NovelToon NovelToon
Jodohkah Kita? (Kisah Seruni)

Jodohkah Kita? (Kisah Seruni)

Status: tamat
Genre:Tamat / Selingkuh / Angst / POV Pelakor / Pihak Ketiga
Popularitas:8.9k
Nilai: 5
Nama Author: Lalalati

Usai penyatuan itu, Seruni bersandar pada dada polos Victor. "Ada satu yang belum aku kasih tahu sama kamu, Vic."

"Apa?" Tanya Victor.

"Aku... gak bisa punya anak," ucap Seruni dengan berat hati. Ia merasa sudah bertindak egois karena baru mengatakannya sekarang. Seruni berpikir Victor pasti sama seperti pria lain, yang menginginkan seorang anak. Apalagi ia seorang penerus perusahaan.

"Aku tidak peduli itu, Seruni. Aku mencintai kamu, bagaimana pun kamu."

Kata-kata Victor membuat bahagia menelusup di hati Seruni. "Kenapa kamu bisa nerima aku yang kayak gini?"

Victor tersenyum hangat saat Seruni menatapnya dengan tatapan bersalah. "Aku sudah kehilanganmu selama dua belas tahun. Apa kamu pikir aku akan rela kehilanganmu lagi karena alasan itu?"

Tanpa Seruni ketahui, Victor sudah menyembunyikan sebuah kenyataan pahit. Ego Victor untuk bisa kembali bersama cintanya yang belum usai membuatnya mengabaikan kenyataan itu. Kenyataan yang suatu hari akan menyakiti Seruni lebih dalam.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Lalalati, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 29: Lahirnya Laura Ruby Hartono

"Jadi kau membatalkankan perceraian dengan Marsha?"

"Untuk sementara akan seperti itu, Ayah." Lirih Victor.

"Lalu bagaimana dengan wanita miskin itu?"

"Seruni akan tetap menjadi istriku." Tegasnya. "Dia sedang mengandung putriku."

"Putri?"

"Iya, kami sudah mengetahui jenis kelaminnya. Perempuan, Ayah." Ujar Victor bahagia.

Namun Emran malah berdecak kesal. "Jangan harap Ayah akan menerima wanita miskin itu! Apalagi anaknya. Ayah tidak sudi."

"Ayah harus menerimanya. Dia calon anak dan istriku, Ayah."

"Kenapa kau menjani kehidupan seperti ini, Victor?! Ayah berusaha keras membesarkanmu dengan baik! Nyatanya Ayah sudah gagal. Seharusnya perhatianmu bisa kau fokuskan pada perusahaan. Tapi kau malah sibuk dengan dua istri di sisimu! Benar-benar memalukan."

Kedua tangan Victor mengepal kuat. "Semua ini tidak akan terjadi jika Ayah tidak memisahkan aku dan Seruni sejak awal. Jika saja Ayah merestui, aku hanya akan memiliki satu istri yaitu Seruni. Semua ini berawal dari kesalahan Ayah sendiri!"

"Kenapa Ayah yang justru kau salahkan sekarang?! Ku lupa, kau yang terjebak dengan permainan Marsha. Itu salahmu sendiri! Semakin dewasa kau bukannya membuat Ayah bangga, malah membuat Ayah semakin pusing! Bagaimana bisa Ayah akan menyerahkan seluruh Hartono Group padamu?!"

"Jika Ayah begitu keberatan, serahkan saja perusahaan Ayah ini pada managemen profesional. Pemegang saham utama lain, yang jauh lebih kompeten akan dengan senang hati menerimanya. Aku tidak keberatan kehilangan semua itu." Angkuh Victor.

"Victor!"

"Aku pamit."

Victor pun pergi dari ruangan sang ayah dengan marah. Semua yang terjadi dalam hidupnya memang sedikit banyak adalah kesalahan sang ayah. Jika saja ia tak dipisahkan dengan Seruni, semua ini tidak akan terjadi. Jika saja ia tak terjebak dengan Marsha, maka hidupnya tidak akan sekacau ini.

Entahlah, Victor sendiri begitu marah, kenapa takdir harus selalu begitu tak berpihak padanya.

***

Hari pun berlalu, berganti bulan, hingga sudah waktunya Seruni melahirkan. Hari itu Seruni merasakan mulas yang amat sangat. Setelah berjuang keras, akhirnya ia melahirkan seorang putri kecil yang cantik. Berambut tebal, kulitnya kemerahan, dan tentu saja sehat juga sempurna.

"Lihat, dia mirip Papanya." Ujar Seruni bahagia, ia menatap ke arah Victor yang duduk di sampingnya. "Lesung pipinya sama banget sama kamu."

"Tapi wajahnya pasti akan secantik kamu, Babe." Ujar Victor tak kalah bahagia.

Bahagia di wajah Seruni berkurang, senyumnya memudar. "Kamu harusnya pergi, Vic. Jason pasti nunggu kamu."

