Terjerat Cinta CEO Kejam

Damian senang menatap chika yang tengah menikmati makan siangnya, ada rasa yang tak biasa saat dekat bersama dia.

"tuan" panggil chika dan membuat damian tersadar

"oh ya"

"saya sudah selesai, apa saya boleh pergi?" tanya chika

"pergilah selesaikan pekerjaan mu, kita pulang bersama"

"baik tuan"

"ubah panggilan mu terhadapku rasanya tak enak di dengar"

"eh, panggilan apa yang tuan inginkan?" tanya chika polos

"terserah, pikirkan lah. Panggil aku tuan saat kamu berkerja saja tapi saat berdua bersama kamu ubah " ucap damian

"baik tuan" ucap chika heran

...****************...

Pov chika

aku kembali ke ruang kerjaku, rasanya heran melihat tingkah tuan damian yang menyuruhku mengganti nama panggilan memangnya ada yang salah dengan panggilan tuan

'ck ribet sekali, bukannya dia yang jadi suami plus tuan ku. Kita kan menikah tidak dengan dasar cinta, aneh bila ku panggil dengan sebutan sayang. Hmmm apa yah yang bagus, Mas, Aa, atau suamiku, ahhh ribet sekali" gumam ku saat bekerja

"chika kamu bicara sendiri kenapa?" tanya ka anisa

"engga ka" ucapku bohong

"engga gimana mulut kamu komat kamit dari tadi" ucap ka anisa dan aku hanya tersenyum.kuda. Dan ia menggelangkan kepalnya

"hmm luka di wajahmu cukup terlihat, aku dengar kamu tadi bertengkar di kantin dengan teman teman mu yang lain"

"ia ka , ada kesalah pahaman tadi "

"duh, ini hilang gk bekasnya," ucap ka anisa melihat plaster kecil di wajah ku

"tidak tau ka, ku di cakar tadi"

"hmm gawat kalau gak hilang chika , kamu kalau bisa perawatan agar hilang lukanya. Kamu harus tau wajah kita itu aset kita, "

"hmmm tapi ka"

"jangan tapi tapi, kamu harus cari salon kecantikan yang bagus agar lukanya hilang. Gak bisa di biarin ini, " ujar ka anisa padahal.aku biasa saja tadi dia repot sendiri melihat luka kecil di wajahku.

Memang si kulit kulit wajah ka anisa mulus dan cantik sekali. sepertinya dia perawatan wajah yang cukup mahal.

aku hanya menggangguk saja karena memang aku tak minat untuk melakukannya karena memang ini hanya luka cakaran yang kecil menurutku.

"baik ka terima kasih saran nya" ucapku pada ka anisa

"gitu dong, hari ini kamu harus kesana gak ada tapi tapi" ucap ka anisa sedikit memaksa

"iyah ka" ucap ku.

"harus, eh tadi gua mau ngapain yah lupa," ucap ka anisa binggung

"ini ka, ka anisa tadi mau bikin kopi"

"oh iyah gua lupa, liat muka kamu terluka jadi gatel pengen cepet cepet di perbaikan, inget yah muka kamu itu aset. Jangan sampai engga ikut saran ku"

"iyah ka iyah"

Ka anisa super bawel ternyata tapi aku sedikit berterima kasih karena ada yang perhatian meskipun kecil padaku.

akhirnya jam pulang pun tiba, aku memilih menunggu tuan damian di bawah karena ingin mengambil barangku di loker dab bertemu dengan ka sasa.

"ka sasa" panggil ku saat keluar dari lift terlihat dia juga baru masuk ruangan

"chika. " ucap ka sasa

"luka ka sasa sudah di obatin?" tanyaku melihat luka ka sasa yang memang sama sama sudah di perban karena luka cakar yang sepertinya cukup panjang di pipinya.

