NovelToon NovelToon
Pengorbanan Anak Pertama

Pengorbanan Anak Pertama

Status: tamat
Genre:Tamat / Anak Yatim Piatu / Keluarga
Popularitas:34.3k
Nilai: 5
Nama Author: Muliana95

Firnika, ataupun biasa di panggil Nika, dia dipaksakan harus menerima kenyataan, jika orang tuanya meninggal tepat, sehari sebelum lamarannya. Dan dihari itu juga, orang tua pasangannya membatalkan rencana tersebut.
Yuk ikuti kisah Firnika, dan ke tiga saudara-saudaranya ...

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Muliana95, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Abrar Pergi

Malam harinya, Ilham minta izin pada Rina untuk ke warkop bersama dengan Abrar. Nyatanya, Ilham malah mengajak Abrar untuk bertandang ke rumah Nika.

Disana, Nika menyambut hangat ke dua tamu itu. Apalagi, melihat wajah bersahabat dari Ilham.

"Sebelumnya, aku minta maaf atas nama Ibunya Abrar. Mungkin selama ini, perkataannya banyak melukai hatimu ..." Ilham menghela napas.

"Aku sebagai orang tua, ataupun penengah diantara kalian. Ingin bertanya, apakah kamu benar-benar menolak lamaran Abrar? Terlepas dari hinaan dan cemoohan dari Ibunya." tanya Ilham.

"A-aku ..." Nika ragu berucap.

"Katakan saja nak!" seru Ilham. Sedangkan Abrar memilih mendengarkan, dan terus saja berdoa agar Nika merubah keputusannya.

"Aku gak siap dengan syarat yang Bu Rina ajukan. Aku gak bisa meninggalkan mereka. Karena orang tuaku sudah menitipkan ke tiga adikku sebelum mereka berpulang." ujar Nika dengan lirih.

"Aku punya pilihan untuk kalian. Kalian menikah saja dan bawa adik-adikmu ikut serta. Dan setiap bulan, akan aku usahakan untuk memberikan kalian sedikit nafkah. Hitung-hitung sedekah ku untuk adik-adikmu." seru Ilham. "Dan aku juga yakin, jika Abrar tidak akan membiarkanmu kesusahan. Kamu juga bisa bekerja di kebun bersama Abrar." terang Ilham.

"Tapi, aku tetap gak bisa. Aku gak mau merendah pada orang yang menghina keluargaku." tolak Nika dengan lembut.

"Iya, dan tadi sore aja Bu Rina meminta uang pada kak Nika sebesar lima ratus ribu. Kalian tahu gara-gara apa? Gara-gara Amar memetik jambu air di kebun Bang Abrar. Beruntung kak Nika punya uang ..." ujar Safa yang tiba-tiba muncul.

Sejak tadi dia geram dengan jawaban Nika yang terasa lembut di telinganya.

"Safa, masuk lah ..." perintah Nika. Safa memang memiliki watak lebih keras. Dia bahkan kerap kali di nasehati oleh ke dua almarhum. Akan tetapi, sifatnya itu memang sudah mendarah daging. Tidak bisa di lepaskan ataupun dihilangkan.

"Cih ,,, jika kak Nika masuk. Aku juga ..." balas Safa.

"Maafkan Rina, aku gak tahu tentang hal ini. Maaf Nika ..." lirih Ilham.

"Keterlaluan sekali kamu Bu ..." batin Abrar.

Karena terlalu malu dengan pengakuan Safa. Kedua lelaki yang beda usia mohon undur diri. Dan Safa kembali mendapatkan peringatan dari Nika. Untuk hati-hati dalam berbicara.

"Ta-tapi yang kukatakan benar adanya Kak ... Kanaya yang beritahu aku." bela Safa.

"Memang iya, tapi tidak sewajarnya kamu mengatakan pada mereka. Bagaimana jika saat pulang nanti bu Rina di hukum sama pak Ilham?" tanya Nika was-was.

"Biarin, biar dia kapok sekalian." sahut Safa melenggang pergi.

Nika hanya menggelengkan kepalanya. Dia gak tahu harus bagaimana menyikapi sifat Safa.

Benar seperti dugaan Nika. Di rumah, Ilham mencerca istrinya. Karena menurut Ilham. Rina sudah sangat keterlaluan. Dia bahkan terang-terangan mendzolimi anak yatim piatu.

"Jadi Nika ngadu?" cibir Rina.

"Bukan, bukan dia. Tetapi orang lain yang mengatakan langsung pada kami. Kamu tahu betapa malunya aku? Aku merasa gagal Rina. Aku gagal mendidik mu." bentak Ilham.

"Tapi aku melakukan hal ini, semata-mata biar mereka kapok ..." bela Rina.

"Terus, kenapa harus sama Nika seorang? Masih ada beberapa anak lagi yang melakukan hal yang sama. Dan aku yakin, jika jambu yang mereka makan, bahkan tidak ada harganya." lagi Ilham marah.

"Aku kecewa sama Ibu." sambung Abrar.

"Terus ,,, terus aja menyalahkan aku." ujar Rina dengan terisak.

"Jika besok kamu tidak mengembalikan uang Nika. Maka, jangan harap kamu mendapatkan uang gajiku untuk bulang depan." ancam Ilham.

"Ta-tapi ... Uangnya sudah habis Yah. Abrar, tolong ..."

"Itu urusan Ibu ..." sesal Abrar beranjak pergi.

"Lihat lah Rina, lihatlah akibat dari perbuatanmu. Kamu melukai hati anakmu." ungkap Ilham.

