NovelToon NovelToon
One Shoot JKT48

One Shoot JKT48

Status: tamat
Genre:Romantis / Tamat / Cintamanis / Cinta pada Pandangan Pertama
Popularitas:1.2k
Nilai: 5
Nama Author: Gabijh1799

Kumpulan cerpen yang tokohnya dari member JKT48

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Gabijh1799, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Obsesi akan 2D (Indira)

"Ehh wibu!! Mau kemana Lo?"

"Dihh bau bawang"

Mendengar kalian demi kalimat perundungan selama ini membuat gadis ini cukup kuat namun beberapa hari belakangan ini dia sering menerima kekesalan fisik dan membuatnya tak bergeming.

Indira Putri Seruni adalah seorang gadis yang sangat terobsesi dengan komik dan anime. Dia menghabiskan sebagian besar waktunya di kamar membaca komik, menonton anime, dan bermain game online. Dia tidak peduli dengan dunia luar dan tidak memiliki teman di sekolah. Dia sering menjadi korban pembullyan oleh teman-teman sekelasnya yang menganggapnya aneh dan kutu buku. Mereka sering mencuri komiknya, merusak barang-barangnya, dan mengejek penampilannya yang kusam.

Namun, ada satu pria yang selalu melindungi Indira dari para pengganggu.

"Ehh Lo maksudnya apa bully Indira?!" Tegas pria itu pada temannya

"Diakan aneh bro, suka begituan" temannya terkejut mendengar pria itu membentak mereka

"Mana ada, kalo Lo bikin masalah sama dia. Lo juga bikin masalah sama gw" ancam pria itu

"Ehh Lo kok gitu bro" teman-temannya mulai ketakutan

"Terus kenapa? Lo ngga suka?" Pria itu mulai memegang keras temannya

"Iya ya bro santai" temannya langsung lari dan pria itu menghampiri Indira

"Kamu gpp?" Tanya pria itu melihat Indira tertunduk

Indira sedikit mendongakkan kepalanya, "Gpp, makasih yah"

"Sekarang kamu aman, mereka ngga akan bully kamu lagi"

"Iya"

"Armando" pria itu memperkenalkan dirinya

"Ehh" Indira mengerutkan dahinya

"Namamu?"

"Indira" Indira memperkenalkan dirinya juga

"Nama yang bagus" puji Armando mendengar nama Indira begitu indah

"Makasih"

"Ya udah yuk kita makan siang bareng" ajak Armando

Indira mengikuti langkah Armando menuju kantin. Dia adalah Armando, seorang pria tampan dan populer di sekolah. Dia juga pintar dan baik hati. Dia selalu membela Indira saat dia dikeroyok oleh para pengganggu dan mengembalikan komiknya yang dicuri. Setelah mereka cukup kenal, dia sering mengajak Indira untuk makan siang bersama dan berbicara tentang hal-hal ringan.

Entah kapan itu Indira mulai tertarik pada Armando dan merasa senang saat bersamanya. Dia merasa ada seseorang yang mengerti dan menerima dirinya apa adanya. Namun, dia juga merasa bingung dan takut. Dia tidak tahu bagaimana cara berinteraksi dengan orang lain dan bagaimana cara mengekspresikan perasaannya. Dia juga khawatir bahwa Armando hanya bersikap baik padanya karena kasihan atau ingin menjadikannya bahan lelucon.

*

Suatu hari, Armando tiba-tiba mengajak Indira untuk pergi ke bioskop bersama. Indira menyangka bahwa itu adalah ajakan biasa, tetapi ternyata itu adalah kencan pertama mereka.

"Indira, aku mau ngomong sesuatu sama kamu," kata Armando saat mereka sedang duduk di kursi bioskop.

"Ya, apa?" tanya Indira dengan hati berdebar.

"Aku suka kamu, Indira. Aku suka kamu sejak pertama kali lihat kamu di perpustakaan sekolah. Aku suka cara kamu membaca komik dengan penuh semangat dan ekspresi lucu. Aku suka cara kamu menonton anime dengan mata berbinar-binar. Aku suka cara kamu bermain game online dengan antusias dan ceria. Aku suka semuanya tentang kamu," ungkap Armando dengan jujur dan memegang kedua tangan Indira.

Indira terkejut mendengar pengakuan Armando. Dia tidak percaya bahwa pria yang dia kagumi juga menyukainya.

"Armando, aku... aku..." Indira tidak bisa melanjutkan kalimatnya.

"Indira, aku tahu kamu juga suka aku. Aku bisa lihat dari cara kamu melihatku, dari cara kamu tersenyum padaku, dari cara kamu malu-malu saat aku pegang tanganmu. Aku bisa merasakan perasaanmu," kata Armando sambil memegang wajah Indira.

"Armando, aku memang suka kamu. Tapi aku takut," bisik Indira.

