Tourguide Cantik Penakluk Bule Tampan (Matahari Untuk Senja)

2 minggu berlalu sudah Aiden dan Senja berpisah jarak jauh. Sama-sama memendam rindu yang menggunung. Hanya berkomunikasi via telepon dan chat. Meskipun intensitasnya tidak sering karena sibuk dengan pekerjaan juga perbedaan waktu beda negara, namun Senja selalu berusaha berpikir positif kalau Aiden benar-benar akan menepati janjinya kembali ke Bali. Hari ini sebenarnya Aiden akan ke Bali tanpa memberitahukan Senja. Sejak pagi Aiden sudah berangkat. Aiden hanya berkata akan pergi kerja saat menelpon Senja sebelum berangkat dan berkata akan sulit menghubungi Senja hari ini. Aiden memberi alasan kalau sedang ada project ke memantau langsung ke lokasi di luar kota.

" Kak..kak..Kak Senja.." Senja melamun di dalam ruangannya sambil menatap ke jendela. Terakhir Aiden menelponnya saat makan siang. Di sana masih pagi saat itu, sekarang sudah pukul 6 sore di Bali, Aiden belum juga menelpon bahkan membalas pesan Senja.

" Ahh iya, kenapa Nadia?"

" Yee malah ngelamun, saya udah berapa kali manggil Kak"

" Maaf tadi gak denger"

" Di luar ada tamu nyariin Kak Senja. Katanya pernah bertemu di Event dan di kasih kartu nama Kakak, mau ketemu kakak "

" Hmm?? Siapa?"

" Namanya Anggara"

" Siapa ya, kok aku gak kenal? Suruh ke ruang tamu aja"

" Iya Kak.."

Senja membereskan mejanya sekalian akan bersiap pulang. Bu CEO sudah tidak pulang malam lagi sekarang sejak naik jabatan. Padahal itu karena ulah pacarnya juga. Senja ke ruang tamu menemui siapa tamunya.

" Selamat sore" Sapa Senja sambil membuka pintu kaca ruangan itu.

" Selamat sore. Hai Senja!"

" Hmm.. silakan duduk dulu"

" Iya, makasih. Maaf saya pernah kasih kartu nama saya di mana ya?"

" Ohh, saya Anggara temannya Reynolds yang waktu itu ketemu di Mall"

" Ohh.. iyaa iya maaf saya waktu itu hanya bicara sebentar jadi agak lupa"

" Ahh iya gak apa-apa "

" Jadi ada keperluan apa yang bisa saya bantu?"

" Hmm.. sebenarnya ini bukan tugas saya tadinya, tapi saya yang ambil karena saya ingat Anda pernah bilang kapan saja boleh ke kantor menemui Anda"

" Iya benar, hmm lalu.."

" Dinas pariwisata pernah membuat kerja sama dengan Wonderfull Tourism tahun kemarin. Nah saya ke sini ingin memperbarui kerja sama itu. Apa saya bisa minta waktunya untuk menawarkan kerja sama lagi?"

" Ohh begitu. Iya, tahun lalu kontrak kami hanya 6 bulan lalu di putus setelah ada yang lebih murah katanya. Jadi kami tidak meneruskan kembali"

" Ehh, iya makanya saya kemari mau meminta maaf sekaligus mau mengajak kerja sama lagi. Itu karena kami sudah berganti atasan jadi vendor-vendor lama sudah kami putus kontraknya. Saya sudah mengecek ulang beberapa vendor yang terkait. Ternyata banyak keluhan dari tamu-tamu penting kami dengan vendor lain. Jadi kami memutuskan untuk memilih Wonderfull Tourism kembali jadi vendor kami"

" Hmm..untuk soal itu kami bisa negosiasikan lagi, tapi kami tidak bisa memberikan harga yang murah, karena sudah sesuai standar perusahaan kami untuk memberikan pelayanan terbaik dan bukan murah tapi abal-abal"

" Ohh iya soal itu sudah di bicarakan ke beberapa pegawai Dinas pariwisata juga atasan saya. Kami ingin mendapatkan pelayanan yang lebih baik daripada yang sebelumnya."

" Kalau boleh tahu apa ada rencana kedatangan tamu lagi dalam waktu dekat sampai menghubungi kami?"

" Iya benar, awal bulan ini artinya minggu depan ada tamu dari Dinas Pariwisata Jakarta juga beberapa pengusaha ternama. Makanya kami mau meminta bantuan dari Wonderfull Tourism untuk jadi vendor kami lagi"

Lama mengobrol soal pekerjaan akhirnya Senja memutuskan untuk memberikan gambaran beberapa paket trip dan hotel pilihan perusahaannya. Anggara terkesan dengan cara Senja. Ia semakin mengagumi Senja.

" Baiklah, kalau begitu nanti karyawan saya yang akan mengantar proposal bisnisnya"

" Oke, saya tunggu kedatangan Anda juga kalau bisa, biar atasan saya ketemu langsung dengan Anda"

" Ohh untuk itu nanti bisa kita atur waktunya lagi"

" Ahh  iya maaf Senja, no.handphone kemarin apa boleh saya menghubungi secara pribadi, eh maksudnya kalau mau bicara soal kerjaan"

" Ohh iya silakan"

" Kalau gitu, saya permisi ya. Terima kasih untuk waktunya" Anggara memberi salam pada Senja dengan menjabat tangannya. Lalu pamit pergi dari kantor Senja.

" Fiuuhh.. sampe jam segini jadinya aku di kantor. Padahal tadi mau pulang cepat." Senja melihat jam tangannya sudah menunjukkan pukul 19.30 WIT. Senja bergegas pulang minta antar Sopirnya. Berkali-kali Senja melihat handphonenya belum juga ada balasan dari Aiden.

