Menjadi wanita simpanan pria beristri, bukalah pilihan hidup bagi Vivian. namun dia bisa apa? cuma ini jalan satu-satunya agar bisa mendapatkan uang dalam waktu cepat, demi kesembuhan sang ibu tercinta.
"Oke, Viv. selama kamu menjadi wanita simpananku, kamu dilarang untuk jatuh cinta apalagi hamil. jika kamu melanggar kesepakatan kita, maka kamu harus pergi tanpa mendapatkan apa-apa dariku, karena cuma istri sahku yang berhak untuk melahirkan calon penerus Davison."
"Oke, aku terima dengan senang hati syarat darimu, tuan." Viv tersenyum merasa syarat yang diberikan cukup mudah.
Seiring berjalannya waktu, cinta tumbuh dihati mereka. meskipun tidak terucap namun David berusaha untuk terus melindungi Viv, dari niat jahat ibu tirinya yang ingin menguasai harta warisan atas nama Viv.
Bahkan karena kecerobohannya, Viv hamil dan jatuh cinta pada Dav, hingga melanggar kesepakatan.
Bagaimanakah kisah cinta mereka selanjutnya? apakah Viv pergi tanpa membawa apa-apa atau sebaliknya?"😊
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon ritasilvia, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Suasana Romantis
Suasana pantai yang indah, disertai desiran angin yang beroma khas air laut, berpadu dengan suara ombak yang saling menggulung, memberikan pemandangan yang menyenangkan dan memanjakan mata para pengunjung.
David menarik tubuh Viv, membawanya duduk diatas pangkuan. lalu kedua tangannya melingkar, memeluk hangat tubuh Viv dari belakang, sambil menyenderkan dagunya di bahu gadis itu. Sesekali dia mencium aroma wangi rambut panjang tersebut yang tergerai bebas mengenai wajahnya.
Posisi yang begitu intim dan sangat romantis, membuat beberapa pasang mata pelayan yang melihat ikut tersenyum kagum.
"Benar-benar pasangan serasi, satu memiliki wajah tampan dan satu lagi sangat cantik." puji mereka sambil berbisik-bisik.
"Aku mulai nyaman, dan sangat menyukai setiap perlakuan manis yang ditujukan David. Aku semakin terpesona kalau begini terus, bagaimana bisa menahan perasaan cinta yang mulai mengalir begitu saja dan tumbuh bersemi di hatiku." bathin Viv.
Meskipun tidak ada kata-kata cinta romantis yang terucap dari bibir keduanya, namun bahasa tubuh mereka sudah saling berbicara jika mereka saling membutuhkan satu sama lain. Dengan debaran jantung yang berirama indah mengalir hangat hingga berpusat di dada.
David mendekatkan bibirnya, hembusan nafas Dav terasa hangat menyapu wajah Viv dengan jarak yang sangat dekat, pria itu kembali memberikan ciuman dalam ke bibir merah muda alami milik Viv. Sehingga getaran kembali menghujam kalbu wanita tersebut. Dav tidak peduli situasi dan kondisi keberadaan mereka, dimana ada sepasang mata yang tengah menatap iri dan penuh kebencian, yaitu Marina.
"Beruntung sekali nasipmu Vivian, bisa menari di atas penderitaanku." umpat Marina.
Marina menghubungi beberapa orang pria yang akan dibayar untuk menyakiti Viv, jika perlu diculik lalu dibawa pergi sejauh mungkin, jika dia tidak bisa memiliki David, maka tidak ada seorangpun yang bisa menggantikan posisinya.
"Begitu ada kesempatan, kalian langsung bertindak cepat. Tidak peduli jika gadis itu masih memiliki seribu nyawa cadangan." perintah Marina.
"Tapi David bukan orang sembarangan, nona." ucap mereka agak ragu.
"Kalian tidak perlu khawatir, David disini tanpa ada pengawalan khusus. Dengan jumlah kalian berenam, pasti bisa melumpuhkannya dengan mudah."
"Oke, tapi kami ingin bayaran tiga kali lipat dari biasanya."
"Baiklah, tapi jika kalian tidak berhasil. jangan pernah libatkan atau sebut namaku dihadapan David."
"Oke, kami setuju."
Marina bersembunyi ditempat yang paling aman, sementara beberapa orang suruhannya siap siaga mengintai pergerakan Vivian yang merupakan target utama sasaran mereka.
Kembali keruangan VVIP, tempat Dav dan Viv bermesraan.
"Baby, apa kamu ingin berjalan-jalan di pantai bersamaku."
"Ide bagus, karena sudah sangat lama aku tidak menyentuh pasir dan air laut." jawab Viv antusias.
"Ayo!" ajak David bersemangat.
"Dav, kelihatannya masih terik. Bagaimana jika aku pakai sunscreen dulu."
"Boleh, sini aku bantu."
David mengambil sunscreen lalu mengolesi di telapak tangannya, menyelundup masuk ke dalam pakaian Viv menuju area favoritnya saja, mengusap dan memijat lembut sehingga membuat Vivi mendesah kegelian.
"Stop Dav, aku ingin pergi ke toilet. Sebentar saja."
"Oke, tapi jangan lama-lama. jika tidak, aku akan masuk dan membuatmu tidak bisa berjalan setelahnya."
"Terserah!"
Entah kenapa, Viv tiba-tiba merasa kesal dengan ucapan Dav barusan.
"Dasar mesum, dalam pikirannya selalu bercinta saja. Apa tidak ada yang lain, coba." umpat Viv dalam hatinya.
"Hey, kamu mengumpatku lagi ya!" tunjuk Dav.
"Astaga, kenapa pria ini bisa membaca pikiranku." Viv nyengir kuda.
"Tidak Dav, mana berani aku mengumpat mu."
"Waktumu tidak banyak baby, cepat pergi. Aku tidak mau menunggu."
Viv segera berjalan menuju toilet wanita, tidak ada kecurigaan jika langkahnya sudah diikuti dari belakang.
"Siapa kalian?" tanya Viv ketakutan begitu langkahnya dihadang beberapa pria bertubuh besar.
"Hay cantik, ayo ikut kami. Kita akan bersenang-senang bersama." menatap Viv dengan mata nyalang, seakan ingin menelan tubuhnya hidup-hidup.
"Maaf, aku tidak ingin diganggu." Viv melanjutkan langkahnya. Namun salah seorang dari mereka menarik tangan Viv, refleks membuatnya berteriak minta tolong memanggil nama David. karena tidak ingin dilecehkan oleh enam pria tersebut, sedangkan orang-orang yang melihat memilih bungkam ketakutan, begitu salah satu dari mereka mengeluarkan senjata api.
"Mundur dan jangan ikut campur, jika tidak ingin nyawa kalian ikut melayang." ancam mereka.