harus banget, gue minta izin lo? Nggak lah, gue bakal tetap pergi."

Semakin Lauren melawan, semakin Geo mengeratkan tarikan di jaket adiknya itu. Untung saja jaket itu tidak Lauren kancingkan, jika tidak saat ini dia sudah tercekik akibat ulah kakaknya sendiri.

"Pergi aja kalo bisa," ucap Geo sambil tersenyum miring.

Lauren yang memperhatikan hal itu mengernyitkan dahinya bingung, kenapa makhluk ini tiba-tiba tersenyum pikirnya. Apakah dia kerasukan? Sangat tidak mungkin pikir Lauren. Kelakuan Geo saja seperti setan, mana mungkin setan mau merasuki tubuhnya.

"Kalo bisa," lagi Geo tersenyum miring. Tapi kali ini tangannya terangkat memegang sebuah kunci.

Sial. Lauren menghembus napasnya kasar, rupanya Geo selangkah lebih maju darinya. Kunci yang tengah Geo pegang itu adalah kunci motornya. Dia tidak menyangka laki-laki itu akan mencegahnya dengan cara mengambil kunci motor miliknya. Naasnya lagi kunci itu satu-satunya yang Lauren miliki saat ini. Sebab dulu dia pernah menghilangkan kunci yang satunya, jadi kunci yang sekarang dia pakai adalah kunci cadangan yang hanya ada satu.

"Kalo tau begini, gue harusnya cepat-cepat bikin kunci cadangan lagi," batin Lauren sambil menatap kunci tersebut. "Berbakat banget lo jadi maling, semudah itu nyolong barang orang."

Ucapan Lauren sukses membuat Geo membulatkan kedua matanya terkejut. Sebenarnya dia tahu, kalau adiknya ini mempunyai mulut yang pedas dan tak berperasaan. Tapi kali ini ucapan gadis itu sudah benar-benar keterlaluan. "Mulut lo, Ren. Kalo sama orang udah kena tampar."

"Bacot," side eye Lauren berikan kepada kakaknya itu. "Sini balikin kunci motor gue," gadis itu memberontak. Mencoba meraih kunci dari tangan Geo, walau dia sedikit kesusahan dengan posisinya.

Namun Geo tak semudah itu membiarkan Lauren, semakin gadis itu ingin meraih kuncinya, semakin dia menjauhkan kunci tersebut.

"Abang! Ini bukan saatnya bercanda!"

"Siapa juga yang bilang gue lagi bercanda sama lo, Lauren," seru Geo tak mau kalah.

Lauren lelah, jika terus menerus seperti ini dia hanya akan menghabiskan tenaganya dengan sia-sia. Sekelebat ide pun muncul di kepalanya, dia tersenyum sebelum mengangkat kakinya dan menargetkan satu hal yang kini berada di dekatnya.

"Aaw!!"

Sukses. Kunci yang di tangan Geo terlepas dan Lauren segera mengambil kesempatan tersebut. Untung saja kuncinya tidak terlempar jauh, dengan gerakan cepat kunci itu sudah berada di tangan pemiliknya.

"Rasain, siapa suruh nantangin gue," gadis itu tersenyum bangga seraya memutar-mutar kuncinya di jari telunjuknya.

Geo tak dapat menyahut, dia masih merintih kesakitan seraya memegang selangkangannya yang terasa sakit setelah ditendang oleh adiknya tersebut. Bahkan saat ini Geo hanya bisa duduk di lantai, dan tak mampu menatap ke Lauren. Seketika Geo merutuki dirinya sendiri, dia lupa kalau adiknya bukan gadis sembarangan. Adik kesayangannya itu merupakan gadis yang sudah menguasai beberapa olahraga bela diri, dan untuk melakukan hal yang seperti ini sangatlah mudah baginya.

Melihat keadaan abangnya itu, Lauren pun berhenti tersenyum dan ikut duduk di lantai. "Maaf ya bang, gue udah keterlaluan sama lo. Tapi mau gimana lagi, gue harus pergi malam ini."

"Gue bakal aduin ke papa."

Gadis itu terkekeh kecil. "Bodo amat. Toh, papa juga nggak bisa ngelarang gue. Kan papa dah janji, nggak akan ngelarang apa pun hobi gue. Asalkan gue bisa jaga diri dan hati-hati."

