NovelToon NovelToon
Dendam Sang Rajawali .

Dendam Sang Rajawali .

Status: sedang berlangsung
Genre:Action / Fantasi / Fantasi Timur / Kebangkitan pecundang
Popularitas:1.4M
Nilai: 4.7
Nama Author: Alvinoor

cerita ini masih bersetting di Dunia Globus di sebuah benua besar yang bernama Fangkea .

Menceritakan tentang seorang anak manusia , dimana kedua orang tua nya di bunuh secara sadis dan kejam serta licik oleh sekelompok pendekar kultivator .

Trauma masa kecil , terbawa hingga usia remaja , yang membuahkan sebuah dendam kesumat .

Dalam pelarian nya , dia terpisah dari sang kakak sebagai pelindung satu satu nya .

Bagai manakah dia menapaki jalan nya dalam hidup sebatang kara dengan usia yang masih sangat belia .

Bisakah dia mengungkap motif pembunuhan kedua orang tua nya , serta mampu kah dia membalas dendam ? .

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Alvinoor, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Diperebutkan Tiga Dara Cantik.

Kakek Guan memeluk tubuh Cin Hai dengan erat nya, mata laki laki tua itu berkaca kaca.

"Mou Ni!, ... Mou Ni!, keluarlah, lihat siapa yang datang Mou Ni, cepat lah!" teriak kakek Guan memanggil sang istri nya di dalam pondok mereka.

Seorang wanita tua keluar dari dalam pondok masih memegang centong nasi, rupanya dia baru memasak.

"Ada apa Guan?" tanya nenek Mou Ni.

"Lihat lah Mou Ni, lihatlah siapa ini, ingat tidak?" tanya kakek Guan gembira.

Nenek Mou Ni menatap kearah Cin Hai beberapa lama, mencoba coba mengingat, dia serasa pernah melihat, tetapi lupa, siapa dan dimana, serta kapan itu.

Cin Hai mendekati wanita tua itu, lalu memeluk tubuh kurus nya, "nek!, aku Cin Hai cucu mu nek!, aku pulang sekarang!" ....

Tiba tiba tangis wanita tua itu meraung nyaring sambil memeluk dan menciumi wajah cucu nya itu.

"Duh Thian yang maha kuasa, terimakasih telah mengembalikan cucu kami!" tangis nenek Mou Ni pecah.

Beberapa saat, wanita tua dan suami nya itu pecah dalam keharuan luar biasa.

"Kau sudah menjadi pemuda tampan sekarang nak, oh senang nya hati kakek mu ini nak, akhirnya kau pulang juga" ujar kakek Go Guan bergetar karena rasa haru nya.

"Bagai mana perjalanan mu nak?, berhasilkah kau bertemu seseorang yang di maksud oleh Sin Kai Sian itu di lembah Dewa Maut?" tanya nenek Mou Ni.

Sambil duduk diatas tikar pandan, Cin Hai segera menceritakan kisah perjalanan nya, bertemu dengan Koay Lo Jin, diangkat murid oleh laki laki tua gila itu, lalu bertemu dengan Sin Tiauw Giam Lo Ong dan berhasil menjadi murid nya, serta berhasil pula mewarisi seluruh kepandaian manusia paling aneh itu.

Sepasang suami istri tua itu terpana mendengar semua kisah cucu nya itu.

Mereka luar biasa takjub nya dengan cucu nya itu, pada usia nya yang baru tujuh belas tahun itu, dia sudah berhasil menjadi murid serta mewarisi seluruh kepandaian tiga manusia legenda, yaitu Sin Kai Sian (Dewa pengemis sakti), Koay Lo Jin (Si tua gila), dan Sin Tiauw Giam Lo Ong (Malaikat maut sang Rajawali sakti ).

Tanpa bertanya lagi, kedua nya sudah yakin jika sang cucu kini telah menjadi pendekar kultivator yang sakti.

Nenek Mou Ni segera mempersiapkan makanan dan minuman untuk mereka makan siang.

Setelah beberapa saat, selesailah mereka makan, sambil menikmati teh harum khas pegunungan Kwan Lun, mereka kembali berbincang tentang pengalaman Cin Hai selama pengembaraan nya mencari guru nya itu.

" Kek!, bagai mana kabar Yi Feng dan Ma Qiau, apa mereka masih berada di perguruan ini kek?" tanya Cin Hai.

"Mereka sudah semusim yang lalu keluar dari perguruan ini, karena sudah menyelesaikan pendidikan mereka di tempat ini, kini kedua nya sudah kembali ketempat mereka!" jawab kakek Guan.

Cin Hai menatap kearah kakek Guan, "memang nya rumah mereka dimana kek?" tanya nya.

"Yi Feng dan Ma Qiau!, rumah mereka di kota Tao, sebuah kota besar di pinggir sungai Liong, jalan kesana melingkar sangat jauh lewat kota Sentao, lalu ke kota Lin Cun, terus ke kota Chong siu, lalu kesebelah barat kekota Min Tao, di timur kota Min Tao itulah kota Tao, tetapi bila mau melewati kaki pegunungan Kwan Lun bagian selatan, setelah melewati hutan, akan tiba di hulu sungai Liong, ikuti arah sungai itu, akan tiba di perguruan Kim Tiauw (Rajawali Emas), tidak jauh dari perguruan silat Kim Tiauw itu arah kehilir sungai Liong, ada kota kecil bernama kota Sin Tao, dengan mengikuti jalur jalan besar dari Sin Tao kearah selatan, akan tiba di kota Tao!" ujar kakek Guan menjelaskan secara detail kepada cucu nya itu.

"Aku berencana mengunjungi mereka berdua kek, aku akan melewati jalur pegunungan Kwan Lun saja, sekaligus mencari jejak kakak ku dahulu yang terpisah sewaktu di kejar oleh kawanan serigala!" ujar Cin Hai dengan muka sedih.

