NovelToon NovelToon
Happiness

Happiness

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama
Popularitas:4.2k
Nilai: 5
Nama Author: Fajarina

Aruna Gabriella, gadis sederhana yang mampu mengobati rasa sakit Fahri terhadap ibunya yang telah meninggalkan Fahri demi pria lain.

Mereka berdua sudah bersama sejak masih anak-anak, bahkan tanpa Fahri sadari Aruna diam-diam memiliki perasaan terhadapnya.

Akankah Fahri menyadari perasaan Aruna terhadapnya?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Fajarina, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

kekecewaan Aruna

Butiran hujan salju turun semakin lebat. Jalanan yang Aruna lewati sudah tertutup dengan gumpalan salju. Membuat telapak sepatunya membekas di sana.

Sepertinya hanya dia sendiri yang berada di sana. Entah sudah pukul berapa sekarang. Dan entah berada dimana dia saat ini. Aruna hanya terus berjalan seraya melamun.

Tampak jelas bekas air mata di wajahnya. Matanya pun sudah sembab karena terus-terusan menangis. Hingga pada akhirnya dia tumbang juga terjatuh di tumpukan salju yang dingin.

Perlahan buliran air matanya kembali mengalir. Aruna memandang sendu pada langit malam yang di penuhi oleh hujan salju.

Kenapa rasanya sangat begitu menyakitkan? Aruna tidak pernah terpikir akan sepilu ini karena cinta. Rasa amarah, kecewa dan cemburu menjadi satu di dalam hatinya sekarang.

Ketika dia larut dalam kesedihannya. Aruna samar-samar mendengar langkah kaki seseorang yang mendekat. Dia menoleh pada sumber suara itu.

Mungkin apa yang dia lihat saat ini hanya halusinasinya saja. Aruna terlalu berharap kalau orang itu akan mengejarnya. Setelah apa yang dia lakukan tadi.

Dia melihat Fahri semakin mendekat ke arahnya. Cowok itu bahkan berlari tergesa-gesa setelah melihat keadaannya. Aruna rasa halusinasinya terasa begitu nyata.

Malah sekarang dia dapat merasakan sentuhan

Fahri. Kehangatan dalam dekapan pelukan cowok itu. Dan Kecemasan yang cowok itu rasakan seraya mengusap rambutnya.

“Kamu kenapa jadi seperti ini, Aruna?” tutur Fahri yang lega akhirnya bisa menemukan cewek itu.

Ketika mendengar suara itu. Barulah Aruna sadar kalau ini semua bukanlah halusinasinya belaka. Ini nyata adalah Fahri yang sekarang sedang bersamanya.

“Kamu kenapa gak kasih tahu aku lebih awal Fahri?

Kenapa tiba-tiba kalian berdua tunangan? Terus apa maksud perlakuan kamu selama ini ke aku? Aku buat kamu itu apa? Cuma bercandaan?” kesal Aruna meremas kuat jaket milik cowok itu.

Fahri diam tidak membalas pertanyaan dari Aruna. Tidak tahu harus menjelaskan apa pada cewek yang saat ini dalam pelukannya.

“Kenapa kamu gak jawab?”

“Sebaiknya kita pulang dulu. Badan kamu dingin banget. Nanti kena demam kamu,” elak Fahri mengalihkan pembicaraan. Buru-buru Fahri menggendong Aruna menuju mobilnya.

“Kamu jahat,” gumam Aruna di balik punggung Fahri. Cowok itu hanya bisa menelan ludahnya berat.

Selama perjalanan Aruna terus melamun memandang ke luar kaca mobil. Sementara Fahri sesekali melihat pada cewek itu. Dia merasa sangat bersalah sekali karena telah membuat Aruna jadi seperti itu.

“Kamu milih dia karena lebih baik dari aku atau lebih

Cantik?” tanya Aruna di tengah lamunannya. Matanya masih fokus pada luar kaca mobil.

“Aruna, nanti bakal aku jelasin semuanya. Sekarang keadaan kamu-“

“Pasti dua-duanya ya,” potong Aruna tersenyum miris.

“Apa yang sekarang dipikiran kamu semuanya itu belum tentu benar Aruna. Bukannya kamu sendiri yang bilang buat gak mikirin hal yang buruk-buruk? Dulu waktu aku sering mikirin tentang mama. Tentang alasan dia pergi dari rumah. Kamu selalu kasih semangat dan ajak aku main buat hibur aku yang lagi sedih. Dan terbukti kalau apa yang aku pikirkan waktu

itu. Ternyata gak semuanya benar kan?” tutur Fahri seraya tersenyum lembut.

Aruna terlihat mendengus geli. “Waktu itukan kamu masih kecil. Wajar kalau kamu gak tahu apa-apa dan mikirin hal yang buruk tentang mamamu. Sementara sekarang aku sudah dewasa. Aku tahu apa yang kamu kira aku gak bakal tahu.”

