NovelToon NovelToon
Kisah Cinta Ketua OSIS Dingin Dan Si Gadis Bar-bar'

Kisah Cinta Ketua OSIS Dingin Dan Si Gadis Bar-bar'

Status: tamat
Genre:Tamat / cintapertama / ketos / Kehidupan Manis Setelah Patah Hati / Kehidupan di Sekolah/Kampus / Romansa
Popularitas:2.1M
Nilai: 4.7
Nama Author: Rosma Sri Dewi

Arkana Rafandra Pramana, seorang ketua OSIS di sebuah sekolah bonafit. Ia memiliki wajah yang sangat tampan dan banyak diidolakan oleh kaum hawa. Di samping itu, ia adalah putra dari Arsenio Raymond Pramana, pemilik perusahaan nomor satu di Indonesia. Di saat hidupnya merasa damai, tiba-tiba dikacaukan oleh seorang gadis yang sangat bar-bar. Senja ... ya nama wanita itu adalah Senja. Seorang gadis manis yang merupakan adik kelas Arkana. Senja memiliki pribadi yang ceria dan mampu menarik perhatian seorang Arkana. Namun, sayangnya perjalanan cinta mereka tidak bisa mulus, karena Arkana dijodohkan dengan gadis bernama Hanna, putri dari sahabat papa dan mamanya. Arkana dengan sangat terpaksa menerima perjodohan, karena hutang budi, dimana mamanya Hanna pernah menyelamatkan nyawa mamanya Arkana. Arkana benar-benar dilema, terjebak di antara dua pilihan. Antara cintanya atau balas budi.Apakah, Arkana bisa bersatu dengan Senja? ataukah dia memang ditakdirkan berjodoh dengan Hanna?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Rosma Sri Dewi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Kehilangan teman

"Yes, terjebak juga kan akhirnya!" sorak Adelia dalam hati.

"Apa? Jadi benar kamu yang menyuruh mereka memutuskan rem sepeda itu?" Arkana menatap tajam ke arah Hanna.

"Tidak! Itu tidak benar.Jangan percaya pada mereka, Kak. Mereka memfitnahku!" Hanna berusaha menyangkal.

"Oh, jadi dari tadi kalian membicarakan tentang rem sepeda Senja yang putus kemarin ya? Kan memang kamu yang menyuruh Chelsea sama Yuni, Han?"celetuk Shalsa dengan wajah polosnya. Gadis yang memang selalu lambat mencerna sesuatu yang terjadi itu sepertinya baru paham dengan apa yang dibicarakan orang-orang yang ada di ruangan itu dari tadi. Dari tadi dia diam saja, karena masih bingung.

Hanna mendelik tajam ke arah Shalsa. "Haish, bisa-bisanya si lemot ini mengaku juga. Dasar tidak berguna!" umpat Hanna dalam hati.

"Kenapa kamu melihatku seperti itu? aku ada salah ucap ya? kan kamu bilang sendiri 'kalaupun Senja tidak jadi celaka, setidaknya nanti kalau sepeda itu dipakai Adelia dia akan celaka. Jadi, Kak Arkan dan Adelia akan benci Senja. Gitu kan yang Hanna katakan kemarin Chel, Yun?" masih dengan wajah polosnya, Salsha meminta dukungan dari Chelsea dan Yuni.

"Dasar idiot! begini nih kalau punya temen Manusia tapi otaknya udang," lagi-lagi Hanna memaki Shalsa dalam hati.

Arkana kini menatap Hanna dengan tatapan tajam dan raut wajah yang sangat dingin.

"Kamu benar-benar kelewatan, Hanna. Aku minta kalian nanti untuk meminta maaf secara langsung pada Senja. Dan urusan ini aku akan tetap lapor ke kepala sekolah. Biarlah nanti kepala sekolah yang memberikan kalian sanksi," tegas Arkana.

"Kak please jangan laporkan ke kepala sekolah!" mohon Hanna.

