Mila terjebak oleh keadaan. Ia terpaksa harus sabar mendengar cacian dari Angga. Angga sangat membenci Mila. Karena menurut Angga, Mila adalah wanita miskin, rendahan yang hanya ingin menikmati kekayaan keluarganya.
Mila juga sangat membenci Angga semenjak kejadian yang menimpa dirinya bersama Angga. Angga adalah satu-satunya orang yang tidak ingin Mila temui lagi di dunia ini tapi, takdir berkata lain. Dimana pun Mila berada pasti ada Angga.
Walaupun keduanya saling bermusuhan, tapi mereka tidak menyadari bahwa setiap hari mereka saling bertemu dan bersama. Kapankah benih-benih cinta akan tumbuh di hati mereka?
Baca kisah Mila dan Angga hanya di Novel toon dengan judul Menikah dengan Mr. Arogan.
Jangan lupa like dan share nya ya.... Terima kasih..
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Indah Mawarni, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 28. Gaun Pernikahan
Mila dan Angga sedang berada di dalam mobil. Siang itu Angga sedang senggang dan ia mengajak Mila untuk menempah gaun pernikahannya. Begitu juga dengan Reina dan Farhan. Tetapi, mereka datang agak terlambat.
Mila sedang memainkan gawainya untuk mencari model gaun yang cocok untuk dirinya. Sampai-sampai ia melupakan sosok pria yang sedang menyetir di sampingnya. Tapi, Angga tersenyum melihat Mila yang sedang antusias itu. Ia merasa kalau kali ini Mila benar-benar sudah yakin dengan keputusannya.
“Kakak kenapa senyam-senyum dari tadi?”, tanya Mila sambil melirik Angga.
Angga kembali tersenyum dan menggelengkan kepalanya. Ia kembali fokus pada jalanan. Rasanya enggan baginya untuk mengatakan jika dia suka pada Mila yang sedang serius itu.
“Kira-kira, setelah menikah nanti, kita bakal ngelakuin apa ya kak? Kakak kan tau sendiri kalau kita tidak saling cinta”, tanya Mila yang ingin tahu pendapat dari Angga.
“Emm, terserah kamu”, jawab Angga yang terlihat serius menyetir.
“Loh, kakak kok gitu sih ditanyain juga!”, Mila mulai kesal.
“Jadi, saya harus bagaimana Karmila Kartika Dewi?”, jawab Angga dengan penuh penekanan.
“Ya, kakak jawab dong!”, ucap Mila semakin kesal.
“Tadi kan udah saya jawab. Terserah kamu mau ngelakuin apa aja”, jawab Angga mengingatkan Mila
Mila pun diam setelah mendengar jawaban Angga. Ia semakin kesal karena jawaban Angga tidak sesuai dengan apa yang di harapannya. Kemudian, ia teringat bagaimana ia pernah menjawab pertanyaan Angga dengan kata “Terserah” juga. Dari situ ia sadar bagaimana perasaan Angga waktu itu.
“Oh, kakak sengaja ya ngerjai aku? Kakak balas dendam kan karena kemarin itu aku bilang terserah!”, ungkap Mila yang ingin menyalahkan Angga.
Angga kembali tersenyum. Karena Mila terlalu cepat mengetahuinya. Sesekali Angga menoleh melihat wajah Mila yang lagi cemberut itu. Ah, Angga baru sadar jika Mila sangat lucu saat lagi kesal begitu.
“Oke, maaf. Ya masa kamu gak tahu apa yang di lakukan sepasang suami istri? Apalagi kalau bukan buat anak”, jawab Angga terus terang.
“Ih..... Kak Angga! Maksudnya selain itu....”, Mila belum siap berbicara.
“Oh, jadi kamu beneran mau melakukannya lagi denganku?”, potong Angga dengan wajah menggodanya.
“Bukan Itu...! Siapa juga yang mau! Kita nggak akan melakukan itu sebelum saling mencintai! Kakak ingat ya, aku belum mempercayai kakak!”, sahut Mila dengan tegas.