"Hati-hati pala lo peang," rasa sakit itu perlahan memudar. Tetapi Geo masih tidak bisa apa-apa lagi, lebih tepatnya sudah menyerah dengan manusia di hadapannya ini. "Kejadian yang sebelumnya, apa lo hati-hati? Nggak kan."

"Ck. Itu lagi, itu lagi," lama-lama Lauren bosan saat Geo terus membahas kejadian itu. "Gue udah hati-hati, bang. Tapi yang namanya musibah mah, nggak bisa dihindarin."

"Ya harusnya lo hindari tu musibah, dengan cara nggak usah balik lagi," Geo gemas dengan kelakuan Lauren, refleks tangannya menoyor kepala adiknya itu.

Bukannya protes, gadis berlesung pipi itu malah tertawa dan perlahan bangkit. "Nggak bisa lah bang, namanya juga hobi, dan soal musibah, setiap manusia emang bakal dihadapi dengan musibahnya masing-masing. Nggak selamanya yang berbahaya mengundang banyak musibah. Bisa aja yang diam-diam bae dapat musibah juga,” Lauren kemudian menepuk pundak Geo sebanyak tiga kali. "Buktinya abang nih, diam-diam bae malah dapat musibah begini."

"Sialan. Ini mah gara-gara lo, bukan gue yang dapat musibah tiba-tiba."

Lagi, Lauren hanya tertawa menanggapi ucapan Geo. "Udah ya bang, gue pergi dulu," tanpa menunggu jawaban Geo, gadis itu melangkahkan kakinya menuju pintu.

"Pulangnya jangan kemaleman. Gue nggak bakal tidur, sebelum lo udah pulang."

"Siap, abangku sayang."

1
Aurora79
orang yang terluka oleh orang2 terdekatnya, akan lebih susah untuk memaafkan. Walau dalam hati sudah memaafkan, tapi tidak dalam tindakannya. Mungkin Geo merasa sangat kecewa atas kepergian ibunya waktu dia sangat membutuhkan kasih sayang ibunya...😭. Kejadian yang sama soalnya sama diriku sendiri, bedanya..., aku ditinggal pergi papa.
yeopo yeojaaaa
weh, ada² aja lo. pntas judul bab ini penitipan anak. kirain tdi apa🤣
yeopo yeojaaaa
lucu bgt, boleh pinjam pangeran nggk ren😭
yeopo yeojaaaa
semoga geo cepat terbuka hatinya☺️
yeopo yeojaaaa
ikut tersentuh juga, Lauren dpanggil kakak dong😭😭
yeopo yeojaaaa
kemana tuh si kembar🤣
Anonymous
kayak baru pernah keluar rumah aja
Anonymous
exited bgt si Lauren
Anonymous
geo pasti lagi bimbang. antara nurutin kemauan adiknya, tpi dia sendiri masih nggk bisa nerima permintaan maaf ibunyaa
Anonymous
gw nggk expect, geo bakal bilang begitu
yeopo yeojaaaa
gebuk aja dia sekalian Ren😭
yeopo yeojaaaa
bener bgt kata Lauren. karma itu instan, hati² loh😭
yeopo yeojaaaa
lauren bener² ya, nggk nanggung² lempar bola basket ke abangnya😭
yeopo yeojaaaa
Geo mulutnya heh😳
yeopo yeojaaaa
se pasrah itu ternyata Vina🥺
🄻🄰🄻🄰🄳🄸🅂🅃🄸_𝓓𝓯𝓮ྀ࿐
ada udang dibalik bakwan kah
🄻🄰🄻🄰🄳🄸🅂🅃🄸_𝓓𝓯𝓮ྀ࿐: wah, rahasia ya.. oke aku lihat selanjutnya nanti
Choi Jaeyi: maybee🤣
total 2 replies
🄻🄰🄻🄰🄳🄸🅂🅃🄸_𝓓𝓯𝓮ྀ࿐
omnivora gak tuh
🄻🄰🄻🄰🄳🄸🅂🅃🄸_𝓓𝓯𝓮ྀ࿐
cuapin boleh /Chuckle/
🄻🄰🄻🄰🄳🄸🅂🅃🄸_𝓓𝓯𝓮ྀ࿐
bilang aja gabut terus mau ganggu geo
🄻🄰🄻🄰🄳🄸🅂🅃🄸_𝓓𝓯𝓮ྀ࿐
/Facepalm//Facepalm//Facepalm/
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!