"Maaf, tetap tidak bisa. Walaupun kamu itu anak perempuan om Darren dan Tante Hanum, aku tetap harus bertindak sebagai ketua OSIS yang adil. Ayo, bro kita keluar dari sini!" pungkas Arkana sembari melangkah keluar disusul oleh ketiga sahabatnya serta Adelia. Sebelum keluar dari ruangan itu, Adelia masih sempat menjulurkan lidahnya ke arah Hanna.

Hanna kemudian menatap sengit ke arah Chelsea dan Yuni, lalu Shalsa.

"Kalian kenapa sih tadi keceplosan kalau aku yang meminta kalian memutuskan rem sepeda Senja?" bentak Hanna.

"Lah, itu gara-gara kamu juga yang mau lepas tangan tidak membela kami. Kamu malah setuju kami dilaporkan. Enak saja kamu mau menumbalkan kami," balas Chelsea yang entah kenapa semakin berani melawan Hanna.

"Kalian kan tahu kalau aku melakukannya agar bisa tetap terlihat baik di depan Kak Arkana? tapi kalian sudah mengacaukan semuanya," emosi Hanna semakin meluap.

"Oh, jadi maksudmu kamu tetap baik walaupun kami harus terlihat buruk di depan Kak Arkan dan teman-temannya, begitu? Kamu benar-benar egois, yang hanya mementingkan diri sendiri. Menyesal aku berteman denganmu," kali ini Yuni yang buka suara.

"Bukan seperti itu, maksudku __"

"Sudahlah. Kamu jangan banyak alasan lagi. Intinya aku menyesal mau mengikuti idemu yang kalau dipikir-pikir memang sangat jahat. Aku akan menerima apapun hukumannya nanti, tapi setelah hukuman selesai jangan harap aku masih mau berteman dengan orang egois sepertimu lagi!" napas Chelsea memburu saat mengucapkan ucapannya.

"Aku juga sama seperti Chelsea. Aku kecewa padamu dan aku juga tidak mau berteman denganmu lagi!" timpal Yuni. Sementara Shalsa masih tetap dengan wajah bingungnya melihat ketiga temannya yang sekarang saling menyalahkan.

"Oke. Tapi kalian jangan menyesal, kalau nanti kalian tidak akan punya kesempatan lagi untuk bisa dekat dengan crush kalian!" ancam Hanna yang yakin kalau teman-temannya itu akan takut.

"Aku tidak peduli!" sahut Chelsea tegas.

"Aku juga!" gantian Yuni yang bicara.

"Aku bagaimana?" celetuk Shalsa dengan wajah bingungnya.

"Terserah kamu mau ikut siapa," ucap Chelsea.

Shalsa menggaruk-garuk kepalanya dan menatap kearah Chelsea, Yuni dan Hanna bergantian.

"Aku pilih kalian berdua aja deh. Soalnya kalian ada dua kalau Hanna hanya satu," sahut Shalsa yang memutuskan hanya melihat dari jumlah.

"Kalau begitu, ayo ikut kami keluar. Kita tinggalkan orang egois ini!" Chelsea meraih tangan Shalsa yang masih sempat melambaikan tangannya ke arah Hanna.

"Arghhh, Brengsek! aku gak punya teman yang bisa aku suruh-suruh lagi dong!" umpat Hanna sembari menggertakan giginya.

...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...

"Senja!" Senja yang sedang melangkah masuk ke dalam kelasnya, harus menyurutkan langkahnya begitu mendengar suara Arkan yang memanggilnya.

Gadis yang memiliki rambut panjang itu mengerenyitkan keningnya, bingung kenal tiba-tiba kakak kelasnya sekaligus ketua OSIS itu menghampirinya. Karena seingatnya laki-laki berusia 18 tahun itu kemarin mendiamkannya dan bahkan menuduhnya untuk sesuatu hal yang sama sekali tidak dia lakukan.

"Ada apa, Kak?" Senja masih berusaha untuk bersikap sopan.

