Dewi Eka Arshila, seorang gadis cantik yang sangat berperangai buruk.
Perangainya yang seperti ini terjadi karena ulah sang kekasih yang sudah mengkhianatinya. Ditambah pula ia yang baru kehilangan sosok ayah yang tega meninggalkan sang ibu dan juga dirinya. Suatu hari, Arshilla bertemu dengan Bima, pria tampan yang selalu memperhatikan dirinya. Berkat usaha gigih Bima dalam meraih cinta gadis pujaannya, Arshilla menerima lamaran Bima dengan setulus hati. Namun sesuatu terjadi yang membuat hati Arshilla terguncang. Kejadian apa yang membuat hati Arshilla seperti ini? Lalu bagaimana kelanjutan kehidupan Arshilla selanjutnya?
Terus ikuti The End Of Our Love.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Hanna Agustiani, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 6
Minggu pagi yang cerah, sinar mentari memasuki celah-celah jendela, udara yang sejuk setelah semalaman hujan deras. Arshilla masih betah dengan tidurnya, bahkan ia menarik kembali selimutnya yang turun. Ketukan pintu kamar bahkan tak ubah membuatnya bangun
"Arshi, di bawah ada Bima!" teriak Rosa. Tak ada jawaban Rosa pun memasuki kamar putrinya.
"Nak, di bawah ada Bima. Dia udah lama loh menunggu," ucap Rosa yang masih berusaha membangunkan Arshilla
"Arshi masih ngantuk, Ma. Lagian ngapain si pagi-pagi udah ke sini," ucapnya.
"Barangkali ada penting, sayang. Ayo buruan bangun! Mama mau berangkat ke butik nih,"
Arshilla hanya berdehem saja menjawab ucapan Mama nya. Rosa keluar dari kamar Arshilla dan turun menemui Bima.
"Kalau belum keluar kamu naik aja ke kamarnya. Tante harus buru-buru ke butik," pesannya
"Apa nggak apa-apa Tante, Bima masuk ke kamar Arshilla?" tanya Bima
"Nggak apa-apa. Tante percaya sama kamu kok," ucapnya.
"Tante tinggal dulu ya!" ucap Rosa dan segera pergi ke butiknya
Lama Bima menunggu hingga lima belas menit akhirnya ia berniat membangunkan Arshilla. Sampai di pintu kamar, Bima menghela nafasnya, karena ini baru pertama kalinya masuk ke dalam kamar wanita Ice itu
Bima menggeleng melihat Arshilla yang tidur dengan rambut yang menutupi wajahnya. Bima duduk di ranjang dan menyibak rambut itu
"Lo cantik banget," lirih Bima sambil mengusap lembut kepala Arshilla.
Wanita itu membuka matanya sedikit "Kamu kesini, Bim. Sebentar ya aku masih ngantuk," ucapnya
Bima terkejut mendengar itu "Aku, kamu?" gumamnya. Ia tersenyum manis mendengar itu.
"Sayang, bangun yuk. Aku mau ngajakin kamu jalan," ucap Bima dengan lembut
"Sebentar lagi sayang, aku masih ngantuk," gumamnya pelan namun masih didengar oleh Bima
"Demi apa Arshilla manggil gue sayang?" ucap Bima dalam hati.
"Nanti kamu bisa lanjutin tidur siang, sayang. Nggak baik loh jam segini masih tidur. Yok kita sarapan di luar sekalian jalan,"
"Iya iya, sayang," ucap Arshilla. Sedetik kemudian Arshilla terbelalak, ia memukuli mulutnya setelah mengucapkan itu.
"Hei kok dipukul si," ucap Bima setelah berhasil meraih tangan Arshilla.
"Lo ngapain si masuk ke kamar gue! Mama gue kemana kok nggak bangunin gue!" ucapnya panik karena ia telah keceplosan memanggil Bima dengan sebutan sayang.
Bima terkekeh geli "Tadi manggilnya aku kamu, sekarang lo gue lagi," ucapnya
"Gue lagi mengigau tadi!" dengusnya. Ia pun duduk sambil menatap tajam Bima
"Lo ngapain si kesini?" tanya Arshilla
"Kan aku bilang, aku mau ngajak kamu sarapan di luar sekalian jalan,"
"Jangan ngomong gitu ah, geli gue dengernya. Apaan tuh aku kamu ish!"
"Lah kan lo duluan yang mulai," ucap Bima
Arshilla memalingkan wajahnya karena tiba-tiba ia merasa malu. Bima hampir saja tertawa namun ia tahan
"Hei," Bima meraih dagu Arshilla agar menatap dirinya.
"Malu?" tanya Bima.
Arshilla hendak memalingkan wajahnya lagi namun Bima menahannya dengan kuat.
