NovelToon NovelToon
SEKEPING HATI UNTUK SAHABAT

SEKEPING HATI UNTUK SAHABAT

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / Ketos / Kehidupan di Sekolah/Kampus
Popularitas:3.8k
Nilai: 5
Nama Author: Anggun

Gue sebenarnya suka sama Lo, Lo mau gak jadi pacar gue?

Mata Zea terbelalak rasa bahagia tak terkira saat mendengar ucapan Fero
Namun hanya seketika rasa bahagia itu hilang saat mendengar kelanjutan ucapan Fero
Kira-kira kalau gue ngomong begitu diterima apa gak ya sama Shena?"
"Hah, Shena?"
"Iya gue suka sama Shena, Ze. Gue mau jadiin dia pacar gue. Gimana menurut Lo?"
Zea menelan salivanya dengan susah payah. Lagi-lagi dia tertipu dengan ucapan sahabatnya yang selalu menggantung itu.
Zea gadis cantik berhidung mancung yang mencintai sahabatnya sendiri. suatu hari dia pernah tidak sengaja mengucapkan perasaannya tapi malah ditertawakan oleh Fero.
Sahabat tetaplah akan menjadi sahabat tidak pernah berubah menjadi cinta. itu yang selalu Fero usapkan pada Zea
Fero yang tidak peka terhadap perasaan Zea malah berusaha mengejar cinta Shena

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Anggun, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

SAHABAT 18

Sejak tadi Fero berkeliling parkiran untuk mencari motornya, pemuda itu panik karena motor kesayangannya itu tidak ada di sana.

“Kenapa?” tanya Zea bingung.

“Motor gue gak ada, Ze. Masa sih di curi orang?” kata bara sambil melihat-lihat ke seluruh penjuru parkiran, barangkali motornya terselip di antara beberapa motor yang masih terparkir di sana.

“Masa sih, Fer. Coba ingat-ingat lagi lo parkir dimana. Nggak mungkin lah hilang, belum pernah loh gue denger ada yang kehilangan motor di sekolah kita”

Fero tampak berpikir, kemudian pemuda itu menepuk kening dan tergelak seperti orang gila.

“Astaga, Zea! Gue lupa kalau motor gue masih di bengkel,” kata Fero lalu kembali tertawa.

Zea mendengar itu pun langsung menabok kepala Fero. “Dasar nggak jelas lo!”

“Namanya juga lupa Ze. Ya sudah, lo tunggu sini dulu, gue mau pinjem motor Nando atau motor Evan”

Zea menghela napas lalu mengangguk pasrah, memangnya bisa apa dia selain mengangguk setuju.

Sekembalinya Fero ke parkiran, ia tidak menemukan Zea di sana, hanya ada Rini yang bersiap menarik pedal gas motornya.

“Rin, Zea mana?”

“Lho, baru saja pergi Fer. Gue kirain lo gak jadi nganterin dia pulang. Pas gue sampai parkiran Zea masuk ke mobil”

Fero mengernyit “Naik mobil? Lo lihat nggak dia pulang sama siapa?”

“Sama itu....aduh, lupa gue nama om siapa. Itu loh Fer yang kata Zea teman papanya itu. Om siapa ya, lupa gue.” Rini berpikir keras nama pria yang membawa Zea pergi.

“Om Reyhan?”

Rini mengangguk cepat. “Iya, bener, om Reyhan. Gue baru inget namanya.”

Rahang Fero mengeras, ia pun naik ke motor nando dan tancap gas meninggalkan sekolah.

“Brengsek! Hp gue pakai acara ketinggalan di tas lagi” omel Fero kesal.

Kalau kata Rini tadi Zea baru saja pergi, itu artinya mobilnya belum terlalu jauh dari sekolah, kecuali yang membawa mobil tersebut ngebut.

Fero membawa motor seperti orang kesetanan, yang ada dalam pikirannya Cuma bagaimana cara menemukan Zea secepatnya.