"Emm, aku hanya ingin minta maaf atas sikapku kemarin yang menuduhmu tanpa lebih dulu mencari kebenarannya," ucap Arkana. Sebenarnya dia sangat malu untuk minta maaf, tapi pantang baginya untuk bersikap biasa saja di saat dirinya tahu kalau dirinya salah.

"Oh, masalah itu? Kakak tenang saja, aku sama sekali tidak apa-apa karena aku sudah terbiasa menghadapi hal seperti itu. Yang lebih parah dari fitnah seperti itu juga sudah sering," ucap Senja. "Sudah? Itu saja kan Kak? Kalau sudah, aku mau masuk dulu," lanjut Senja lagi dengan sikap dingin, membuat Arkana seketika merasa kesal.

"Iya itu saja. Tapi bukan berarti aku sudah mentolerir sandiwaramu tentang kehidupanmu yang sengaja kamu buat menyedihkan untuk menarik simpati orang," cetus Arkan.

Senja menautkan kedua alisnya dengan tajam. "Aku bersandiwara untuk menarik simpati? sejak kapan? Apa pernah aku memelas di depan Kakak dan si depan siapapun? apa aku koar-koar tentang bagaimana kondisi kehidupanku?" tanya Senja beruntun, membuat Arkan terdiam.

"Kakak sama sekali tidak tahu tentang kehidupanku dan aku tidak punya keharusan untuk menjelaskannya padamu. Karena aku yakin kalau aku jelaskan sekalipun, kamu tidak akan percaya dan tetap menganggap kalau aku hanya bersandiwara untuk menarik simpatimu. Maaf, aku masuk dulu!" Senja berbalik dan melangkahkan kakinya. Namun masih melangkah dua langkah, Senja kembali menghentikan langkahnya dan berbalik kembali. Tangan gadis itu merogoh saku roknya, mengeluarkan selembar uang berwarna biru.

"Oh, iya, aku lupa. Ini uang untuk membayar traktiran mie ayam itu. Aku kembalikan karena aku tidak mau berutang. Tapi, walaupun seperti itu aku tetap berterima kasih, karena bagaimanapun saat itu aku bisa kenyang karena traktiran Kakak," Senja mengulurkan uang kertas berwarna biru itu ke arah Arkan.

"Tidak usah! Kamu simpan saja!" tolak Arkan sembari mendorong balik tangan Senja.

"Tidak bisa Kak. Kakak harus tetap terima. Karena aku tidak ingin kakak masih menganggapku bersandiwara untuk menarik simpati," Sengaja dengan paksa memasukkan uang yang ada di tangannya ke dalam saku kemeja Arkan, lalu dia berjalan masuk meninggalkan Arkan yang mematung.

Tbc

1
Vira Zulfiyanti
yg bener danisa adik sepupu Adelia lah Thor, bukan kakak sepupu
Bang Ipul
mks thor sayang lurang panjang ceritanya blm puaaaaaasss bacanya
Bang Ipul
lanjuut
Bang Ipul
selamat ya buat arsen doblel upnya thor
Bang Ipul
lanjuut
Bang Ipul
wah hamidun kembar kayaknya senja nih
Bang Ipul
sabar
Bang Ipul
selamat ya arsen (arkan dan senja)
Nasya Agnia oktaviani
maksa bangett
Bang Ipul
hahhhhh bang arkan gemes deh
Bang Ipul
hahhhhhhh sukurin kau aldo
Bang Ipul
wuuuiih aldo gercep amat ya aku suka"
Bang Ipul
ayo han jgn menyerah tunjukin pesonamu eeaaaaa
Bang Ipul
aldo klu cinta bilang jgn gengsoy
Bang Ipul
hahhhhh gemess
Bang Ipul
oh aldo mangkanya masih jomblo nungguin adel x ya
Bang Ipul
bagus senja aku suka
Bang Ipul
uuuhhh gemesin deh
Bang Ipul
udah dapat pintu hidayah rupanya si hanna sukur deh
Bang Ipul
puaaas bangeeet
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!