Rasa rindu nya pada sang kakak nya itu seakan tidak kuat dia bendung lagi.

"Tidak apa apa nak, pergilah, mumpung masih muda, cari pengalaman sebanyak banyak nya, amalkan semua ilmu kesaktian yang kau punya untuk kemanusiaan keadilan dan kebaikan, tolonglah siapapun yang butuh pertolongan, jangan pandang bulu, bunuh lah yang pantas kau bunuh, tetapi ingat, bila kau mampu menyadarkan seseorang tanpa harus membunuh, maka itu yang paling utama nak, tetapi tinggallah beberapa saat dulu disini nak, kakek dan nenek mu ini masih kangen sama kamu nak, nanti bila kau tiba di perguruan Kim Tiauw, mampirlah disana nak, temui Bu Tek Cong sang leluhur perguruan itu, sampaikan salam dan surat dari ku ini, dia sahabat ku nak!" ujar kakek Guan.

Cin Hai memutuskan untuk bertahan beberapa hari di perguruan silat Sin Houw itu, untuk melepaskan rindu nya pada nenek dan kakek nya.

Berita kedatangan Cin Hai di perguruan silat Sin Houw itu rupanya sangat cepat tersiar ke seantero perguruan.

Keesokan pagi nya, Kakek Guan bermaksud mengajak Cin Hai berkunjung kepada Lau Bin Ong sang leluhur perguruan itu, sekedar bersilaturahmi saja.

Ketika Kakek Guan dan Cin Hai sedang berjalan kearah puncak bukit Tung Hai , para murid senior yang pernah mengenal Cin Hai, berdiri menatap kearah nya dengan tatapan takjub mereka.

Betapa tidak, dahulu Cin Hai mereka lihat adalah seorang anak yang dekil, tidak terurus, kini sudah menjelma menjadi seorang pemuda yang sangat tampan serta bertubuh sangat kekar.

Diantara gadis yang terpana itu, ada tiga gadis cantik yang menjadi bintang nya perguruan itu, yaitu Yin Mei yang kini telah berusia dua puluh satu tahun, dan si kembar Me Hwa dan Mei Li yang kini telah berusia dua puluh tahun.

Seumpama bunga, ketiga dara ini adalah bunga tercantik di kebun Sin Houw ini.

Saat Cin Hai tiba di depan kediaman leluhur Lau Bin Ong, nampak sang leluhur sedang berdiri di teras depan, sudah bersiap siap menyambut kedatangan mereka berdua.

"Suheng!, ini cucu ku sudah datang dari lembah Dewa Maut, dia sudah menyelesaikan pelajaran nya dengan Sin Tiauw Giam Lo Ong!" ujar kakek Guan, lalu menceritakan kisah cucu nya, dengan sesekali bergantian bicara dengan Cin Hai.

"Aku senang!, Sute!, aku benar benar senang dengan keberhasilan cucu mu ini, meskipun dia bukan murid perguruan Sin Houw, tetapi setidak nya, dia punya pertalian hubungan dengan perguruan ini!" ucap leluhur dengan senyum mengambang tak terlepas di wajah nya.

Selagi mereka berbincang bincang seru, tiba tiba muncul Lau Bai An di iringi Yin Mei di belakang nya.

"Paman Guan!, kudengar cucu mu telah pulang dari lembah Dewa Maut, bagai mana jika langsung saja kita kawinkan dengan Yi Feng putri ku ini?" tawar sang Patriak tanpa rasa malu lagi.

"Tunggu!, enak sekali kau bicara Bai An, dia harus mengawini salah satu dari putri kembar ku ini Bai An, bukan dengan Yi Feng yang sedari dahulu sudah menindas nya!" terdengar teriakan seseorang dari bawah.

Bersamaan dengan lenyap nya gema suara nya, di depan kediaman leluhur, muncul Lau Tong Gwan di iringi kedua putri kembar nya dari belakang.

Ketiga dara cantik itu saling berpandangan dengan raut muka yang penuh dengan ketidak senangan mereka.

Sedangkan sang Patriak perguruan Lau Bai An, menatap kearah sang adik Lau Tong Gwan dengan tatapan murka.

Cin Hai cuma terdiam tidak mengerti, kenapa orang orang harus memperebutkan diri nya sedemikian rupa, seolah dia barang, bukan manusia.

Sedangkan leluhur perguruan dan kakek Guan saling berpandangan dengan wajah merah padam.

...****************...

1
y@y@
⭐👍🏿👍👍🏿⭐
Umar Muhdhar
1
@ᴛᴇᴘᴀsᴀʟɪʀᴀ ✿◉●•◦
Jlebz
y@y@
🌟👍🏻👍👍🏻🌟
Sukarmi Senan
Luar biasa
BolduzerRush
Kok banyak kali typo nya
Wak Jon
Waduhh....
Jojo Shua
dfg
Jojo Shua
qwe
Umar Muhdhar
1
budiman_tulungagung
salah cari musuh apa salah cari kamar ya
@ᴛᴇᴘᴀsᴀʟɪʀᴀ ✿◉●•◦
Waooow
@ᴛᴇᴘᴀsᴀʟɪʀᴀ ✿◉●•◦
Hancurken
y@y@
👍🏿⭐👍⭐👍🏿
y@y@
👍🏻🌟👍🌟👍🏻
Umar Muhdhar
1
kamir
josss update terus thour ,saya sampai ngilang dua kali bacanya tanks thour
Jokosis
habis ya
Umar Muhdhar
Thor... persaan Mang Kok Seng itu punya saudara yang namanya Cangkir Seng kan? 🙏
Umar Muhdhar
2
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!