Sinopsis : Kisah seorang wanita juara taekwondo ,silat dan kungfu dalam mencari cinta sesungguh nya dari pria yg jadi idaman nya .
gagah dalam berjalan hingga di sebut wanita gagah dan berani .
ia di kelilingi oleh banyak lelaki tetapi tak satu pun ia pilih sebab menurut nya belum cocok dan pas tuk menjadikan sosok seorang suami bagi nya.
terutama teman semasa kuliah nya yg begitu mengejar ngejar selalu sampai membuat nya risih sebal dan kesal
mampukah ia menemukan sosok idaman nya??"
simak di novel satu ini .karya asli bukan plagiat karna akan berbeda dari yg lain .
jika suka beri dukungan nya dan komen .
selamat membaca , ikuti terus sampai end .
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon delita bae, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
ep 29 " Dinner pertama
Malam penuh ke sunyian ini Ervino di ajak Dinner oleh Evita ke sebuah restoran mahal.
Awalnya menolak karna tak punya pakaian mahal.tapi Evita memberikan nya setelan baru masih wangi toko .sebagai hadiah ulang tahun nya kemarin.
Reza pun tak pernah tertinggal , ia selalu ikut bersama.Evita .termasuk malam.ini juga .
Evita memakai dress berwarna unggu , rambut panjang itu di biarkan terurai hanya memakai jepit kupu- kupu , heelsnya senada dengan tas selempang mini nya yaitu berwarna silver .
Ervino memakai setelan berwarna coklat muda sepatu sport putih dan rambut nya di pangkas sedikit jadi terlihat lebih cerah dan rapih .
Reza pun tak mau kalah , ia memakai setelan berwarna biru sepatu nya senada dengan jam tangan yaitu warna coklat .
Mereka duduk di meja no 95 ,angka itu begitu spesial bagi Evita karna kakek nya memberikan hadiah topi itu di waktu usia ke 95 tahun dan di saat itu juga wafat selepas satu minggu kemudian .
" paman Eza boleh mamam duluan?" Reza menatap Ervino dengan manja nya itu.
" boleh , habiskan ya " Ervino mengecup kening bocah imut itu.
" vin kita kapan nikah?" Evita memengangi tangan kurus Ervino sambil menatap nya penuh manja.
" aku mau menikahi mu , bagaimana jika bulan depan ?" Ervino memengangi tangan kekar Evita.
" boleh , memang udah terkumpul ?" Evita girang campur haru.
" iyah sedikit lagi , aku akan berusaha sampai awal bulan ,bulan depan sudah terkumpul dan kita menikah secara sederhana aja , lagi pula mahar nya tak sebanyak itu .yg penting kelanggengan rumah tangga kita yg utama ." Ervino merapihkan rambut Evita sambil tersenyum manis.
" asik asik , bibi mau nikah , itu artinya Eza boleh bobok sama paman di kamar bibi " Reza girang melompat lompat sambil memeluk kedua nya.
" iya sayang , jangan lompat nanti jatuh , kita mamam yg banyak terus nikmati acara dinner nya " Evita mencium bocah imut itu dengan bahagia .sampai tangis haru menjadi saksi.
" asik , Eza mau bobok bareng sama paman dan bibi setelah menikah nanti " Reza girang mencium kedua nya .
" iya sayang , bulan depan paman masih harus mengumpulkan biaya nya dulu agar tidak malu" Ervino merapihkan rambut Reza sambil bahagia terpancar dari wajah nya.
" vin aku sangat bersyukur mengenal mu , walau pertemuan kita berawal dari aku menabrak mu hampir saja membuat nyawa mu melayang" Evita mengusap air mata bahagia itu sambil tersenyum .
" iya mungkin kau itu jodoh untuk ku yg selama ini ku tunggu , meski koma menjadi pelantara nya " Ervino mencium tangan Evita sambil bahagia mewarnai wajah nya.
" paman kau terlihat tampan jika berpenampilan seperti ini " Reza memandangi kedua nya sambil menopang dagunya di tangan.
" oh jadi kalo paman memakai baju biasa tidak tampan?" Ervino pura pura kesal" .
" bukan tak tampan , tapi lebih tampan seperti ini " Reza mencium nya sambil tersenyum bahagia.
" iya deh " Ervino mencium nya juga.
Sementara di rumah , Reid sedang duduk menanti kabar bahagia itu .
" nak belum tidur?" Fajar mendekati sambil meminum susu hangat .
" belum aku penasaran dengan dinner Evita bersama Ervino yah " Reid menyandarkan kepala nya di pundak Fajar .
" oh iya juga , ayah juga penasaran " Fajar mengelus rambut sang putra .
" kita tunggu aja , bunda yakin mereka akan menikah bulan depan " Vani menghampiri sambil tersenyum.
" kok bisa yakin sih?" Reid penasaran .
" iya karna hati bunda bilang begitu" Vani mengelus kepala sang putra sulung .
" oke , semoga saja " Reid tersenyum .
Kedua nya hanya tersenyum bahagia .sambil menanti.