"Nggak usah malu, gue tau lo udah mulai cinta sama gue,"
"Gue nggak cinta sama lo!" jawabnya spontan.
"Yakin?"
"Hm!"
Bima semakin gemas dengan tingkah Arshilla yang masih tak mengakui perasaannya. Bima menatap bibir pink alami itu secara intens dan itu membuat Arshilla semakin salah tingkah.
"Lepasin ah!"
Bima memajukan kepalanya hendak mencium bibir Arshilla namun wanita itu memegang tangan Bima yang berada di dagunya.
"Kenapa?" tanya Bima.
Arshilla memalingkan wajahnya "Aku belum mandi!"
Bima tertawa lebar dan kembali meraih dagu Arshilla "Aku nggak peduli."
Bima langsung mencium bibir Arshilla, menggigit bibir bawahnya dengan lembut. Arshilla pun membalas ciuman itu kedua tangan Arshilla diarahkan Bima untuk melingkar di lehernya. Bima membaringkan tubuh Arshilla dengan ciuman yang tak pernah lepas.
********
"Kita mau kemana sih?" tanya Arshilla
"Puncak," jawabnya singkat
"Jauh banget gila. Nanti gue dicariin Mama,"
"Gue udah izin sama nyokap lo. Dan nyokap lo bilang iya. Tenang aja si kita di sana ramai-ramai kok. Mumpung liburan," ucap Bima
"Tapi gue nggak bawa baju, Bima!"
"Tuh di belakang!" seru Bima
Arshilla memutar tubuhnya, ia melihat dua tas di sana.
"Lo yang nyiapin?" tanyanya. Bima mengangguk
"Terus punya gue,,,"
"Gue juga yang ngambilin!" ucap Bima yang tau arah yang dimaksud olehnya.
"Lo ngeselin banget ihhh!" ucap Arshilla, ia pun memalingkan wajahnya
Bima tertawa lebar "Kenapa si, kan udah liat ini," godanya.
"Berisik!" dengus Arshilla. Bima terkekeh geli, ia pun mengenang kejadian tadi pagi
Flashback
Bima semakin panas melumat bibir Arshilla, wanita itu juga semakin menikmati ciuman itu. Bima semakin turun ke leher Arshilla, menciuminya dengan lembut membuat Arshilla mendongak
"Emh, Bima," lirih.
Bima semakin hilang kendali, ia membuka kancing baju piyama Arshilla hingga menampakkan pemandangan itu. Bima bergerak turun menelusuri gunung kembar itu dengan lembut.
"Bimaa," lirih Arshilla.
Tangan satunya meremas gunung kembar yang masih tertutup itu. Semakin lama keduanya semakin hanyut, Arshilla pasrah menerima serangan dari pria yang kini masih melumat gunung kembarnya.
"Bimaa cukup, kita udah terlalu jauhh," ucapnya.
Bima pun tersadar dan langsung melepaskan gunung kembar itu. Ia menatap wajah Arshilla sambil tersenyum
"Maaf sayang," setelah mengucapkan itu Bima memberikan tanda kepemilikan di gunung kembar Arshilla.
"Heum cantik!" pujinya.
Bima bangun dan mencium bibir Arshilla dengan lembut.
"Aku izin ke kamar mandi kamu boleh?" tanya Bima .
Arshilla mengangguk dan membiarkan Bima pergi, namun sebelum itu Bima mengusap lembut inti Arshilla membuat wanita itu mendesah.
Flashback off.
"Maafin aku ya soal di kamar," ucap Bima
"Jangan bahas ihh!" dengus Arshilla. Wanita itu nampak malu jika membahas hal itu.
"Aku ingin menikahi mu, Arshilla," ucap Bima tiba-tiba.
Arshilla menatap Bima, "Gue ngga cinta sama lo, Bima. Jangan harap lo bisa nikahin gue!" jawabnya.
Bima tak tahan ia menepikan mobilnya lalu memutar tubuhnya agar menghadap wanita keras kepala itu
"Kalau lo nggak cinta sama gue, terus tadi pagi itu apa? Lo ngga menganggap penting semua tentang kita?" tanya Bima, wajahnya mendadak serius.
"Gue takut, Bim!" ucapnya.
Bima meraih tangan Arshilla "Gue udah denger semuanya. Lo bisa pegang janji gue kalau gue nggak akan pernah mengkhianati lo," ucap Bima meyakinkan Arshilla
"Please buka hati lo buat gue Ar, gue benar-benar cinta sama lo," pinta Bima.
Arshilla mulai melunak "Beri gue waktu, Bim!" ucapnya
Bima tersenyum, setidaknya ia sudah mempunyai tanda untuk melanjutkan hubungan ke jenjang lebih serius.
Bima menarik tengkuk Arshilla dan ciuman itu terjadi lagi. Sebagai penutup, Bima menggigit lembut bibir bawah Arshilla.