Setelah setahun menjalani pernikahan Palsu, Rendi tidak tahu jika Devi mengandung putranya. Lalu bagaimana kelanjutan hubungan Dev dengan Rendy setelah kelahiran putranya itu??
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Mommy Zahra, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Will You Marry Me???
"Maaf ya gara-gara aku kamu jadi begini?" ucapnya merasa bersalah
"Gak papa Mas, kamu gak salah. Memang aku gak seharusnya nerima tawaranmu malam itu, harusnya aku sadar siapa diriku,"
"Jangan berkata seperti itu Dev, kamu itu spesial makanya aku memilih mu,"
*Deg!
Kembali Mas Rendi membuat ku melayang dengan kata-katanya.
Apa maksudnya dia berkata seperti itu.
"Aku tahu ini terlalu cepat, tapi aku ingin serius denganmu?"
Hampir saja aku pingsan saat mendengar kata-kata itu, beruntung Mas Rendi langsung menangkap ku saat aku hendak jatuh.
"Maaf jika aku sudah membuat mu terkejut,"
"It's ok," jawabku singkat
"Dev, kalau kamu ada waktu malam ini aku ingin mengajakmu bertemu di tempat kemarin, ada yang ingin aku sampaikan padamu, apa kamu bisa?"
Sepertinya mulai saat ini aku harus mempersiapkan jantung cadangan agar aku tidak collapse saat mendengar kata-kata yang belum pernah aku bayangkan sebelumnya.
"Dev,"
Ku lihat Mas Rendi menatap lekat kearah ku.
"Eh, i.. i ... iya aku bisa Mas," jawabku gugup
"Ok, aku jemput seperti biasa," jawabnya
Setelah membersihkan semua noda jus di wajah dan pakaian ku, akupun pamit pergi. Tapi Mas Rendi tak membiarkan aku pergi sendiri. Ia mengantar aku pulang dan membuat semua orang terutama fans garis kerasnya semakin marah padaku.
Tak ada percakapan selama di perjalanan pulang. Punggung ku bahkan terasa kaku karena terlalu tegang saat harus duduk berdekatan dengannya.
Sepertinya Mas Rendi tahu aku begitu tegang hingga ia menghentikan mobilnya di sebuah kafe.
Ia mengajakku turun dan masuk kedalam kafe.
"Jangan tegang, santai saja?" ucapnya lirih
Aku baru tahu ternyata dibalik sikap dinginnya, ternyata dia orang yang begitu hangat dan pengertian. Ia memesankan minuman dingin dan camilan untuk kami.
"Maaf ya gara-gara aku kamu jadi begini," ucapnya membuka obrolan kami
"Gak papa mas, aku udah biasa kok kaya gini. Kan mas udah tahu, sebelum jadi assisten mas aku sudah sering di bully di kampus,"
"Tapi sekarang kan beda,"
Aku hanya tersenyum mendengar ucapan Mas Rendi. Ku teguk jus jeruk di depanku untuk mendinginkan hatiku yang terasa panas karena berdekatan dengan Mas Rendi.
"Sepertinya sekarang saja kita bicara,"
Rasanya baru saja hatiku sedikit tenang dan relax, tiba-tiba aku kembali tegang saat Mas Rendi menatap ku serius.
Sebenarnya apa yang ingin ia bicarakan padaku. Kenapa wajahnya tiba-tiba menjadi serius begitu. Apa dia....
Segera ku tepis semua pikiran negatif ku tentang mas Rendi. Ku kumpulkan semua keberanianku untuk menjawab pertanyaannya.
"Ya sudah katakan saja Mas Rendi mau ngomong apa?"
Rendi menghela nafas panjang sebelum mulai bercerita. Kali ini ia bercerita tentang ibunya yang sakit keras. Aku senang saat mendengar ceritanya. Aku tahu benar selama ini ia adalah orang yang tertutup dan tak pernah menceritakan tentang keluarganya kepada siapapun.
Jadi ada sedikit kebanggaan saat ia mau bercerita tentang keluarganya kepada ku.
Ia bercerita jika Ibunya tengah sakit keras, sakitnya semakin memburuk semenjak beredar berita yang menyatakan jika Mas Rendi adalah seorang guy.
Awalnya aku kaget, apalagi aku juga baru mendengar berita itu.
"Jadi intinya aku mau kamu jadi istri aku?"
Kata-kata Mas Rendi benar-benar berhasil membius ku. Aku seperti kehabisan nafas hingga aku hampir mati tercekik karenanya.
Aku buru-buru mengambil air minum untuk meredam getaran dalam tubuhku. Namun sialnya aku malah tersedak hingga membuat ku semakin terlihat kacau di depan mas Rendi.
Ya ampun kenapa aku bisa salah tingkah begini.
"Apa kamu baik-baik saja," ucap Mas Rendi membantuku membersihkan wajahku
Berdekatan dengannya semakin membuatku panas dingin.
"Gak papa kok mas, maaf ya aku jadi merusak suasana!" ucapku merasa bersalah
"It's ok,"
Mas Rendi kemudian melanjutkan ucapannya. Kali ini aku berusaha bersikap normal dan biasa. Meskipun sedikit kecewa saat tahu Mas Rendi ternyata hanya menikahi aku untuk menyeka ibunya. Bukan karena ia mencintaiku. Meskipun begitu aku tetap bahagia karena dari ribuan wanita toh aku yang dipilihnya.
Realistis saja, bisa saja ia memilih wanita yang lebih cantik dan lebih segalanya dariku, toh pasti mereka juga tidak akan menolaknya. Apalagi Mas Rendi memberikan bayaran yang fantastis.
"Bagaimana, apa kamu bersedia?"
"Ya??" Aku tergagap saat ia memastikan keputusan ku
Maklum saja aku kebanyakan berhayal saat itu.
"Apa kamu bersedia menikah dengan ku atau tidak?" tanyanya sekali lagi
"Ya, aku bersedia!" jawabku spontan tanpa berpikir panjang saat itu.
Bagaimana tidak, bayangkan saja jika kalian berada di posisi ku. Dilamar oleh orang yang kamu sukai, tentu saja kamu tidak akan menolaknya bukan. Meskipun kamu tahu ia tidak mencintaimu, tapi tetap saja kamu pasti bahagia hidup bersama dengan orang yang kamu cintai. Itulah yang kubayangkan saat itu. Hidupku akan bahagia bersamanya tanpa memikirkan apa yang terjadi kedepannya.
pantas saja mereka mendukung kesaksian Devi
giliran perselingkuhannya dengan Nayla terbongkar eeeh dia langsung pura-pura sok alim dan merasa jika semua aset yang ia terima itu adalah murni miliknya
soookooor
rasain noooh
kok jadi curiga neeeh