NovelToon NovelToon
MENIKAHI BIDADARI KAMPUS

MENIKAHI BIDADARI KAMPUS

Status: sedang berlangsung
Genre:Cinta Seiring Waktu
Popularitas:145.5k
Nilai: 4.9
Nama Author: Arisha Langsa

Demi salah satu proyek besar yang sedang ia rencanakan....Devan..pria tampan dari keluarga kaya raya terpaksa menikahi seorang gadis yang sama sekali tidak ia kenal, bahkan ia belum pernah melihat seperti apa wajah wanita yang akan ia nikahi tersebut.

" Tuan muda saya menginginkan lahan anda tuan,dan pihak kami bersedia memberikan harga tinggi" Ferdy

" Saya tidak akan pernah menjual lahan saya dengan harga berapapun dan pada siapapun,kalian bisa mengambil lahan saya tanpa harus membelinya,namun dengan satu syarat" Al- Habib... Abdullah.

" Katakan?" Ferdy.

" Salah satu dari kalian, yang benar-benar memiliki tanggung jawab dalam proyek tersebut...saya ingin salah satu dari kalian, menikahi cucu perempuan saya" Al- Habib.. Abdullah.

" Akan saya sampaikan pada tuan muda saya" Ferdy.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Arisha Langsa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

15

" Annisa.. akhir-akhir ini aku perhatikan kamu kok murung terus? Ada masalah apa? apa karena kakek kamu ngak mengizinkan kamu untuk kuliah ke Kairo?, bukannya kamu pernah bilang kalau kamu akan ikhlas mengikuti apa yang kakek kamu restui?" tanya Aisyah sahabatnya Annisa, keduanya tengah bersantai di pinggiran danau buatan yang terdapat di dalam lingkungan ponpes.

Menikmati sunset adalah salah satu kegiatan favorit para santri wanita, mereka begitu menyukai keberadaan danau buatan tersebut,indah memang..danau yang di kelilingi beraneka tanaman hias,dan terlihat hamparan hijau sejauh mata memandang, karena ponpes mereka memang terletak di pinggiran sebuah kota kecil.

" Ica hanya sedang sedikit gundah, mungkin beberapa bulan lagi Ica sudah tidak tinggal di sini lagi, walaupun Ica bahagia akan tinggal bersama kakek,tapi meninggalkan an-nisa juga berat untuk Ica" jawab Annisa tak sepenuhnya berbohong,ia memang merasa sedih akan meninggalkan ponpes yang selama lima tahun ini telah menjadi tempat ternyaman nya.

" Tapi itu kan belum pasti kata kamu?" ucap Aisyah yang merasa sedikit heran, karena tak biasanya sahabat yang sudah ia anggap sebagai adiknya itu begitu terlihat gelisah.

" Tapi baru saja kakek menelfon katanya keputusan nya dalam tiga hari ini" jawab Annisa tak berbohong,hanya saja ia tidak mengatakan secara langsung keputusan yang seperti apa yang ia dan kakeknya bicarakan.

" Kamu pasti tau apa yang terbaik untuk kamu,aku percaya" ucap Aisyah menenangkan sang sahabat.

" Amin..semoga ya mbak" jawab Annisa lirih.

' Ya Allah apakah benar keputusan yang aku ambil adalah keputusan yang terbaik? Aku berserah diri kepada Mu ya Allah,aku percaya segala sesuatu yang akan terjadi pada ku semuanya atas kehendak Mu,dan aku percaya bahwa tiada Engkau memberikan ujian pada kami melebihi batas kemampuan kami ya Allah ' batin Annisa bergejolak.

Bagaimana tidak..ia baru berusia 16 tahun,tapi ia harus mengikuti kemauan sang kakek, walaupun ia tau niat kakeknya untuk keselamatan nya juga,tapi apakah ia mampu menjalani perannya untuk mencapai kebebasannya?, bagaimana jika ternyata orang yang kakek nya yakini bisa melindungi nya malah menjadi masalah baru untuk nya?, pertanyaan-pertanyaan itulah yang muncul di kepalanya saat ini.

" Ayo..udah hampir Maghrib ini, sebentar lagi juga sudah Azan" ajak Aisyah.

" Yuk.." Annisa ikut bangun meraih tangan Annisa yang terulur di hadapannya.

" Oh iya Ca..malam nanti akan ada rapat tentang acara perpisahan ya?" tanya Aisyah.

" Iya mbak,ga terasa ya.. akhirnya pisah juga kita dengan yang lain, kabarnya angkatan kita tahun ini lebih banyak yang melanjutkan kuliah ke luar kota dan luar negeri,cuma beberapa orang aja yang lanjut di kota ini" jawab Annisa.