Ciiiiiitttt

Fero menekan rem secara mendadak, hampir saja dia menabrak motor lainnya.

“Brengsek lo!” maki Fero pada pengendara motor yang hampir dia tabrak tadi, beruntung orang itu sudah melesat jauh meninggalkan Fero, kalau tidak pasti terjadi baku hantam dan membuat Fero makin kesulitan mencari Zea.

Fero melanjutkan perjalanannya, sampai detik ini dia belum juga menemukan jejak mobil milik Reyhan.

Tak ingin pusing tujuh keliling, Fero pun tancap gas menuju kantor Andi. Saat ini dia butuh bantuan Andi untuk menemukan Zea.

Sesampainya di perusahaan tempat Andi bekerja, Fero segera turun dari motor. Ia bahkan memarkirkan motor milik Nando sembarangan.

“Mau apa kesini dik?” tanya security yang berjaga di pitu lobi perusahaan tersebut.

“Saya mau ketemu sama pak Andi, pak. Ini urgent, sedetik saja saya telah kasih informasi, saya gak tahu apa yang terjadi sama pak Andi.”

Security itu tampak bingung, apakah dia harus percaya pada ucapan Fero? Fero itu masih dia anggap bocah karena masih memakai seragam SMA

“Jangan ngomong sembarangan. Bocah kayak kamu pasti masih ngerusuh disini,” kata security itu galak.

Fero meraba kantong celananya, beruntung dompetnya ada disana, hanya ponsel saja yang tertinggal di dalam tas.

“Ini” Fero menunjukkan kartu pelajarnya “Saya Alfero darmawan putera dari Bima Darmawan” security itu menatap Fero dengan tatapan aneh.

“Masih gak percaya?”

Kini Fero mengeluarkan kartu identitas anak, karena untuk membuat KTP masih kurang lima bulan lagi, jadi dengan sangat terpaksa Fero mengeluarkan KIA miliknya.

Kartu warna pink itu diterima oleh security itu, matanya menyipit dan membaca nama orang tua Fero. “Beneran ini?” tanyanya.

“Benerlah pak. Kalau bapak nggak percaya juga, saya pinjemin deh kartu itu untuk bapak. Nanti kalau bapak sudah ketemu sama pak Andi baru saya ambil lagi.”

Tanpa menunggu persetujuan security itu Fero pun langsung berlari menuju lift, beruntung tidak ada yang menahannya lagi.

Fero tahu ruangan Andi ada di lantai delapan, Andi pernah cerita. Jadi, tanpa bertanya lagi dia pun langsung menuju ke sana.

“Lama banget sih ini lift naiknya, rusak kali ya?” tanya Fero tak sabaran. Menyesal rasanya dia naik lift ini. Kalau tahu lama lebih baik dia naik tangga saja.

Ting.

Lift baru terbuka, Fero pun segera berlari menuju ruangan Andi. Tanpa mengetuk pintu lagi, pemuda itu langsung menerobos masuk.

“Bang An-“ Fero tidak jadi meneruskan ucapannya ketika tahu siapa yang ada di ruangan Andi.

Di sana ada Zea dan Reyhan.

Ya, Zea. Gadis yang membuat Fero tadi kalang kabur. Bagaimana tidak, Andi bilang kalau Reyhan termasuk orang yang di curigai dalam kecelakaan papinya. Wajar saja Fero seperti kesetanan saat tahu Zea pergi bersama pria itu.

Tapi....kenapa sekarang Zea dan Reyhan ada di ruangan Andi. Itu artinya Zea tidak di culik Reyhan kan?

...ΩΩΩΩΩΩΩ...

Flash back on

Beberapa saat sebelum Zea pergi bersama Reyhan –

Sebuah mobil memasuki halaman sekolah dan berhenti di parkiran. Zea yang melihat mobil itu pun mengernyitkan keningnya, ia merasa tidak asing dengan mobil tersebut.