Victor pun berubah sendu. "Tapi kamu belum pulih."

"Yang penting aku udah selamat, Sayang. Jason sampai datang ke Indonesia karena berbulan-bulan kamu gak pulang ke Inggris. Dia pasti pengen banget ketemu kamu." Bujuk Seruni.

Victor berpikir sesaat. Lalu ia menghela nafas. "Seandainya ia mau bertemu denganmu."

"Jason pasti masih susah nerima aku, Vic. Gak apa-apa, gak usah dipaksain."

"Semua gara-gara Marsha. Ia terus membuat Jason membencimu."

"Ini bukan kesalahan Marsha juga. Keadaannya memang seperti ini, mau bagaimana lagi." Seruni mencoba menerima keadaan.

"Aku lelah terus berada di kondisi ini." Keluh Victor.

"Udah ah, jangan ngeluh terus. Aku gak apa-apa, kok."

"Gak apa-apa apanya? Kamu selalu mendapatkan perlakuan yang buruk dari Marsha. Padahal kalian sudah aku usahakan agar tidak bertemu. Tapi setiap kali bertemu, dia selalu membuat suasana menjadi tidak nyaman. Sedangkan jika aku mengungkit perceraian, Marsha selalu menjadikan Jason sebagai tameng. Bahkan Jason berada di pihaknya sepenuhnya sekarang. Bagaimana bisa sekarang Jason lebih percaya pada Marsha dibandingkan aku yang merawatnya sejak bayi."

"Namanya juga anak, Vic. Mau gimana pun ibunya, dia pasti sayang dan akan melindungi. Kamu pelan-pelan aja, jangan terlalu maksain. Nanti Jason malah makin gak terima."

"Baiklah aku akan menemuinya dan mencoba membuatnya mengerti." Lalu Victor menggendong putri kecil yang sejak tadi ada di pangkuan Seruni. "Sebelum aku pergi, aku ingin memberikannya nama."

"Namanya siapa?" Tanya Seruni penasaran.

Victor menatap sang istri dengan bahagia. "Namanya... Laura."

"Laura?" Ulang Seruni, "cantik banget namanya, Vic."

"Kamu suka?"

"Iya, namanya bagus. Tapi boleh gak aku tambahin namanya?"

"Tentu saja boleh. Kau ingin menambahkan nama apa?"

Seruni tersenyum, "aku pengen nambahin nama Ruby."

"Ruby? Kenapa Ruby?"

"Karena gak tahu kenapa, aku sering kepikiran nama itu selama hamil. Kayaknya bagus aja dikasih nama Ruby."

"Kenapa kamu tak pernah bilang? Kita bisa memberikan nama Ruby padanya."

Seruni menggeleng, "nama seorang anak itu harus dikasih sama ayahnya."

"Baiklah kalau begitu," Victor menatap wajah kecil itu. "Anak Papa, nama kamu adalah Laura Ruby Hartono."

Tiba-tiba datang dari pintu ruang rawat yang memang tidak tertutup, dua orang yang juga bahagia karena kelahiran Laura ke dunia ini. "Ya ampun, mesra banget ini yang baru punya baby."

Sontak Seruni dan Victor menoleh dan melihat Shelly dan Rifat datang membawa sebuah kotak yang cukup besar yang dilapisi kertas kado dan juga pita berwarna merah muda.

"Ya ampun, Shel, Pak Rifat." Sapa Seruni.

"Selamat ya, Ser. Gue seneng banget ngelihat kalian kayak gini." Ucap Shelly sungguh-sungguh. Bahkan ia menitikkan air mata.

"Ya ampun, apaan sih, Shel. Kok kamu sampai nangis gitu?" Seruni pun mengulurkan tangannya dan meminta Shelly memeluknya.

"Gue gak nyangka aja seudah kehidupan lo selama ini, gue ngerasa terharu aja bisa lihat lo lahiran dengan lancar, ada Victor di samping lo. Gue gak tahu kenapa rasanya..."

Entahlah, Shelly merasa begitu emosional. Ia juga merasakan sesuatu yang aneh. Ia sendiri tak mengerti, apakah ini perasaan terharu atau justru sedih.

"Maaf ya karena Shelly agak sedikit emosional, sebenernya kita mau pamit juga, Seruni, Pak Victor." Terang RIfat.

"Pamit?" Seruni nampak terkejut.

"Apa anda sudah memutuskan untuk mengambil tawaran itu?" Tanya Victor yang paham dengan apa yang Rifat jelaskan.

"Iya, Pak. Ini kesempatan yang bagus. Juga istri saya setuju untuk resign dari pekerjaannya dan pindah ke sana."

"Ini ada apa sih?" Tanya Seruni tak paham. Sejak usia kehamilannya menginjak bulan ke enam, Seruni memang tidak diperkenankan lagi bekerja oleh Victor. Jadi perkembangan di hotel tidak terlalu banyak yang diketahuinya.

