Alia menikah dengan wali kelasnya saat SMA, yaitu Dimas. Di Tengah perjalanan pernikahan mereka mulai muncul banyak konflik, mulai dari urusan ranjang maupun ketidakcocokan, bahkan ada isu orang ketiga, lalu adiknya Dimas yakni Ferdi berniat membantu dan menyelamatkan Alia, namun akhirnya mereka saling jatuh cinta. Bagaimana kelanjutan ceritanya?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Bel Bel, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 29
Setibanya di Bali.
Dimas sibuk dengan kegiatannya sedangkan Alia menikmati
pemandangan di sekitar hotelnya, karena kebetulan penginapannya dekat dengan pantai.
“Permisi, ibu istrinya pak Dimas ya?” Tanya salah satu guru
yang bernama bu Indah.
“Iya benar bu, maaf ibu namanya siapa ya?” Tanya Alia.
“Saya dengan Indah.” Kata Indah.
“Oh iya bu, bu Indah tidak ke mendampingi anak-anak ya?”
Tanya Alia.
“Kalau murid saya sudah aman, saya kasih waktu untuk acara
bebas, biar mereka bisa istirahat. Bu Dimas masih sangat muda ya ternyata?”
Tanya Indah.
“Iya, perkenalkan saya dengan Alia.” Kata Alia.
“Iya bu Alia, dulu kenal dengan pak Dimas Dimana bu? Oh iya
sudah hamil belum bu?” Tanya Indah.
“Belum, doanya saja ya, saya kebetulan kenal pak Dimas
dikenalkan bu.” Kata Alia.
“Oh gitu ya, saya pernah melihat bu Alia Dimana ya saya
lupa.” Kata Indah.
“Oh iya? Pasti waktu saya sedang keluar sama suami ya?” Kata
Alia.
“Iya.” Jawab Indah.
“Padahal aku melihatmu sama laki-laki lain, kasihan sekali
pak Dimas, kenapa sih pak Dimas punya istri jauh lebih muda, harusnya pak Dimas
sama saya saja, meskipun saya janda anak satu tapi saya setia. Semoga saja pak
Dimas tau kalau istrinya selingkuh.” Kata Indah dalam hati.
“Pemandangan disini bagus sekali ya bu.” Kata Alia.
“Iya benar bu.” Kata Indah.
Tiba-tiba Alia mual-mual Kembali.
“Huwek Huwek”
“Loh kenapa bu? Masuk angin ya? Masuk kedalam kamar saja bu.”
Kata Indah sambil membantu Alia.
“Saya nggak tau bu, sepertinya saya masuk angin deh.” Kata Alia.
“Apa jangan-jangan ibu hamil, wah coba saja di cek bu.” Kata
Indah.
“Hmmmm kalau memang benar istrinya pak Dimas, kira-kira
siapa bapaknya ya? Jangan-jangan dia hamil anak selingkuhannya.” Kata Indah
dalam hati.
“Saya tidak tau bu, saya masuk kedalam ya bu permisi.” Kata Alia.
“Saya bantu ya bu.” Kata Indah.
“Tidak usah bu, saya bisa sendiri kok.” Kata Alia.
“Tunggu, lebih baik coba tespek saja bu siapa tau hasilnya
positif.” Kata Indah.
“Permisi bu saya ke kamar dulu.” Kata Alia, dia langsung menuju
ke kamarnya.
Alia kepikiran dengan ucapan Indah.
“Apa mungkin aku hamil? Tapi aku sudah telat datang bulan,
kayaknya sudah telat satu bulan, aduh bagaimana jika hasilnya positif, jika
hasilnya positif apa benar ini anaknya Ferdi?” Tanya Alia dalam hati.
Alia pun akhirnya mengambil tespek di tasnya, dia selalu
membawa tespek yang dia simpan didalam tasnya, dia membeli tespek sejak setelah
menikah. Jadi dia selalu membawa kemanapun dia pergi. Alia mengambil tespeknya
dan segera ke toilet. Dia mengecek air kencingnya, hatinya pun gelisah.
“Aduh bagaimana ini? Bagaimana jika positif?” Kata Alia.
Dan hasilnya adalah positif atau garis dua.
“What? Positif? Jadi aku hamil? Sial sial Ferdi, ini
gara-gara Ferdi tidak memakai pengaman waktu itu. Tenang tenang tenang ambil
nafas, ok aku juga nggak tau anak ini bapaknya siapa, apakah suamiku apakah
Ferdi. Untuk saat ini anggap saja aku mengandung anak mas Dimas.” Kata Alia.
Alia keluar dari toilet dan ternyata suaminya ada di kamar
sedang menikmati segelas kopi.
“Loh mas kamu dikamar? Dari tadi ya?” Tanya Alia.
“Barusan kok, ada apa?” Tanya Dimas.
“Mas ada yang ingin aku sampaikan ke kamu.” Kata Alia.
“Kenapa? Ada apa?” Tanya Dimas.
“Aku barusan tespek dan hasilnya positif, aku hamil mas.” Kata
Alia.
“Apa? Sayang selamat akhirnya kita punya anak, aneh ya
padahal aku belum periksa ke dokter loh tapi kamu berhasil hamil.” Kata Dimas.
“Aku telat satu bulan mas, dan ternyata aku hamil.” Kata Alia.
“Mulai sekarang kamu nggak boleh kelelahan ya, aku mau telfon
ke orang tua kita dulu ya.” Kata Dimas sangat bahagia.
“Mas boleh nggak aku pulang ke rumah sekarang? Boleh nggak
aku balik ke Jakarta sekarang?” Tanya Alia.
“Malam ini? Besok saja ya.” Kata Dimas.
“Iya mas.” Kata Alia.