"Takut apa?" tanya Armando.

"Aku takut kalau kamu nanti bosan sama aku. Aku takut kalau kamu nanti meninggalkan dan menyesal sudah memilih aku," jawab Indira dengan lirih.

"Indira, kamu tidak perlu takut. Aku tidak akan pernah bosan, meninggalkan kamu, dan menyesal sudah memilih kamu. Kamu adalah orang yang paling spesial bagiku," ujar Armando sambil mencium kening Indira.

Indira merasa hangat dan bahagia saat keningnya dikecup Armando. Dia merasa aman dan nyaman bersamanya.

"Armando, aku mencintaimu," kata Indira sambil memeluk Armando erat.

"Aku juga mencintaimu, Indira," balas Armando membalas pelukannya dengan lembut.

Mereka berdua lupa bahwa mereka sedang berada di bioskop dan film sudah mulai diputar.

*

Sejak hari itu, Indira dan Armando resmi menjadi sepasang kekasih. Mereka sering menghabiskan waktu bersama, baik di sekolah maupun di luar sekolah. Mereka juga saling mendukung dan menyayangi satu sama lain.

Namun, hubungan mereka tidak selalu mulus. Mereka juga sering bertengkar karena perbedaan pandangan dan kebiasaan mereka.

"Indira, belajar dong besok udah mulai ujian" kata Armando saat mereka sedang berada di rumah Indira.

"Tapi aku belum selesai nonton anime ini" protes Indira sambil menunjuk layar laptopnya.

"Indiraku anime itu bisa ditonton kapan saja, tapi ujian besok hanya sekali" kata Armando sambil menutup laptop Indira.

"Eh, jangan gitu dong! Aku belum sampai bagian serunya!" bantah Indira sambil membuka laptopnya lagi.

"Indira, jangan bandel yah. Kamu harus belajar kalau mau lulus ujian" tegur Armando masih halus sambil menutup kembali laptop Indira.

"Armando, jangan sok tahu! Kamu bukan guruku!" bentak Indira sambil membuka lagi laptopnya kembali.

Armando hanya menghembuskan nafas beratnya melihat kekasihnya sulit untuk bekerja sama, sebenarnya Armando menyadari potensi Indira dapat mengerjakan ujian besok namun dia khawatir karena beberapa bulan ini Indira fokus pada anime yang baru saja rilis hingga dirinya lupa akan kewajibannya sebagai siswa.

"Indira, aku kasih kamu kesempatan yah. Kita belajar bareng buat ujian besok, kalo kamu berhasil nanti aku kasih hadiah"

"Ga, kamu apaan sih"

"Dira"

"Ga"

"Ya sudah kalo gitu aku pulang aja yah"

"Hm"

Terpaksa Armando meninggalkan Indira di rumahnya dengan harapan dia menghentikan langkahnya namun tidak, dia masih fokus pada laptopnya dan itu membuat Armando kesal dan benar-benar meninggalkan rumah Indira.

Begitu juga sebaliknya, kadang-kadang Armando yang membuat kesalahan pada Indira.

"Armando, kenapa kamu telat lagi?" tanya Indira saat mereka sedang janjian di sebuah kafe.

"Maaf, Indira. Aku ada urusan penting tadi" jawab Armando terengah-engah sambil duduk di depan Indira.

"Urusan penting apa?" tanya Indira dengan curiga.

"Eh... eh... ini... aku... aku..." Armando gugup menjawab.

"Tunggu dulu! Apa itu di tas kamu?" tanya Indira menunjuk tas ransel Armando yang terbuka sedikit.

"Ini? Ini... ini..." Armando semakin gugup menjawab.

Indira langsung membuka tas ransel Armando dan menemukan sebuah komik baru yang belum dibuka plastiknya.

"Komik? Kamu telat gara-gara beli komik?" tanya Indira dengan kesal.

"Bukan begitu, Indira. Ini... ini... aku beli untukmu," bohong Armando sambil tersenyum canggung.

"Bohong! Kamu beli untuk dirimu sendiri! Kamu lebih mementingkan komik daripada aku!" tuduh Indira sambil melempar komik itu ke wajah Armando.

"Indira, maafkan aku. Aku tidak bermaksud menyakiti hatimu," kata Armando sambil memegang tangan Indira.

"Lepaskan! Aku tidak mau dengar alasanmu! Kamu sudah mengecewakanku!" kata Indira sambil menarik tangannya.

"Indira, tolong dengarkan aku. Aku punya sesuatu yang harus aku katakan padamu," kata Armando sambil menatap Indira dengan serius.

"Apa lagi yang mau kamu katakan? Kamu mau bilang bahwa kamu juga suka komik dan anime? Kamu mau bilang bahwa kamu juga terobsesi dengan hal-hal itu?" tanya Indira dengan sinis.

