lifang seorang pemuda yang di buang oleh keluarganya , hidupnya dari kecil hingga dewasa tidak mengenal rasa cinta maupun kasih sayang, saat dia merasa tidak ada gunanya hidup di dunia, di saat di mencari tempat untuk mengakhiri hidupnya, di saat dia berjalan di sebuah tanjakan yang memiliki sisi kiri jurang dengan yang tinggi dan terjal dengan penuh bebatuan di dasar jurang, dia melihat seorang gadis ,saat sang gadis ingin melompat, entah mengapa lifang sontak berlari menarik gadis tersebut, namun sangat disayangkan dirinya yang berhasil menyelamatkan gadis tersebut,namun membuatnya harus terjatuh dari tebing tersebut,lifang sontak menutup matanya dan bergumam "apa ini akhir dari hidupku, kehidupan kejam yang slalu aku rasakan sungguh di sayangkan diriku yang lemas" dia pun tersenyum saat menerima kematiannya ,namun saat dia membuka mata lifang melihat dunia yang berbeda dari dunianya...
bisakah linfan mengubah kehidupan nya yang lemah dimasalalu , nyuk di simak.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon menatap bintang, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
sebuah ambisi Lifang
Setelah menunggu beberapa jam, Xui dan Sui akhirnya kembali.
"Kalian masuklah biar aku yang mengemudi, rencana kita hari ini langsung ke hutan mematikan, jdi ketika sampai di kota tanpa hukum kalian jangan pernah turun, karna saya akan tetap melanjutkan perjalanan, setibanya di hutan mematikan barulah kita istirahat"ucap Lifang kepada dua gadis tersebut.
Xui dan Sui mereka langsung masuk ke dalam kereta, sedangkan Lifang dia langsung mengemudi kan kereta tersebut.
Kereta kuda terus berpacu, Lifang yang mengendarai kereta kuda dengan pakaian jubah hitam serta pedang panjang berbentuk sabit yang menempel di punggungnya, dia sangat lah terlihat gagah.
Seperti dewa kematian, aura yang di pancarkan dari tubuh Lifang sangatlah mencekam., dia terus memacu kereta nya tanpa henti.
Sedangkan kedua gadis yang di biarkan di dalam kereta, kini sedang asyk bercerita, kedua gadis tersebut sangatlah akrab seperti saudara.
Lifang yang sesekali melihat kondisi kedua gadis tersebut, dia sangat lah senang melihat begitu akrab nya mereka.
Memasuki gerbang kota tanpa hukum, suasana dalam kota sangat berantakan, daerah kota begitu terlihat kumuh.
Disaat kereta mereka memasuki dalam kota, orang-orang yang berada di dalam seketika menatap keberadaan Lifang.
Bahkan ada yang mencoba untuk mendekati kereta Lifang, seketika itu Lifang tak lagi menahan auranya dia langsung menunjukkan auranya douqi nya yang dominan.
Para kultivator yang masih berada di tahap rendah, seketika pingsan.
Aura hitam pekat kemerahan, menyembur keluar dari tubuh Lifang seperti lautan air, dengan pedang panjang berbentuk sabit yang dalam posisi melayang di atas kepala Lifang dengan di balut Api hitam surgawi, makin membuat keberadaan Lifang sangat di takuti.
ada beberapa orang yang mencoba menyerang, dan bahkan ada beberapa yang mencoba mengukur kekuatan Lifang.
Mereka yang mencoba menyerang, belum sampai di kereta Lifang, langsung di sambar dengan pedang sabit Lifang yang sudah di balut api surgawi, pedang tersebut belum juga menyentuh tubuh mereka, seketika langsung hancur dengan panasnya api surgawi. Bahkan api tersebut tidak bisa padam, sampai semua anggota yang mencoba menyerang Lifang mati dengan tubuh terbakar hingga menjadi abu.
Beberapa orang yang sedang memperhatikan Lifang mengukur kekuatan Lifang, langsung gemetar setelah menyaksikan para penyerang yang mati dengan mengenaskan.