"sudah, sinta sepertinya dendam padaku, luka nya cukup dalam di sini mungkin akan berbekas nanti, sepertinya aku harus ke salon hari ini dan tak jadi masuk club"

"apa harus sampai ke salon ka?" ucapku heran

"aduh chika muka kita tuh aset. Meskipun aku orang yang gak punya tapi untuk wajah aku utama kan, kamu juga harus ke salon kalau tidak ini akan berbekas dan suami mu akan kepincut sama wanita lain" ucap ka sasa dengan entengnya

"ka sasa" tegur ku takut ada yang ketahuan

"hehehe, gak ada yang denger ko"

"apa harus yah ke salon" ucapku sambil melihat wajahku di cermin kecil yang selalu ada di saku

"tentu saja, minta uangnya sama tuan damian, kaka yakin dia akan memberikan cuma cuma bahkan mungkin akan menyarankan salon ternama nantinya, ingat ajak ajak kaka yah" ucap ka sasa

"hmmm ada mau nya ternyata" ucapku tapi hanya senyuman yang di tampilkan ka sasa.

Kami pun masuk ke ruang kebersihan terlihat semua orang tengah siap siap pulang.

Ku juga melihat ka sinta dan ka meli mereka terlihat saling cuek dan tak menyapa satu sama lain bahkan ka sinta pergi begitu saja meninggalkan ka meli padahal mereka biasanya terus bersama tak terpisahkan.

"apa mereka bertengkar" bisik ku pada ka sasa ,

"mungkin, ayo ambil barang dan kita makan mie ayam di depan, aku tak sempat makan siang tadi jadi kita makan dulu sebelum pulang"

"oke,"

Aku memilih untuk mampir dulu makan mie ayam bersama dengan ka sasa. karena lama menunggu tuan damian.

"tuan damian marah?" tanya ka sasa padaku saat kami sedang menunggu mie ayam datang

"apa tadi di sebut marah dia sangat cerewet tadi padaku, karena luka yang ku dapat "

"wah berarti tuan damian perhatian padamu"

"benarkah"

"tentu saja, coba kamu deketin tuan damian mungkin saja nanti kamu bakalan jadi wanita satu satunya tak tergantian"

"aku ragu ka, apa lagi saat lihat wanita tuan damian yang model terkenal itu rasanya minder"

"maka dari itu kamu harus perawatan wajah mu itu biar cantik dan mungkin mengalahkan wanita itu"

"hahaha, ka sasa ngaco"

"aku sama dia itu ibarat bumi dan bulan yang gak bisa di bandingkan"

"kata siapa, kamu itu cantik. Buktikan ucapan kaka ikut perawatan di salon ternama kamu pasti bisa."

"hmm aku akan pikirkan ka, tapi sikap tuan damian tuh cuek sekali" ucapku.

"coba pendekatan chika, nanti juga dia akan luluh buktinya dia bawel tadi"

"hmmm tadi juga taun damian minta aku merubah panggilannya tadi agar tak selalu memanggilnya tuan"

"memang kamu panggil tuan damian bila bersama "

"iya ka"

"ya ampun kamu tuh harus rubah panggilannya"

"tapi apa?"

"coba panggil dia sayang, suami, atau mas atau Aa "

"hmmm aku akan pikirkan ka" ujarku.

kami terus bercerita sampai mie ayam habis kami makan, tak terasa waktu juga sudah menunjukan pukul 4 sore dimana tuan damian jam pulang. Aku sudah menghubungi tuan damian untuk menjemputku di toko kue yang ada di depan perusahaan, karena ingin membeli beberapa cemilan di apartemen.

"kamu jajan saja chika?" tanya ka sasa

"kan ada ini ka?" ucapku sambil mengeluarkan kartu ATM yang bi siti berikan tempo hari

"tuan damian gak marah?"

"hmmm tidak kata bi siti ini untuk keperluan di apartemen dan juga jajanku, aku bebas menggunakan nya asal tidak lebih dari 10juta tiap bulan, kalau habis aku yang harus menombok untuk keperluan lainnya nanti"

"OH" ucap ka sasa

"ayo pilih ka" ucapku

Kami pun selesai membeli kue dan menunggu di depan untuk menunggu tuan damian, tak lama mobil pun terparkir pak rio juga membuka kan pintu untuk ku

"ka sasa mau sekalian?" tanyaku

"tidak terima kasih"

"baiklah"

"bye"

Kami pun berpisah di sini"

Bersambung. . .

Terima kasih yang sudah baca ceritaku,

tolong like, komen dan vote yah.

Maap baru Up sekarang thor ada keperluan tadi pagi.

Tunggu up selanjutnya nanti jam 6 sore yah,

Terima kasih.