Tal lama kemudian seorang pria berperawakan besar keluar dari mobil dan langsung mendekari Zea. Hampir saja Zea kabur kalau tidak melihat siapa yang berada di mobil. Ternyata pria tinggi besar itu adalah anak buah pria yang sedang berada di mobil.

“Om Reyhan?”

“Hai Ze. Ayo masuk” ajak Reyhan

Zea melihat ke sekeliling, berharap Fero segera muncul dan membawanya pergi.

“Kok kamu kayak takut begitu, Ze? Ini Om Reyhan.” Kata Reyhan seraya turun dari mobil. “Hei ini Om, Ze.”

Zea mengangguk, dia tahu pria yang di depannya itu Reyhan. Yang membuat dia seperti ketakutan adalah dia teringat ucapan Andi tempo hari. Kata Andi, Reyhan termasuk orang yang di curigai dalam kecelakaan papinya.

Wajar kan kalau Zea takut? Apalagi karena Zea tahu kalau target sebenarnya adalah dia bukan papinya.

“Zea kamu kenapa? Tanya Reyhan, ia berusaha memegang bahu Zea, tapi gadis itu segera menghindar.

‘A-aku gak apa-apa kok, Om. Om Reyhan apa di sini?” Zea balik bertanya, berusaha menutup rasa gugupnya.

“Om kesini mau ketemu sama kamu. Kebetulan banget ketemu di sini. Mau pulang kan? Ayo, pulang bareng om saja”

Zea menggeleng cepat “Aku pulang bareng Fero Om. Makasih atas tawarannya”

Reyhan menipiskan bibir. Lalu menghela napas “Sebenarnya Om mau ngomong sesuatu sama kamu, ini soal kecelakaan papi kamu”

Zea menegang, apa yang harus dia lakukan? Apakah dia kabur saja meninggalkan Reyhan di sini? Tapi, bagaimana kalau Reyhan meminta anak buahnya yang tinggi besar itu untuk mengejarnya? Ah, pikiran Zea sudah kemana-mana.

Zea bisa saja melawan tapi kalau melawan pria tinggi besar itu dia tidak akan mampu.

“Mau ya? Ini penting, Zea.”

Zea masih bergeming tidak tahu harus menjawab apa.

“Kamu takut om nyakitin kamu?” Tanya Reyhan yakin, dia tahu saat ini Zea takut padanya. “Bodoh kalau om berani nyakitin kamu, Ze. Kamu itu sudah om anggap seperti anak om sendiri. Ini semua demi keselamatan kamu”

Reyhan berusaha merayu agar Zea mau ikut dengannya.

“Gini saja kalau kamu gak percaya om, kamu boleh telpon Andi atau sharelock ke dia, bagaimana?”

Zea menelan ludah dengan susah payah. Apakah dia harus percaya dengan Reyhan? Bagaimana kalau pria itu membohonginya? Tapi, Zea penasaran apa yang ingin Reyhan katakan.

Reyhan membuka teleponnya dan menghubungi seseorang, setelah tersambung Reyhan memberikan hpnya kepada Zea dan ternyata yang di hubungi Reyhan adalah Andi. Zea berbicara dengan Andi dan Zea mengangguk, rasa takutnya sekarang berkurang.

Zea mematikan teleponnya dan mengirimkan sharelock kepada Andi. “Ayo om,” ajaknya.

Reyhan mengangguk dan meminta anak buahnya untuk membukakan pintu buat Zea.

Bertepatan dengan Zea masuk mobil, Rini tiba di parkiran. Tadi dia ke toilet terlebih dahulu, oleh sebab itu dia lama sampai di parkiran.

Rini tadinya ingin memanggil Zea, tapi tidak jadi karena pintu mobil sudah tertutup. Dia sempat melihat Reyhan karena tadi pria itu menoleh dan tersenyum ke arahnya

Flash back off

1
ZeNa
🥰
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!