Lifang cuman duduk santai di kursi pengemudi, sambil mengemudikan kereta kuda tersebut.
Kereta tersebut terus berjalan, tak ada satupun orang yang berani menghalangi bergerakan kereta kuda yang sedang di kemudikan Lifang.
Hingga kereta tersebut akhirnya keluar dari kota tanpa hukum.
"Kak apa ada masalah" ucap Xui yang mengeluarkan kepala nya dari dalam kereta, sambil bertanya pada sang kakak.
"tidak ada masalah, kalian berdua istirahat saja" ucap Lifang kepada Xui dengan nada lembut.
"nanti sampai di hutan kematian barulah kita istirahat" ucap Lifang.
Xui pun akhirnya kembali melanjutkan aktivitas nya di dalam kereta bersama Linsuisui.
Sedangkan Lifang sendiri masih memacu kereta kuda tersebut, berjalan tanpa henti.
Dia mengejar waktu, berharap sampai tepat waktu di sekte Sun.
Di karenakan info dari Linsuisui yang mengatakan akan ada turnamen pemilihan murid luar untuk masuk menjadi murid dalam.
Di dalam sekte Sun sendiri, para murid di bagi dari 4 tingkatan, yaitu murid luar, murid dalam, murit elit, dan murid inti.
Setiap beberapa bulan akan ada seleksi untuk pemilihan, murid luar masuk menjadi murid dalam, begitu pun murid dalam akan di seleksi masuk menjadi murid elit.
Sedangkan murid inti akan ada turnamen untuk menentukan posisi siapa yang terkuat di dalam sekte Sun.
Hal itulah yang ingin di raih Lifang, di karenakan dia ingin mencari identitas asli sang ayah, dan dia mengetahui bahwa musuh dari ayahnya adalah orang-orang kuat, sehingga dia memutuskan untuk menjadi penguasa benua canxi, walaupun ambisinya sangat lah besar.
Maka dari itu pijakan awalnya, dia harus menjadi murid terkuat di sekte Sun.
Benua canxi sendiri terbagi akan 4 wilayah, barat, selatan, timur dan urara, masing-masing wilayah di kendalikan oleh 4 kerajaan, yaitu selatan di kuasai kerajaan Moon, timur di kuasai kerajaan xing , bagian Utara di kuasai kerajaan star, sedangkan posisi Lifang berada di bagian barat yang mana di kuasai oleh kerajaan Sun.
Titik awal yang akan dia kuasai, itulah ambisi awal Lifang.
Lifang melirik kebelakang, dia melihat kedua gadis tersebut sedang tertidur, dia pun tersenyum bahgia, sambil kembali memacu kereta kuda yang di kemudikan nya.
Akhirnya tak berselang lama, Lifang pun akhirnya memasuki wilayah hutan kematian.
Hutan kematian di kenal sangat lah berbahaya, dimana banyak binatang beast yang ganas di dalam hutan tersebut, bahkan ada beberapa binatang tingkat kaisar., dan yang paling di takutkan adalah beast tingkat mitos.
itu sebabnya Lifang sangat berhati-hati memasuki hutan kematian, apa lagi An Yue tidak bisa di hubungi, sehingga dia pun harus ekstra hati-hati.
Begitu memasuki hutan kematian, di karenakan kondisi sudah mulai gelap dan kuda nya juga sudah terlihat kelelahan, Lifang pun memutuskan berhenti untuk beristirahat.
Dia lalu mulai memasang formasi sederhana di sekitar tempat istirahat mereka., di saat Lifang sudah selesai memasang formasi.
Tiba-tiba dia mendengar suara ledakan besar dari dalam hutam.
"Duarkkk..." suara ledakan.
Saking besarnya suara tersebut membuat Lifang kaget, saat di masih memandang ke dalam hutan terlihat cahaya emas seperti kilatan petir dari dalam hutan.
"apa itu" ungkap Lifang dalam hati dengan rasa penasaran.