Dan Rina hanya diam, dia takut amarah suaminya memuncak, jika nanti ia kembali menjawab.

Di kamar, Abrar memasukkan beberapa setelan baju ke dalam tas. Dia berencana ingin menepi. Karena di rumah pun, dia semakin di buat stres dengan sikap Ibunya.

"Mau kemana nak?" tanya Ilham yang sudah siap dengan tas di punggungnya.

"Aku ingin menyendiri Yah, tolong sampaikan sama Ibu. Karena setiap bertemu dengannya. Hatiku selalu hancur Yah." adu Abrar. Karena Rina sudah tidak terlihat di ruang tamu.

"Terus kebunmu? Bukan kah, sebentar lagi sudah siap panen." tanya Ilham.

"Sudah aku serahkan pada Rijal juga Boy ayah. Mereka yang mengurusnya." sahut Abrar.

"Baiklah, tenangkan dirimu terlebih dahulu. Jangan lupa, untuk selalu mengabari ayah." pinta Ilham memeluk erat tubuh Abrar.

Abrar pergi di bawah tatapan sendu Ilham. Dia paham bagaimana terluka hati anaknya. Maka karena sesama lelaki, dia membiarkan Abrar menepi.

Dan berharap jika Abrar menemukan pengganti Nika. Karena jika bersama Nika, itu terlihat mustahil, disebabkan hati sang gadis yang terluka.

"Selamat jalan nak! Buktikan kamu lelaki sejati. Jika mungkin dia tidak bisa terganti, semoga kamu bisa mengikhlaskan sang pujaan hati ..." batin Ilham.

Abrar terus saja menjalankan sepeda motornya. Dia belum tahu mau kemana, yang pasti dia ingin menjauh, menjauh dari segala yang membuat hatinya terluka.

"Selamat tinggal Nika. Aku harap kamu tidak akan melupakan ku. Sama seperti ku yang akan selalu mengingat namamu ..." lirih Abrar dengan air mata yang terbang entah kemana. Di karenakan, dia menjalankan sepeda motornya dengan kecepatan tinggi.

Dia gak peduli jika orang menganggapnya lemah, dia lelah, lelah dengan sikap Ibunya. Lelah dengan semua takdirnya.

Maka dia memutuskan untuk menangis sepuasnya. Karena setelah ini, akan di pastikan tidak ada lagi air mata. Kecuali air mata bahagia.

"Aku pergi bukan karena ingin meninggalkanmu Nika. Aku pergi untuk mencari sesuatu, agar kamu tidak ragu untuk membawa ke tiga adik-adikmu untuk hidup bersama kita. Kita akan bahagia Nika. Tunggu lah aku, tetap lah, setia ..." gumam Abrar.

Di rumah, Nika tidak bisa tidur. Padahal jam sudah menunjukkan jam 12, namun dia masih sulit terpejam.

Hatinya gelisah, dia teringat dengan Abrar. Namun, hati kecilnya mati-matian mengingatkan jika ia dan Abrar tidak mungkin akan bersama. Toh, dia sendiri tidak akan pernah sanggup meninggalkan ke tiga adik-adiknya.

1
kaylla salsabella
semoga anak " author cepat sembuh thor 🥰🥰
👏Ꮢнιєz~bhawel🖤²²¹º
semoga nika abrar n klrga nya selalu bahagia
Arieee
👍👍👍👍👍👍👍👍👍👍👍👍👍
Arieee
👍👍👍👍👍👍👍👍👍👍👍👍👍👍
kaylla salsabella
lanjut thor semangat berkarya thor 🥰🥰🥰
Muliana
Sepertinya tidak bisa up tiap hari. Karena selain si kecil sakit, aku juga /Sob/
👏Ꮢнιєz~bhawel🖤²²¹º: semoga lekas pulih sehat kembali thor, sehat n semangat selalu 🤗
total 1 replies
Shadiqa Azkia
/Heart//Heart//Good//Good//Heart//Good/
Shadiqa Azkia
/Heart//Heart//Heart//Good//Good//Good/
Sulfia Nuriawati
nisa d pengaruhi suami yg g bener, cb tinggalkan suami kyk gt, pasti hdupnya tenang, yg kasian anaknya
Arieee
😁😁😁😁😁😁👍👍👍👍👍👍👍
kaylla salsabella
semoga lekas baik thor anak nya .....dan tetep semangat berkarya thor 🥰🥰🥰
👏Ꮢнιєz~bhawel🖤²²¹º
senoga anak mu lekas pulih sehat kembali, thor
Fitria Arifianto
cepet sehat thor anak nya
Arieee
si Nisa 😤😤😤😤😤😤😤😤😤😤😤kalo udah gak punya warisan miskin gembel lu
kaylla salsabella
lanjut thor semangat berkarya thor 🥰❤️❤️
Fitria Arifianto
tp emg nika lemah c beda sm alm adik nya tegas,,hrs ny kl ud begini qm bs jd tegas nika bkn diam & ngalah aj
Shadiqa Azkia: Mungkin karena dia anak pertama, didikan dari orang tuanya, yang sering menyuruhnya untuk mengalah pada adik-adiknya sehingga, terbawa sampai dia dewasa
total 1 replies
Teteh Lia
🌹🌹🌹 perempuan baik hati yang udah baik sama Nika bahkan di saat orang lain merendahkan Nika.
Teteh Lia
perempuan yang baik hati. dia berniat menolong dengan ikhlas. untung Nika peka
Teteh Lia
Suudzon Mulu si ibu.
Arieee
👍👍👍👍👍👍👍👍👍👍👍👍👍
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!