" Iya Ca..aku aja jadi ikutan bimbang Ca,antara mau lanjut di sini atau di jakarta,kalau ayah aku nyuruh nya di jakarta tinggal bersama beliau,tapi kok aku kayak kurang nyaman aja gitu tinggal bersama ibuk tiri aku Ca" ucap Aisyah jujur.

" Dicoba aja dulu mbak,siapa tau ibuk tiri mbak baik,kan ga semua ibu pengganti itu jahat,terus kalau ibuk kandung mbak mau nya gimana?" tanya Annisa,ia memang selalu bisa memberikan nasehat positif pada teman bicaranya.

" Kalau ibuk bilang nya terserah aku aja, gimana nyamannya, karena ibuk ga bisa dampingi aku,kan kamu tau sendiri ibuk di Malaysia ikut suaminya,ibuk sempat nawarin sih aku lanjut di sana,tapi aku tolak Ca,aku pasti ga akan nyaman tinggal bareng mereka,secara ayah tiri aku itu anak nya dengan almarhum istrinya itu laki-laki, usia nya dua tahun di atas aku, jadinya ibuk bilang cuma bisa ngirim uang aja" jawab Aisyah.

"Iya sih ya,secara kan kita sama dia ketemu nya udah gede gini, mungkin kalau sedari kecil kita udah ga canggung lagi, karena kan sudah terbiasa " Annisa membenarkan ucapan Aisyah.

" Makanya aku ngerasa lebih nyaman tinggal sendiri gini aja Ca,ga ganggu rumah tangga keduanya,ibu tiri aku kan juga punya anak gadis yang sebaya aku"

" Memang kalau kita punya pilihan lebih baik pilih seperti apa yang mbak pilih, asalkan kita ngak salah jalan, memang tinggal bersama orang tua itu yang terbaik dari pada kita tinggal di luaran seorang diri,tapi apa mau di kata kalau keadaannya seperti ini ya mbak" ucap Annisa,ia juga merasa bingung, karena ia juga sudah tak lagi memiliki orang tua,hanya kakeknya yang ia punya.

Keduanya berpisah saat sampai di depan asrama putri, Aisyah memasuki kamar nya, sedangkan Annisa melanjutkan langkahnya menuju rumah Abi Thalib, karena ia memang diminta untuk tinggal di rumah beliau, karena pada saat itu Annisa adalah santri termuda yang mondok di pesantren An-nisa.

" Assalamualaikum.." Annisa mengucapkan salam, walaupun ia tak melihat ada orang di bagian samping rumah tersebut.

"WaalaikumSalam.." Umi Halimah yang baru dari ruang tamu menjawab.

" Kamu dari mana nak?" tanya umi Halimah saat melihat Annisa masuk dari pintu samping rumah beliau.

" Dari danau umi,lihat sunset sama mbak Aisyah, bareng yang lain juga" jawab Annisa sopan.

" Oh.. siap-siap ya kita Shalat jamaah di masjid,sekalian Abi mau bahas masalah rencana diadakan acara perpisahan " perintah umi Halimah pada sang anak angkat.

" Iya umi" Annisa mengangguk patuh,ia melangkah cepat memasuki kamar nya, untuk bersiap ke masjid pesantren, menyiapkan segala keperluan ibadahnya,tak lupa sebuah cadar,sudah menjadi peraturan tetap jika santri wanita keluar dari asrama putri maka diwajibkan memakai cadar,saat menerima tamu yang bukan mahram juga, untuk menghindari fitnah.

Abi Thalib memang menetapkan peraturan memakai cadar saat keluar dari asrama putri, menemui tamu dan saat akan keluar dari ponpes karena akan kembali kerumah mereka, itu karena setiap santri yang masih berada di dalam pesantren beliau adalah mutlak tanggung jawab beliau.

Dan para santri juga harus mematuhi peraturan tersebut, mereka tidak merasa keberatan, karena sejatinya mereka tidak di wajibkan untuk memakai cadar jika sudah bersama dengan keluarga mereka, karena bagi Abi Thalib saat para santri sudah bersama keluarganya maka tanggung jawab akan kembali pada keluarganya.

***

Di desa kelahiran Annisa..

" Lo pada kalau mau keluar bawa mobil putih ya,gue pake mobil hitam" ucap Devan pada ketiga sahabatnya.

" Loh..Lo mau kemana bro?" tanya Alex bingung saat melihat penampilan Devan yang sudah rapi dengan kemeja hitam dan celana bahan senada.

" Gue harus jumpai seseorang,ada yang belum kelar" jawab Devan santai, matanya melirik Ferdy yang juga sudah berpenampilan rapi sama seperti dirinya.

" Kita nunggu Lo berdua aja lah" ucap Dewa memutuskan.

