"Aku akan menikahi wanita mana pun yang bisa meluluhkan hati anakku!" Itulah pengumuman yang dibuat oleh Eza. Putra dari lelaki yang dikenal sebagai duda +1.
Karena salah satu orang terkaya di negaranya, sayembara Arkan menjadi viral. Padahal sayembara itu bukan atas kemauannya, melainkan karena ulah sang anak. Ratusan wanita mengantri untuk ikut sayembara. Sampai seorang perempuan yang sangat mirip mendiang ibunya ditemukan oleh Eza. Nama gadis itu adalah Beby. Gadis tomboy yang mendaftar sayembara karena taruhan. Alhasil Eza meminta Arkan untuk menikahi Beby. Masalahnya adalah, Beby ternyata sangat muda, dia masih menginjak kelas dua SMA.
Bagaimana kisah selanjutnya? Apakah Arkan akan tetap menikahi Beby demi anak semata wayangnya?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Auraliv, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 29 - Mencari Mata-Mata Untuk Beby
...༻✿༺...
Mulut Beby membeku. Ancaman Gilang benar-benar membuatnya kehabisan kata-kata. Alhasil dia tak punya pilihan selain menyetujui keinginan cowok itu.
"Ya sudah. Kita pacaran! Tapi hanya sampai aku bisa membuktikan bahwa aku bukan sugar baby!" cetus Beby.
Gilang tersenyum senang. "Nah! Gitu dong. Kenapa nggak dari tadi? Ayo! Ikut aku!" ajaknya sembari menaiki motor.
"Kemana?! Aku baru aja nyampe rumah. Udah di ajak pergi aja," tukas Beby.
"Kan sudah kubilang. Aku mau ngajak kau jalan. Bentar aja kok. Masa sama pacarnya gitu." Dengan berani, Gilang mencolek dagu Beby.
"Sialan kau!" Beby langsung memukul keras tangan nakal Gilang. Dengan terpaksa, dia naik ke motor cowok tersebut. Keduanya segera beranjak pergi.
Tanpa sepengetahuan Beby, satu menit lalu Arkan kembali. Ia berhenti di tempat yang jauh dari rumah Beby. Yang jelas di tempat dimana dirinya bisa mengamati Beby dan Gilang.
Mata Arkan melotot saat melihat Beby pergi bersama Gilang menaiki motor. Perasaan Arkan jadi semakin panas.
"Sepertinya dia memang sudah punya pacar. Apa susahnya bilang padaku? Apa semuanya hanya karena uang?" Arkan jadi berpikiran yang tidak-tidak pada Beby.
Karena penasaran, Arkan memutuskan mengikuti Beby. Dia melihat gadis itu berhenti di sebuah cafe.
Dari jauh Arkan bisa melihat Gilang menggenggam tangan Beby. Cowok itu tampak membawa Beby masuk ke dalam cafe.
Setelah Beby dan Gilang masuk ke cafe, Arkan segera memarkirkan mobilnya. Sebelum menyusul Beby, dia mengamati keadaan terlebih dahulu. Atensi Arkan tertuju pada nama cafe tersebut. Tertulis besar tulisan 'Cafe Anak Muda' di sana.
Arkan lantas memperhatikan pelanggan cafe itu. Kelopak matanya melebar saat menemukan kalau semua pelanggan cafe di sana adalah anak muda.
Melihat kenyataan tersebut, Arkan jadi merasa malu bila masuk ke dalam cafe. Namun di sisi lain, dia sangat penasaran dengan apa yang Beby lakukan bersama Gilang.
"Apa yang kutakutkan? Aku masih muda. Wajahku tampan, semua orang tidak akan menduga aku sudah berumur tiga puluh tahunan," gumam Arkan, meyakinkan dirinya. Dia merapikan rambut dan pakaian, lalu keluar dari mobil.
Arkan segera melangkah memasuki cafe. Entah kenapa dia merasa mata semua orang langsung tertuju kepadanya.
Buru-buru Arkan mendatangi meja kasir dan memesan minuman.
"Tolong kopi hitam manisnya satu," pinta Arkan.
"Astaga... Bukan kah anda Arkan Almahendra? Duda +1 yang terkenal itu?" tukas sang kasir yang memiliki nama Indri tersebut.
"I-iya. Kau benar." Arkan tergagap. Dia baru sadar kalau dirinya harusnya menutupi wajah dengan masker dan topi. Bukannya malah berlagak seperti anak muda.
"Wah! Sebuah kehormatan bertemu denganmu. Bagaimana dengan sayembaranya? Apa benar tidak ada satu pun wanita yang terpilih?" cecar Indri.
"Begitulah..." Arkan menjawab dengan perasaan tidak nyaman. Apalagi sekarang beberapa orang lainnya mulai menyadari juga siapa dirinya.
Sepertinya Arkan harus mengurungkan niatnya untuk mencari Beby. Setelah minuman pesanannya jadi, dia langsung bergegas pergi. Arkan juga cemas kalau keberadaannya diketahui Beby. Gadis itu pasti akan berpikir kalau Arkan tertarik padanya.
Dengan berat hati, Arkan beranjak pulang. Namun bukan berarti dia berhenti penasaran dengan yang dilakukan Beby dan Gilang.
"Aku harus melakukan sesuatu," gumam Arkan. Dia mengambil ponsel dan menghubungi Agung.
"Ada apa, Tuan?" tanya Agung dari seberang telepon.
"Tolong cari kontak salah satu teman sekelas Beby! Aku ingin memastikan sesuatu," perintah Arkan.
"Teman Beby? Siapa?"
"Siapa saja! Pokoknya teman sekelas!"
"Baiklah, Tuan. Aku akan segera melakukannya."
Arkan segera mengakhiri panggilan telepon. Ia berniat mencari seseorang untuk memata-matai Beby di sekolah.
tetap semangat
arkan sa ae.. otak nya langsung berharap beby pake bikini🤭🤣🤣