"Ya, itu benar. Aku juga suka komik dan anime. Aku juga terobsesi dengan hal-hal itu. Tapi bukan itu yang mau aku katakan," kata Armando dengan jujur.

"Lalu apa?" tanya Indira dengan dingin.

"Aku mau bilang bahwa aku mencintaimu, Indira. Aku mencintaimu bukan karena kamu suka komik dan anime. Aku mencintaimu karena kamu adalah dirimu sendiri. Aku mencintaimu karena kamu memiliki hati yang baik dan jiwa yang kuat. Aku mencintaimu karena kamu membuat hidupku lebih berwarna dan berarti," kata Armando dengan penuh perasaan.

Indira terdiam mendengar pengakuan Armando. Dia tidak tahu harus berkata apa.

"Indira, aku tahu bahwa kita berbeda. Aku tahu bahwa kita memiliki masalah dan konflik. Aku tahu bahwa kita harus menghadapi banyak tantangan dan rintangan. Tapi aku yakin bahwa kita bisa melewatinya bersama. Aku yakin bahwa kita bisa saling mengubah menjadi lebih baik. Aku yakin bahwa kita bisa saling melengkapi dan menyempurnakan," lanjut Armando sambil menggenggam tangan Indira erat.

"Armando, aku... aku..." Indira tidak bisa melanjutkan kalimatnya.

"Indira, aku mohon kamu percaya padaku. Aku mohon kamu beri aku kesempatan untuk membuktikan cintaku padamu. Aku mohon kamu jangan tinggalkan aku," pinta Armando sambil menundukkan kepalanya.

Indira merasa terharu dan tersentuh oleh ucapan Armando. Dia merasa ada sesuatu yang berubah di dalam hatinya.

"Armando, aku... aku mempercayaimu," kata Indira sambil mengangkat wajah Armando dan menciumnya lembut.

Armando merasa lega dan bahagia mendengar jawaban Indira. Dia merasa ada harapan dan masa depan untuk mereka berdua.

"Indira, terima kasih sudah mau menerima aku apa adanya. Terima kasih sudah mau memberi aku kesempatan untuk mencintaimu. Terima kasih sudah mau menjadi bagian dari hidupku," kata Armando sambil memeluk Indira erat.

"Armando, terima kasih sudah mau melindungi aku dari para pengganggu. Terima kasih sudah mau mengajak aku keluar dari kamar dan dunia komik dan anime. Terima kasih sudah mau menjadi pacarku," balas Indira sambil membalas pelukan Armando.

Mereka berdua lupa bahwa mereka sedang berada di sebuah kafe dan orang-orang di sekitar mereka melihat mereka dengan heran dan iri.

Sejak hari itu, Indira dan Armando semakin dekat dan mesra. Mereka saling membantu dan memotivasi satu sama lain untuk belajar dan berkembang. Mereka juga saling menghargai dan menghormati hobi dan minat masing-masing. Mereka masih suka komik dan anime, tetapi mereka tidak lagi terobsesi dengan hal-hal itu. Mereka mulai membuka diri dan bersosialisasi dengan orang lain. Mereka mulai menikmati kehidupan nyata lebih baik.

Para pengganggu yang dulu sering mengganggu Indira kini mulai takut dan segan padanya. Mereka melihat bahwa Indira telah berubah menjadi lebih cantik dan percaya diri. Mereka juga melihat bahwa Indira memiliki pacar yang tampan dan populer. Mereka tidak berani lagi menyentuh atau mengusik Indira.

*

Kemudian, Indira dan Armando lulus dari sekolah dengan nilai yang bagus. Mereka melanjutkan pendidikan mereka di universitas yang berbeda. Indira masuk jurusan sastra jepang di Universitas Indonesia, sedangkan Armando masuk jurusan teknik sipil di Institut Teknologi Bandung.

Mereka harus menjalani hubungan jarak jauh yang tidak mudah. Mereka jarang bertemu secara langsung karena jarak yang jauh dan kesibukan yang banyak. Mereka hanya bisa berkomunikasi melalui telepon atau internet.

Namun, mereka tetap setia dan sabar satu sama lain. Mereka tetap saling mendukung dan menyayangi satu sama lain. Mereka tetap percaya bahwa cinta mereka akan bertahan selamanya.

Semua hal yang sebelumnya terlihat setia, sekarang pada saat mereka memasuki semester akhir dan kegiatan magang serta KKN mereka jarang telpon bahkan chatpun sekedar memberikan kabar pun mereka tak lakukan hingga mereka kehilangan kontak satu sama lain.

*

Beberapa tahun kemudian, Mereka sudah menjadi orang dewasa yang sukses di bidangnya masing-masing. Indira menjadi seorang penulis novel yang terkenal, sedangkan Armando menjadi seorang insinyur yang handal.