"Tanya sama suami lo, tuh." Timpal Shelly masih sesenggukan karena Seruni sempat menatapnya penuh tanya.

Victor pun menjawab, "aku meminta Rifat menjadi general menager untuk The Luxury Hart Hotel yang ada di Bangkok. Kebetulan minggu lalu general manager di sana terkena kasus, jadi aku menawarkan kesempatan ini pada Pak Rifat."

"Serius?" Seruni begitu terkejut. "Selamat ya Pak Rifat. Tapi kalian jadinya pindah ke Bangkok kalau gitu?" Seruni berubah sedih. Itu tandanya ia tak akan bertemu dengan Shelly dalam waktu yang lama.

"Iya, Ser." Mereka pun kembali berpelukan. "Lo harus janji sekarang lo harus bisa kuat, jangan mau kalah sama si Marsha. Jangan terus berkorban perasaan, inget lo udah punya anak. Perjuangkan anak lo ini."

"Iya, Shel." Seruni pun ikut menangis haru. Ia sedih sekali karena selama ini hanya Shelly yang menjadi teman baginya. Jika Shelly tidak ada, maka Seruni hanya akan sendiri saat Victor harus berada bersama dengan Marsha.

"Dan lo," Shelly melepas pelukannya lalu menatap tajam pada Victor. "Jagain Seruni dan anak lo baik-baik. Prioritaskan dia lebih dari Marsha. Lo harus bisa bikin Marsha ngerti sama posisi Seruni yang lagi butuh banget kehadiran lo di sampingnya. Please, jagain Seruni dari Marsha. Janji sama gue, Vic."

"Iya, Shel. Aku janji, kamu tak perlu khawatir. Aku akan selalu menjaganya." Tekad Victor.

Walaupun Victor sudah seyakin itu, tapi entah mengapa Shelly merasa tidak tenang. Seakan sesuatu yang buruk akan terjadi pada keduanya.

1
Asep Saepudin
jgn sampai terjadi hal buruk sama Laura dan seruni
Asep Saepudin
mdh2 seruni baik baik saja
Soeharti Rifangi
tinggalkan saja seruni laki " yg gak punya pendirian ,baru diancam gitu saja sama marsha udah lembek /Frown/
Asep Saepudin
sebel sama Victor,masih meladeni Marsha udh tau Marsha bermuka dua...knpa g d hindari aja,sibuk ya seruni jauh dr Victor,dr PD makan hati terus sama Victor dan Marsha blum ma emran
Asep Saepudin
Marsha bnr2,ular.sbl bgtu,lagian Victor ngapain baikn Marsha,ular d pelihara
Asep Saepudin
rasain tuh Marsha,bermuka dua
Asep Saepudin
pasti ulah Marsha sama rapael
Asep Saepudin
smga Marsha g berniat jahat LG sama seruni
Soeharti Rifangi
apa salahnya menjadi orang miskin pak emran ,semua org pasti ingin menjadi org kaya tp semua kan kembali kpd takdir kita ,kaya maupun miskin dimata Tuhan kan sama derajatnya ..dasar kakek tua /Grimace/
Asep Saepudin
masih saja pa emran keras kepala,..
Soeharti Rifangi
menantu yg kau puja puja wahai pak emran dia hanya tukang selingkuh ,wanita bermuka dua hanya krn dia kaya kau bela mati " an ,apa org miskin seperti seruni tdk berhak bahagia ?hey bp emran ..jadi gemes sendiri aku sama si emran /Frown/
Alisa Erlani
emang emran ngga tahu menantu kesayangan nya pernah selingkuh ko malah mendukung menantunya harusnya dia thu menantu seperti apa marsha itu
Asep Saepudin
Marsha bermuka dua,smga Victor tau kelakuan Marsha terhdp seruni
Alisa Erlani
masrha harus nya thu dri yg mulai ngegoda dluan wktu kuliah kan dia yg hrus nya seruni yg ngomong dia ngerebut viktor dri seruni terus marsha selingkuh sm laki2 lain seolah dia yg tersakiti pas udhd campakan bru ngejer2 suami
Asep Saepudin
seruni bimbang lagi sama perasannya,smga Victor bs melindungi seruni dari marsa sama ayahnya
Asep Saepudin
seruni hamil Viktor,geregt ma Viktor kenapa g bs melindungi seruni dr ayah nya,kn Victor udh g SMA..
Soeharti Rifangi
2 garis merah ,,fiks kamu hamil seruni semoga ada jalan keluar utk permasalahan mu
Asep Saepudin
kembali bertemu,smga Marsha g nyakitin seruni,Marsha Jagan egois,
Soeharti Rifangi
semoga marsha tdk menyakiti seruni ,kasihan bgt seruni sll dlm kesakitan
Asep Saepudin
Victor g bahagia begitu pun seruni..tp untuk bersatu pun pasti bnyk rintangan nya..
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!