Incaran Para Beatles

" Tolong ganti baju dia dengan ini " perintah aksa sembari menyodorkan paper bag berisi piyama.

" Baik tuan " balas seorang maid.

" Eh tunggu dulu " aksa menghentikan langkah wanita tersebut.

" Nanti kamu buka beberapa kancing piyama bagian atas, usahakan terlihat berantakan " titah aksa.

" B-baik, akan saya lakukan tuan "

Wanita itu bergegas masuk ke kamar tamu dan melaksanakan perintah aksa. Ini pertama kalinya aksa membawa perempuan ke rumahnya. Tentu membuat para penghuni dikediaman arion bertanya-tanya soal itu. Apa yang telah aksa lakukan ? Kenapa dia membawa perempuan yang tidak sadarkan diri ? Bagaimana jika papanya tiba-tiba pulang, lalu terjadi konflik antara papa dan anak itu yang tidak bisa dihentikan.

Untung saja ada aksa yang menyelamatkan alexa dari jebakan edgar, nyaris saja terlambat akibat godaan saskia. Namun saskia lah yang membantunya untuk membawa alexa pulang. Karena tidak mau mengambil resiko, aksa membawa alexa kembali ke rumahnya. Ia juga sudah meminta izin bahwa alexa pergi bersamanya.

Beberapa menit kemudian maid yang aksa perintahkan untuk mengganti baju alexa kini keluar dari kamar. Dia membawa baju yang sebelumnya alexa kenakan, ia meminta maid itu untuk mencucinya dan harus kering sebelum besok siang.

" Saya pamit dulu tuan, selamat beristirahat "

Aksa hanya mengangguk, dirumahnya ada sebelas maid yang mempunyai masing-masing tugas yang berbeda. Tapi hanya ada satu maid yang bertugas mengasuh, ia sudah bekerja belasan tahun hidup bersama keluarga arion. Hanya bi larasati sosok yang dekat dengan aksa, pengasuh aksa sejak bayi.

Derap langkah aksa terdengar menggema saat ia memasuki kamar tamu, dia menatap wajah alexa yang terlelap. Berulang kali ia menghela napas resah, nyaris saja masa depan alexa di rusak oleh edgar. Entah alexa yang terlalu lugu, atau pesona edgar yang terlalu memikat.

" Kayaknya dia bakalan sadar besok pagi deh "

Berbagai cara sudah aksa lakukan untuk membangunkan alexa, tetapi gadis itu tidak kunjung sadar. Tampaknya obat tidur yang edgar masukkan ke dalam minuman alexa punya jangka waktu tertentu. Waktu sudah menunjukkan pukul 00.00, aksa seharusnya kembali kekamarnya sendiri untuk tidur, agar bisa bangun lebih awal untuk menyambut pagi alexa.

" Lo kenapa bego banget sih xaa ?? " aksa menjentik kening alexa.

Kedua sudut bibir aksa terangkat,gemas melihat wajah alexa. Tidak mau membuang-buang waktunya hanya untuk memandang wajah alexa, ia memutuskan untuk beranjak dari sana. Dia sudah tidak sabar untuk memarahi alexa besok pagi, gadis lugu itu butuh pelajaran agar bisa membedakan mana baik dan mana yang buruk baginya.

...----------------...

Sinar matahari menggelitik wajah alexa, tirai sengaja dibuka agar dia bisa segera bangun. Suara desahan pelan lolos dari mulut mungil gadis itu, perlahan matanya mengerjap-ngerjap, cahaya silau membuat matanya menyipit.

" Kepala gw pusing bangett " keluhnya sembari memegang kepalanya.

Matanya mendelik saat menyadari pakaian yang ia gunakan bukan pakaian miliknya dan beberapa kancing piyama bagian atasnya juga terbuka. Napas alexa mendadak sesak, ia juga menatap sekelilingnya, dia tidak tau dimana dia berada sekarang.

" G-gw dimana ? " alexa makin panik, pikirannya tidak bisa berpikir positif lagi.

Alexa memaksa otaknya berpikir keras mengingat kejadian semalam.  Seingatnya dia datang ke night club bersama edgar, kemudian edgar memaksanya untuk minum dan mereka beranjak dari sana.

" Edgar...... "

Ia berpikir bahwa edgar sudah melakukan yang tidak baik pada dirinya. Matanya berkaca-kaca, dia meremas piyama yang ia kenakan karena merasa dirinya tidak suci lagi. Bergegas dia turun dari ranjang, dan berencana untuk melarikan diri dari sana.

" Aaawwww " ringis alexa, keningnya menabrak sesuatu saat membuka pintu kamar.

Alexa terdiam ketika melihat sosok yang ia tabrak. Bukan edgar, melainkan sosok yang sudah sangat dekat dengan dirinya. Cowok yang biasa menyebutnya sebagai babu, tatapan tajam aksa persembahan untuk alexa, menyambut pagi nan indah.

" Lo..... "

" Iyaa " jawab aksa seakan tau apa yang alexa pikirkan.