Mereka masih sama-sama belum memiliki pasangan hidup karena mereka masih menunggu satu sama lain.

Mereka bertemu kembali di Jakarta setelah lulus dari universitas. Mereka bertemu secara kebetulan di sebuah toko buku saat mereka sedang membeli buku favorit mereka.

"Indira?" panggil Armando saat dia melihat sosok yang familiar di depannya.

"Armando?" sahut Indira saat dia mendengar suara yang familiar di belakangnya.

Mereka berdua menoleh dan langsung jantung mereka berdetak kencang saat mereka melihat wajah satu sama lain.

"Indira! Kamu disini!" seru Armando sambil berlari ke arah Indira dan memeluknya erat.

"Armando! Kamu disini!" balas seru Indira sambil membalas pelukan Armando erat.

Mereka berdua tidak percaya bahwa mereka bisa bertemu lagi setelah sekian lama berpisah.

"Apa kabar kamu? Kamu sudah lama sekali tidak kontak aku," tanya Armando sambil melepaskan pelukannya dan menatap Indira dengan sayang.

"Aku baik-baik saja. Kamu gimana? Kamu juga sudah lama sekali tidak mendapat kabar dari kamu" jawab Indira sambil melepaskan pelukannya juga dan menatap Armando dengan rindu.

"Aku juga baik-baik saja. Aku sibuk kerja di sebuah perusahaan konstruksi. Kamu sekarang jadi penulis ya? Aku sering baca novel-novelmu. Kamu hebat sekali," puji Armando sambil tersenyum bangga.

"Terima kasih. Aku senang kamu suka novel-novelku. Aku juga sering dengar prestasi-prestasimu. Kamu juga hebat sekali," balas puji Indira sambil tersipu malu.

Mereka berdua saling memandang dengan penuh cinta dan rasa kangen.

"Indira, aku masih mencintaimu. Aku tidak pernah berhenti mencintaimu. Aku selalu menunggumu," kata Armando sambil menggenggam tangan Indira.

"Armando, aku juga masih mencintaimu. Aku juga tidak pernah berhenti mencintaimu. Aku juga selalu menunggumu," kata Indira sambil membalas genggaman Armando.

Mereka merasa bahwa cinta mereka masih sama seperti dulu. Mereka merasa bahwa cinta mereka telah melewati banyak ujian dan cobaan. Mereka merasa bahwa cinta mereka adalah takdir yang tidak bisa dipisahkan.

*

Suatu saat Armando membawa Indira ke negara sakura karena Indira saat ingin mengunjungi negara tersebut dengan itu Armando mewujudkan keinginan kekasihnya itu dan dia berniat untuk melamar Indira disana.

"Indira, maukah kamu menjadi istriku?" tanya Armando sambil mengeluarkan sebuah cincin dari sakunya.

"Armando..." Indira terkejut dan meneteskan air mata bahagia.

"Selama kita lost kontak, aku berpikir akan hubungan kita akan baik-baik saja atau kamu memiliki lelaki baru yang bisa menjaga dirimu namun dugaanku salah, kamu masih tetap mencintaiku hingga saat ini. Dengan ini aku ingin melamar dan menikah denganmu Indira agar kita dapat sama-sama menjalani kehidupan bersama"

Mendengar kalimat lanjut dari Armando membuat Indira tersentuh dan bersyukur memiliki lelaki yang dapat melindungi dan menjaga dirinya apalagi sekarang membuatnya berubah menjadi wanita yang mandiri.

Indira menganggukkan kepalanya, "Aku mau"

Armando memasangkan cincin itu di jari manis Indira dan mencium tangannya dengan lembut dan Indira memeluk Armando erat dan mencium pipinya dengan mesra.

Mereka berdua bersyukur bahwa mereka bisa bersatu kembali setelah sekian lama berpisah. Mereka berdua berjanji bahwa mereka akan selalu bersama dan tidak akan pernah berpisah lagi. Mereka berdua memulai hubungan mereka kembali dengan penuh cinta dan harapan.

***

1
Anta Sena
hallo
Gabijh1799: Gimana bang?
total 1 replies
Ai Hosino⭐🌟🌠
/Sob//Sob//Sob//Sob//Sob/sedih banget cerita nya/Sob//Sob/
Gabijh1799: Waduh jangan sedih dong
total 1 replies
Monkey D. Luffy
Terima kasih untuk cerita yang menyenangkan! Jangan berhenti menulis ya thor 🌟
Gabijh1799: Siap bang, makasih juga udah mampir
total 1 replies
Pluto
Ceritanya bikin nggak bisa berhenti baca, lanjutkan thor!
Gabijh1799: Makasih yah udah mampir, dishare juga yah biar fans JKT bisa ikut nimbrung hehehe
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!