Mila melipat tangan di dadanya dan memalingkan pandangannya keluar jendela mobil. Iya sungguh kesal. Karena yang Angga pikirkan hanyalah berhubungan intim dengannya.
Tapi, sebenarnya Angga cuma menggoda Mila saja. Ia juga tidak akan membuat Mila kecewa lagi padanya.
***
Farhan sedang bergegas menuju parkiran mobil di kantornya. Tapi, Reina tiba-tiba menelponnya dan menanyakan keberadaannya. Ia juga mengingatkan untuk tidak lupa menemaninya di butik.
Namun, Farhan harus meminta maaf pada Reina karena tidak bisa menjemputnya. Ia meminta Reina untuk pergi sendirian dan ia akan menyusulnya nanti ke butik.
Ada rasa sedih dalam hati Reina. Tapi, ia memakluminya karena ia juga tahu bagaimana sibuknya dunia perbisnisan ini. Farhan mau untuk menemani saja itu sudah cukup baginya.
***
Entah mengapa rasanya Angga tidak bosan menunggu Mila yang sedang berdiskusi dengan perancang busana itu. Ia terus saja melihat Mila yang begitu semangat dengan pernikahan mereka ini. Rasa khawatir di hati Angga pun sedikit hilang.
Dan setelah beberapa lama berlalu, akhirnya Mila selesai dengan urusannya. Mereka masih berniat menunggu Reina dan Farhan yang belum juga datang. Agar tidak terlalu bosan menunggu, Mila pun ingin membeli cemilan di mini market yang tidak jauh dari butik tersebut.
Padahal Mila ingin sekali di temani Angga. Namun, sepertinya Angga sedang membicarakan pekerjaan lewat teleponnya. Dan akhirnya, Mila pergi tanpa memberi tahu Angga.
Mila berjalan keluar menuju mini market tersebut. Tapi, saat sudah berada di depan mini market itu, Tiba-tiba ada sebuah mobil melintas di depannya. Ia melihat seseorang yang ia kenali di sana. Mila mencoba mengingat-ingat orang itu. Dan beberapa saat kemudian ia sadar jika orang yang sedang mengemudi itu adalah suami Tasya.
Mila masih bisa melihat mobil tersebut dan masuk ke sebuah gang. Tentu saja Mila mengikutinya. Ia punya firasat akan menemukan apa yang sedang di carinya. Mila pun masuk ke gang itu dengan diam-diam. Ia lihat di sekitarnya tidak ada satu pun orang.
Setelah beberapa langkah berjalan, ia melihat mobil itu berhenti di sebuah bangunan yang sudah terbengkalai. Mila kembali melihat sekitar untuk mencari tempat persembunyian. Kemudian, ia pun mendapatkan tempat yang cocok untuk bersembunyi sekaligus melihat apa yang sedang terjadi.
Orang yang berstatus suami Tasya itu membuka pintu mobil bagian belakang. Lalu, tampaklah seorang wanita yang sedang di ikat tangannya dan di tutup lakban mulutnya. Dan berapa terkejutnya saat ia tahu wanita itu adalah Tasya.
Suaminya itu sedang menarik Tasya untuk keluar dari mobil. Dan kelihatannya, Tasya berontak tidak ingin mengikuti keinginan suaminya. Lalu, Mila pun sangat terkejut saat Tasya di tampar beberapa kali lalu di seret begitu saja masuk ke bangunan itu. Melihat itu, Mila menjadi merinding ketakutan. Rasanya kakinya tidak sanggup untuk di gerakkan.
Tup!
Tiba-tiba ada seseorang yang memegang pundak Mila dari belakang. Jantung Mila mau copot rasanya. Ia menelan salivanya. Ia sudah berpikir bahwa tamatlah tiwayatnya kali ini. Perlahan ia pun menoleh ke belakang untuk melihat siapa orang yang sedang berada di belakangnya. Dan...
“Hah!”, Mila sangat terkejut.
***