Plakkk!! Alexa menampar wajah aksa, ia tidak percaya bahwa aksa melakukan semua itu padanya. Aksa mengelus pipinya yang terasa panas, tidak sedikitpun dia menyalakan alexa karena tamparan itu. Ia mengerti kalau alexa perasaan alexa sedang kacau, ketika melihat dirinya tiba-tiba bangun dari kamar orang lain dengan kondisi berantakan.

" Kenapa lo jahat banget sih saa !! " suara alexa bergetar, air matanya hampir membasahi pipinya.

Aksa hanya terdiam, meneliti wajah alexa yang memerah. Kemudian pasangannya turun kebawah, dada bagian dadanya terbuka. Aksa langsung memasangkan kancing piyama itu untuk menutupinya.

" Kenapa lo lakuin ini sama gw saa ?? Kenapa ? "

Akhirnya air mata alexa jatuh, untuk pertama kalinya aksa melihat alexa menangis. Aksa tertegun, tidak tega melihat alexa sekarang, terlihat kacau dan frustasi. Alexa menyandarkan tubuhnya ke pintu, lalu mengacak-acak rambutnya.

" Gw mau mati aja !! " 

" Ya silahkan "

Alexa tidak bisa berpikir jernih lagi, karena yakin bahwa aksa sudah melakukan sesuatu pada dirinya. Ia berlari memasuki kamar melihat sekelilingnya, dan mencari sesuatu.

PRAKKKK !!! Gelas diatas meja sengaja ia jatuhkan, ia memungut kepingan kaca yang berserakan.  Ternyata sebesar itu dampak psikologi yang aksa berikan. Aksa mendelik melihat alexa ingin menyayat pergelangan tangannya menggunakan kepingan kaca tadi.

" ALEXA !!! "  bentar aksa sambil memukul keras tangan alexa, membuat kepingan kaca tadi terjatuh.

" Lo gila yaa ?? Gw udah mati-matian jagaiin lo, dan sekarang lo malah mau bunuh diri dihadapan gw ? " napas aksa memburu.

Suasana jadi mencekam, nyaris saja pergelangan tangan alexa terluka, untung saja aksa cepat-cepat berlari diatas serpihan kaca itu. Dia menggunakan sendal jadi kakinya tidak akan terluka jika berjalan diatas kepingan kaca

" Lo yang gila !!! Jagain apanya, yang ada lo yang hancurin masa depan gw !! " tangis alexa makin deras.

Aksa berdecak, ia mengangkat tubuh alexa. Kalau gadis itu bergerak dari sana, maka kakinya akan terluka karena serpihan kaca. Aksa tidak peduli dengan teriakan dan pukulan alexa, dia tetap membawanya ketempat yang lebih aman.

" Kenapa lo mikirnya gw yang mau ngehancurin masa depan lo hah ?? Bukannya lo pergi ke night club bersama edgar ? Dan lo minum minuman dari dia, lalu gak sadarkan diri ? Coba lo ingat-ingat lagii " aksa menurunkan alexa di sofa, lalu mendudukkannya disana.

Alexa hanya terdiam, meremas piyama yang ia gunakan.

" Kalau sama gw lo galak bangett, dikit-dikit marah, apapun itu pasti lo bakalan emosi ama gw. Giliran ama dia lo malah nurut. Kemana kemampuan bela diri lo ?? Suka boleh, bego jangan. Mau-mau aja diajak ke tempat seperti itu, harga diri lo udah gak ada ya ?? " cerca aksa, dia ingin alexa sadar.

Dada alexa naik turun menahan emosi, kata-kata aksa sangat menamparnya. Dia mendongak menatap wajah aksa, cowok itu tampak tenang. Beda sekali dengan dirinya yang susah payah menahan dirinya untuk tidak dikendalikan oleh emosi.

" Untung aja gw ada disana, dan gak sengaja ngelihat lo ama dia. Gw udah berulang kali untuk nyuruh lo jauhin dia, gw tau banget busuknya tuh orang dan lo malah main-main sama dia. Tau gak minuman yang lo minum kemarin itu dikasih apa ??

Alexa hanya menggelengkan kepalanya karena tidak tau.

" Obat tidur !! Lo dikasih obat tidur agar dia bisa bebas ngelakuin apa aja sama tubuh lo ! Gw emang playboy, xaa. Tiap hari sering gonta-ganti cewek, tapi gw bukan bajingan ! Bukan pengecut yang ngejebak cewek polos seperti lo !! Cobaa deh  lo pikirin, kalau gw gak ada disana dan gak liat lo ama edgar. Kira-kira apa yang bakal terjadi ama lo ??? "

Alexa terisak dalam diamnya.

" Semua pakaian yang lo butuhkan ada dilemari. Lo mandi gih, habis itu kita sarapan. Nggak perlu khawatir tentang keluarga lo, gw udah izinin lo dibokap lo" jelasnya lalu berlalu meninggalkan alexa yang membisu.

...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...