" Ga usah, kayak nya gue bakal lama,kalo cepat selesai gue bakal nyusul,apa Lo pada ga punya duit cuma untuk bayar makan?" tanya Devan sengaja memprovokasi ketiga sahabatnya,agar tak menunggu nya.

" Mulut Lo ya,Lo kira kita-kita se miskin itu apa? Walaupun ga se kaya Lo,tapi ya ngak miskin juga " bantah Alex tak terima,masa iya dia yang anak laki-laki satu-satunya dari pengusaha furniture yang bahkan sudah go internasional masih di ragukan kekayaannya, yang bener aja,bahkan semua hotel milik keluarga Philips bekerja sama dengan papa nya.

Sedangkan Dewa dan Aldo tak merespon ucapan Devan yang memang selalu pedas melebihi bon cabe level sepuluh, cukup mereka dan orang - orang yang tau seberapa kekayaan keluarga nya, walaupun masih dibawah kekayaan keluarga Philips yang memang sudah menduduki peringkat sepuluh besar internasional.

Tak peduli dengan Omelan Alex,Dave memilih meninggalkan villa dan ketiga sahabatnya,ia harus langsung menemui seseorang yang di panggil ustadz oleh asisten pribadi nya,ia ingin bertemu secara langsung dengan seseorang yang katanya begitu di segani di daerah tersebut,dan juga ingin melihat seperti apa wajah cucu pria yang menurutnya aneh itu.

Ferdy melajukan mobilnya,menuju pondok pesantren yang bertuliskan An-nisa, walaupun pesantren tersebut terletak tak jauh dari villa mereka,tapi tetap saja mereka harus berputar untuk mencapai gerbang utama pesantren tersebut, karena pada bagian perbatasan dengan mereka di batasi dengan pagar dan tembok.

Ferdy memberhentikan mobilnya di area parkir, setelah melewati pos penjagaan dan mengatakan ingin bertemu dengan sang pemilik pesantren,dan mereka mendapatkan izin.

" Permisi kami ingin bertemu dengan ustadz pemilik pesantren ini" ucap Ferdy sopan pada santri yang duduk pos yang bertuliskan meja piket.

" Tolong tunggu sebentar, habib sedang berada di masjid nya, biasanya habib baru akan turun setelah Shalat isya" jawab santri tersebut sangat sopan.

" Kira-kira berapa lama lagi?" tanya Ferdy to the poin,ia tau Devan tidak akan memiliki kesabaran banyak untuk menunggu.

" Lima menit lagi akan Azan Isya..itu artinya tuan harus menunggu sekitar 20 menit" jawab sang santri apa adanya, karena sudah rutinitas setelah selesai Shalat mereka akan melakukan zikir bersama walaupun hanya beberapa menit saja,dan zikir selalu di pimpin oleh sang guru besar.

" Apakah tidak bisa di percepat" tanya Devan tiba-tiba maju, yang benar saja ia seorang devano Alberto Philips harus menunggu segitu lamanya.

" Maaf tuan,tidak ada yang bisa membuat habib meninggal zikir nya kecuali ada yang darurat" jawab santri tersebut masih dengan nada yang sangat sopan.

" Shiiit..." umpat Devan, sedangkan Ferdy memilih diam mengikuti instruksi sang atasan,ia ga mau jadi sasaran kekesalan bos dinginnya.

1
Stay Stronger
/Scream//Tongue//Sob/
Adindaazahra Jumadi
knpa lma bgt upnya thorr
bosen nunggunya lho
Tarminah Tarminah
kpn uuuppp dah lama
strawberry milk
bagus ceritanya, cuma ada beberapa kata yg typo aja kak🙏
strawberry milk
sambil nunggu Kiara update, mampir dlu kesini, bacanya maraton keenakan saking serunya hehe. cuma ada beberapa kata yg typo
Eka Nurhayati Zul
up lgi dong Thor terllu lama menunggu,
Adindaazahra Jumadi
kok ga pernah update lg thor
jgn di gantung thor
Rita Hartati
lama up nya dah ga sabar menunggu
Eka Nurhayati Zul
lanjut Thor jangan lama up
Nurlaeli
lanjut thor
Catur Wahyuningrum Ningrum
terimakasih kak udah double up
Catur Wahyuningrum Ningrum
lanjut
Nurlaeli
lanjut Thor
Let Viana04
double up donk Thor. 😭😭😭😭😭😭😭😭😭😭😭😭😭😭😭😭😭😭
IR WANTO
ceritanya ko jadi gak nyambung..udah penasaran malah jadi tolol..
Catur Wahyuningrum Ningrum
lanjut thor
Mursidahamien
tes baca dulu...
Amy
13 minggu kali thor
Sumar Sutinah
thor knp devan tdk menyelesaikan dl dngn c luna itu
Sukmahsuparman
kapan bertemunya??
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!