Terbelenggu Hasrat

Sementara mobil Kevin masih berkulik-kulik di jalanan. Tanpa disadari kalau ada mobil yang membuntuti mereka. Nadira sangat kesal, karena harus tinggal bersama keluarga calon suami. Bukan tanpa alasan, takut dia belum bisa menyesuaikan diri dan dipermalukan di sana.

"Kamu kenapa diam aja?" tanya lelaki yang duduk di sebelahnya itu menatapnya penuh tanya. "Ayolah Dira, please jangan kayak gini dong. Kamu tuh harus kelihatan happy. Nanti gimana kalau oma sama Mami sampai lihat kamu kayak gini," ucap Kelvin memprotes calon istrinya.

Dira yang masih belum terbiasa hidup di tengah-tengah keluarga orang kaya, tentu sedikit was-was. Takut jika mempermalukan calon suaminya. Tunggu tunggu tunggu, emang yakin bakal jadi calon suaminya beneran. Ya takutnya sih mereka akan gagal di tengah jalan.

"Kamu kan tahu kebiasaan aku kayak gimana?" sahutnya, Kelvin kembali menoleh ke arahnya. "Kamu sama aku tuh beda jauh, kamu anak kalau marah sedangkan aku cuman gadis biasa... Emangnya kamu nggak takut apa kalau keluarga kamu itu curiga, apalagi hubungan kita ini didasari dari kebohongan!"

Tidak terpikirkan di benak Kevin ketakutan yang sedang dirasakan oleh Nadira. Tentu dia membenarkan, dan mencoba mencari solusi yang terbaik.

"Ya udahlah dipikirin nanti... Nggak usah diambil pusing, yang penting sekarang kita turutin aja apa kata Oma Jessie," jawab Kevin, sejujurnya dia juga bingung mencari jalan keluar yang terbaik. Agar semuanya lancar,? paling tidak sampai pernikahan mereka terwujud.

Di belakang sana, Aska masih berusaha mengejar mobil yang ada di depan mereka. Namun berkali-kali mencobanya, mereka belum berhasil. Dicobanya lagi, hingga pada akhirnya dia berhasil mendahului mobil yang dikendarai oleh Kevin.

"Ayo kita hadang aja mobilnya!" perintah Angga benar-benar tidak sabar ingin segera bertemu dengan putrinya yang hilang. Memang Nadira bukan Putri kandungnya, tetapi dia dulu sudah pernah berjanji akan menyayangi anak itu seperti anaknya sendiri.

"Kita cari jalan yang sedikit sepi ya Pi, takutnya mengganggu kendaraan yang lainnya," jawab Azka masih mengawasi situasi, juga mobil yang ada di belakangnya.

Beberapa saat setelah itu, barulah Azka menginjak remnya mendadak, sehingga mobilnya berhenti secara tiba-tiba. Memaksa kendaraan yang di belakang mereka juga melakukan hal yang sama.

"Shit sial!" umpat Kelvin kesal. Dia benar-benar marah dengan pengendara yang ada di depannya itu. Tak berapa lama kemudian dia turun, dan langsung menghampiri seseorang yang duduk di pengemudi.

Dokk dok

Diketuknya pintu mobil itu, tak berapa lama turunlah Aska, kemudian disusul oleh Angga.

"Apa-apaan kamu...." ujar Kevin ketika dia hanya melihat Aska saja, dan belum sempat mengetahui keberadaan Angga di tempat itu.

"Pak Kevin," ucap Angga heran, juga terkejut saat melihat rekan kerjanya itu yang membawa mobil tadi.

"Pak Angga, maaf maaf ini ada apa ya... Apa ada masalah mobilnya?" jawab Kevin, bingung. Tiba-tiba saja mobilnya dihadang oleh mereka.

Sebelum mengatakan hal yang sebenarnya, Angga menceritakan kalau selama ini mencari keberadaan putrinya yang hilang dari 20 tahun yang lalu. Dan baru-baru ini dia mendapatkan petunjuk kalau ternyata putrinya itu berada di Jakarta, dan sangat dekat dengannya.

"Terus apa hubungannya dengan saya Pak? Apa Saya kenal sama Putri bapak?" Tanya Kevin masih belum bisa menyimpulkan atas apa yang dikatakan oleh rekannya itu.

"Maaf pak Kevin," pangkas Aska, kemudian menoleh ke arah mobil yang terparkir tak jauh dari mereka. "Apa bapak sedang bersama dengan perempuan ini?" Tanyanya setelah itu menunjukkan foto Nadira, itupun dia dapat dari anak buah suruhan Papinya.

Begitu melihat foto yang diberikan oleh Aska, hati Kevin mendadak berdebar-debar dan mulai mengaitkan dengan apa yang dikatakan oleh Angga tadi. Juga mulai menebak kalau ternyata Nadira adalah orang yang mereka cari.

"Iya, dan nama gadis ini adalah Nadira?" ucapnya, jujur. Seketika membuat keduanya tersenyum lega. Wajahnya terlihat berseri-seri, lantaran sebentar lagi akan bertemu dengan orang yang dicarinya selama ini.

"Benar pak Kevin," jawab Angga dengan suara parau. Tak sabar ingin bertemu dengan putrinya.

"Jadi Nadira itu adalah putri bapak?" ucapnya benar-benar masih tidak percaya dengan apa yang baru saja terjadi.

Semuanya begitu cepat, sehingga membuat dia masih tidak mempercayai itu.

"Apa boleh saya bertemu dengan dia?" pinta Angga, suaranya masih bergetar menahan tangis haru yang sebentar lagi mungkin akan pecah.

Dengan senang hati Kevin mengantar mereka ke mobilnya. Kemudian dia ketuk pintu mobil yang di dalamnya ada Nadira. Tak berapa lama, pintu itu terbuka. Untuk pertama kalinya Angga melihat sosok perempuan cantik yang mengingatkan dia pada masa lalunya, perempuan cantik yang selalu datang dalam mimpinya.

"Nadira.... Ini Papi Sayang," ucapnya, seketika membuat perempuan itu menatapnya penuh ragu.