“Memangnya apa yang kamu tahu?” tutur Fahri memelankan laju mobil yang dia kemudikan.

“Aku tahu alasan kamu yang gak bisa diajak ketemuan akhir-akhir ini karena Wina. Bilangnya sibuk terus. Maksudnya sibuk sama Wina kan,” lirih Aruna kali ini menatap wajah Fahri.

Fahri terdiam tidak menjawab. Matanya fokus pada jalanan di depannya. Rasanya dia seperti tertangkap basah. Padahal dia kira Aruna tidak akan sadar tentang hubungannya dengan Wina.

Cowok itu kembali menoleh pada Aruna yang duduk di sebelahnya ketika tiba-tiba saja terdengar suara gelak tawa dari cewek itu. Fahri kebingungan sendiri kenapa Aruna tertawa di saat seperti ini.

“Benar kan apa yang aku bilang. Kalau kamu sibuknya sama dia!” tawa Aruna menepuk-nepuk lengan Fahri gemas.

“Aruna kamu... gak apa-apa kan,” cemas Fahri yang melihat cewek itu tidak habisnya tertawa.

“Kamu masih nanya aku gak apa-apa?” kekeh Aruna semakin menjadi-jadi. Sampai keluar air matanya karena asyik tertawa.

Akhirnya Fahri menghentikan laju mobilnya. Keadaan seketika berubah hening. Aruna yang tadi sibuk tertawa ikut terdiam di dalam mobil itu.

“Aku mau turun di sini saja,” pamit Aruna membuka pintu mobil dan keluar dari sana. Dia mengucapkan terima kasih sudah diantar. Kemudian melanjutkan perjalanannya dengan jalan kaki.

Fahri hanya bisa melihat sosok Aruna yang semakin menjauh dan menghilang di sebuah persimpangan jalan. Matanya tampak berkaca-kaca.

Hingga perlahan buliran air matanya mengalir juga di ujung matanya. Fahri memukul kesal stir mobil beberapa kali sampai tangannya terlihat memerah.

Dia tersungkur lemas pada stir mobil itu seraya terisak. Dia merasa sangat bodoh. Kenapa bisa-bisanya dia melakukan ini pada Aruna.

Di lain sisi ada Aruna yang juga menangis sembari berjalan menuju rumahnya. Dia tidak peduli jika ada orang yang melihatnya seperti itu. Ketika sampai di depan rumahnya. Aruna justru berbalik arah.

Dia tidak ingin pulang ke rumah malam ini. Aruna pun akhirnya naik taksi untuk menuju ke sebuah apartemen milik Tiara.

Saat dia sampai di sana ternyata Tiara sedang tidak

ada. Untungnya ada Arsyad. Cowok itu bilang kalau Tiara sekarang sedang berada di toko kue miliknya yang baru di resmikan itu.

Arsyad mempersilakan Aruna untuk menunggu di dalam saja. Akhirnya dia ikut masuk dan menunggu Tiara di apartemen itu berdua dengan cowok itu.

Sepertinya Arsyad juga menyadari ada yang tidak biasa dengan Aruna malam ini. Wajahnya terlihat sehabis menangis. Matanya juga sedikit memerah.

“Aruna kamu gak kenapa-kenapa kan?” tanya Arsyad memastikan. Dia tahu pasti ada sesuatu yang terjadi pada cewek itu.

Aruna hanya balas menggeleng seraya tersenyum. “Aku baik-baik aja kok. Ngomong-ngomong aku boleh pinjem kamar mandinya gak?”

“Eh iya pakai aja.”

Aruna menuju kamar mandi lalu mencuci wajahnya. Dia menatap pada cermin. Matanya sampai memerah seperti itu. Dia mendengus geli melihat keadaannya sekarang.

Sementara di ruang tengah apartemen Arsyad melihat pada jam tangannya. Sudah hampir satu jam lebih Aruna di kamar mandi. Dia jadi heran apa yang Aruna lakukan di dalam sana sampai selama itu.

Tiara juga belum pulang dari tadi. Biasanya jam seperti ini cewek itu sudah balik ke apartemen.

Arsyad meletakan buku yang sedang dia baca ke atas meja. Lalu tiduran di sofa. Matanya mulai terasa ngantuk. Hingga akhirnya perlahan matanya pun terpejam.

Ketika sedang terlelap tidur Arsyad merasakan sesuatu di bibirnya. Awalnya dia pikir itu adalah Tiara yang baru pulang. Tapi ketika dia membuka matanya ternyata orang yang sedang menciumnya adalah Aruna.

1
Jihat Purnamasari
Biasa
Jihat Purnamasari
Buruk
Anonymous
.
Yuri Lowell
Bersemangat membaca lagi! 💪
🦩NEYRA 🐚
Thor, kamu membuatku tak sabar untuk membaca seri selanjutnya
Valito.C
Dahsyat!
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!