KESEMPATAN KEDUA

Mobil berhenti di depan kantor lalu Adila menoleh ke belakang pada Molly yang sedari tadi melihat ke sekeliling mobil.

Adila tau mantan sahabatnya ini sangat menyukai mobilnya.

"Kamu bisa keluar Molly, sudah ada taksi online yang aku pesan untukmu." Ucap Adila dengan sebuah senyuman manis ia layangkan pada Molly.

Sedangkan di sisi lain Molly tampak terkejut mendengar perkataan Adila. Dia pikir saat Adila mengeluarkan Handphone tadi, Adila sedang mengabarkan Joan bahwa dia juga ikut karena biasanya memang seperti itu.

Wajah Molly benar benar tidak bisa di jelaskan.

"Tapi..." Belum selesai Molly berbicara Adila sudah memotong ucapannya.

"Maaf ya, aku akan kencan berdua dengan Joan. Jadi kamu bisa pulang dengan taksi online saja." Adila masih memasang senyuman yang sama.

Molly beralih menatap Joan mencari pembelaan karena seperti yang kita tau bahwa mereka berdua memiliki hubungan lain di belakang Adila.

Tapi kali ini Joan tak berkutik sedikitpun bahkan dia hanya melihat Molly dari spion tengah.

"Kamu tega sama aku,la?" Molly sudah memasang wajah ingin menangis.

Wajah Adila berubah drastis dari yang tersenyum lebar langsung datar dengan mata yang tajam.

"Ya!" Adila berbicara dengan suara yang di tekan lalu setelah itu ia kembali tersenyum.

"Buka pintunya untuk Molly, Joan." titah Adila yang Joan langsung melakukannya karena dia juga tidak ingin berada di suasana canggung.

Lagipula Adila juga sudah mewanti-wanti Joan untuk tidak membawa siapapun saat makan malam. Demi kelancaran rencananya, Joan tentu saja tidak ingin membuat suasana hati Adila dalam kondisi buruk.

Adila tersenyum sinis melihat Joan yang berbicara dengan Molly di luar tampak dengan jelas bahwa Joan menenangkan Molly.

Pintu kemudi terbuka dan Adila memasang wajah santai dan Joan pun hanya tersenyum canggung.

Akhirnya mobil itu pun berjalan keluar dari lingkungan perusahaan.

"Berapa kamu beli mobil ini Yang?" tanya Joan sambil mengelus setir mobil mahal itu.

"dua miliar." Ucap Adila santai. Sebenarnya harganya tidak setinggi itu tapi Adila ingin memanasi Joan saja.

"Wow punya banyak uang kamu ya bisa beli mobil." Joan tersenyum lebar pada Adila.

Adila memasang tampang malu malu kucing seperti yang biasa ia lakukan.

Akhirnya mereka sampai di suatu restoran mahal yang ada di kota tempat tinggal mereka. Joan bersikap manis membukakan pintu untuk Adila dan menggandeng tangan Adila untuk berjalan memasuki restoran itu.

"Tumben sekali kamu bawa aku ke tempat seperti ini." Adila berucap sedikit berbisik.

"Mulai sekarang aku akan sering sering membawa kamu kesini."

Adila hanya tersenyum dengan senyuman mengejek perkataan bajingan ini. Palingan nanti dia juga meminta Adila membayar.

Mereka duduk di meja yang sudah di pesan Joan terlebih dahulu. Adila mengambil buku menu dan memesan menu paling mahal di restoran itu. Joan yang melihat itu pun hanya tersenyum dan memesan menu yang sama.

Pesanan mereka sangat mahal bahkan setara dengan satu bulan gaji pokok mereka.

Makanan tiba, mereka makan dengan diam sambil sesekali tersenyum dan berbicara hal hal random.

Setelah makan dan berbicara sedikit, akhirnya tibalah saat mereka akan pulang. Seorang pelayan meletakkan bil makanan mereka.

Adila tersenyum sambil melihat Joan dengan tatapan menyuruh bayar.

"Aduh aku lupa bawa dompet sayang."

"Aku juga lupa bawa dompet dan hp aku juga mati nih." tanpa basa basi Adila langsung menghentikan niatan Joan yang pasti meminta dia untuk bayar.

.

.

.

bersambung

jangan lupa like and vote ya

salam hangat dari author