" The number you are calling its not active. Please.." Senja menelpon berulang kali tapi masih belum aktif. Dia mulai merasa cemas. Kemana Aiden pikirnya, mengapa belum ada kabar sama sekali. Bahkan Aiden tidak bilang mau keluar kota itu kemana. Senja merasa sedih. Sampai di kostan dengan wajah lesu. Masuk ke kamar langsung merebahkan diri. Memutar music instruments kesukaannya, malah membuatnya semakin sedih.

" Kenapa aku begini? Baru 1 hari di tinggal tanpa kabar rasanya kenapa begitu hampa. Gak enak LDR. Setengah hari aja kok berasa berbulan-bulan. Erggggh..." Senja berteriak dalam bantalnya.

Sementara itu Aiden yang dalam perjalanan ke Bali merasa kelelahan karena harus transit dulu di Qatar. Aiden berangkat dari Zurich pesawat pukul 9.40 pagi, tiba di Qatar pukul 16.25. Lalu harus berangkat lagi pukul 17.30. Karena perbedaan waktu yang cukup jauh, Aiden akan tiba di Bali besok pagi pukul 08.25 WIT. Selama perjalanan Aiden terpaksa tidak mengaktifkan Handphonenya agar Senja tak tahu jika Dia sedang menuju Bali saat ini.

Keesokan harinya, Sabtu pagi ini Senja sudah bersiap ke kantor. Senja kesal dan hampir membanting handphonenya. Bingung mengapa tidak ada kabar dari Aiden. Semua chatnya tidak ada yang masuk.

Drrt..drrt.. Suara getar handphonenya di meja riasnya langsung buru-buru di ambil Senja. Dia pikir itu balasan chat dari Aiden. Nyatanya bukan.

" Hallo Boss!"

" Senja kau di mana?"

" Masih di rumah, kenapa?"

" Siang ini kau temui Customer aku di - The Seminyak Beach Resort- ya"

" Boss aku hari ini ada janji ketemu Customer juga"

" Sudah, biar aku yang gantikan. Aku tidak mau nanti Aiden memarahiku karena kau ketemu laki-laki. Kau ambil yang di Seminyak Beach Resort saja. Kau temui dia jam 10 Oke!"

" Ibu-ibu ya?"

" Iya, nanti kau bilang saja kamar Ocean suite atas namaku"

" Hah?? Kenapa atas nama Boss? Itu keluarganya Boss?"

" Yaa bisa di bilang begitu. Pokoknya kau ke sana saja"

" Yaa..yaa..nanti aku ke sana. Awas kalau bohong aku aduin nanti ke Aiden"

" Ahahahah..nanti kau lihat saja sendiri" Anderson malah tertawa lalu memutus panggilan.

" Cihh kalau keluarga kenapa malah di kasih ke aku?" Senja tidak jadi ke kantor, akhirnya  menyiapkan pakaian ganti saja untuk berangkat ke Seminyak. Senja selalu membawa pakaian ganti jika sedang mengantar turis. Tapi Ia hanya membawa baju kaos dan 1 pasang setelan berserta peralatan make up juga skincarenya.

Senja membaca pesan Anderson kalau driver akan menjemputnya jam 9.30. Jarak dari kostan Senja ke Hotel the Seminyak Beach Resort hanya 15 menit. Masih ada waktu 10 menit lagi menunggu driver datang. Senja memoles wajahnya dan menyemprotkan parfum. Tak lama kemudian driver menelpon jika sudah berada di depan kostan. Senja berangkat ke Seminyak.

.

.

Tiba di Resort driver memberikan kunci mobil kepada Senja.

" Kok di kasih ke saya Dim?"

" Saya kurang tahu Bu, tadi saya cuma di suruh Pak Anderson anter Ibu terus kuncinya kasih ke Ibu" jawab Dimas.

" Terus kamu pulang gimana? Ada ongkos naik ojek?"

" Saya sama Pak Hadi Bu, katanya Pak Hadi habis anter Customer ke sini tadi. Saya tinggal cari ke parkiran aja"

" Ohh gitu, laa terus masa' saya bawa mobil sendiri nganter Customer kalau kalian pulang semua?"

" Maaf saya kurang tahu Bu, coba tanyakan langsung ke Pak Anderson"

" Ini gimana ceritanya Si Boss nyuruh aku bawa mobil sendiri. Mana itu mobil BMW dia pula" Senja mencari handphonenya di tas kemudian menelpon Anderson tapi tak di angkat Anderson.

" Ya sudahlah nanti kalau ada apa-apa kamu cepat ke sini lagi ya. Saya agak canggung bawa mobil itu soalnya"

" Iya ibu telpon aja saya nanti"

Senja masuk ke Lobby " The Seminyak Beach Resort and Spa" menemui receptionist untuk di antar ke ocean suite pesanan Anderson. Awalnya Senja tak menaruh curiga sama sekali. Sampai tiba di kamar barulah Senja mulai kebingungan. Senja di persilahkan masuk ke kamar yang cukup besar, tapi tak ada orang sama sekali di dalamnya. Senja merasa takut sekaligus cemas. Lalu mencoba menelpon Anderson lagi. Mencoba berpikir positif kalau keluarganya itu sedang berada di pantai, Senja pun keluar ke balkon kamar mencarinya mungkin akan terlihat dari sana. Anderson tak kunjung mengangkat panggilannya. Tiba-tiba ada gerakan tangan seseorang memeluk Senja yang sedang menelpon dari belakang Senja. Tentu saja Senja sangat kaget dan...

" Aaaakh???"

.

.

.

.