Safira gadis SMA yang hobi sekali balapan liar hingga membuat kedua orang tuanya pusing sehingga ia dimasukkan ke pesantren.
Namun siapa sangka jika ia dipaksa menikah dengan anak pemilik pesantren karena kesalahan yang ia perbuat sendiri.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon umi ayi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
26
Seperti janji Zayyan kemarin bahwa mereka akan menginap di rumah kedua orang tua Safira. Zayyan menjemput Fira dari sekolah dan langsung menuju ke rumah orang tua Fira.
"Assalamualaikum mama papa" teriak Fira saat sampai ke rumah. Dia berlari berhambur masuk kerumah sambil berteriak memanggil semua penghuni rumah. "Kak Al, kak Naf."
"Waalaikumsalam, Fira" kaget sang mama.
Fira langsung berhambur memeluk mama. "Fira kangen banget" ucapnya sembari memeluk mama.
"Ya Allah nak, mama juga sangat kangen kamu." balas mama memeluk Fira erat. "Sama siapa kamu kesini Hem?" mama mengusap punggung Fira.
"Sama mas Zayyan" ucap Fira sambil merenggangkan pelukannya. Ia menoleh ke arah Zayyan yang berjalan masuk.
"Assalamualaikum ma." Zayyan menyalami mertuanya.
"Waalaikumsalam nak Zayyan." jawab mama tersenyum. "Ayo mari duduk dulu" Mama mempersilahkan Zayyan dan menuntun Fira duduk. "Bagaimana kabar kalian? juga kyai Anwar serta umi Maryam?" tanya mama pada Zayyan.
"Alhamdulillah baik ma, umi dan Abi juga ber titip salam buat mama sama papa." sahut Zayyan.
"Alhamdulillah, waalaikumsalam"
"Kak Naf mana ma?" ia hanya menanyai Nafisah karena ia tahu jika Kakak dan papa nya pasti masih di kantor.
"Ada dikamar sama baby Fatih." sahut mama.
"Fira kekamar kak Naf dulu lah" ucap nya antusias kemudian berlari menaiki tangga. Mama menggeleng melihat tingkah putrinya.
"Bagaimana Fira nak? pasti dia sangat merepotkan nak Zayyan?" Tanya mama, ia tahu sifat putrinya pasti sangat melelahkan bagi Zayyan menghadapi Fira.
"Alhamdulillah sejauh ini Fira baik ma, dia tidak merepotkan kok." jawab Zayyan.
Mama tersenyum mendengar nya. Zayyan menutupi kesalahan dan kekurangan istri nya meski pun didepan orang tua nya sendiri. Sungguh pilihan yang tepat mereka menikahkan Fira dengan Zayyan, dia yakin Zayyan akan bisa menuntun Fira dengan baik.
Dikamar
Safira heboh menciumi baby Fatih dengan gemas.
"Kesayangan aunty emm.. wangi banget deh kamu." Fira mencium pipi Fatih gemas.
"Jangan terlalu kenceng menciumnya fir, nanti Fatih nangis" tegur Fira.
"Gak nangis kok, malah senang dia." jawab Fira santai, memang Fatih terlihat tenang walau Fira tak berhenti menciumi nya.
"Ke bawah yuk temui suami mu, kakak belum pernah melihat suami mu." Ajak Nafisah. Memang saat dia mengajar di pondok kyai Anwar Nafisah belum pernah bertemu sama sekali dengan Zayyan karena Zayyan tinggal di luar negeri karena pendidikannya.
"Yuk" sahut Fira.
Nafisah menggendong baby Fatih dan membawa nya keluar menemui Zayyan.
Sampai di bawah baby Fatih langsung disambut mama di pangkuannya. "Cucu Oma Uda bangun" ucap mama mencium baby Fatih.
"Nak Zayyan ini Nafisah istri Alvian" mama memperkenalkan.
"Assalamualaikum kak" Zayyan menangkupkan kedua tangannya dan depan dada memberi salam.
"Waalaikumsalam" Jawab Nafisah tersenyum, meskipun wajah Nafisah tertutup cadar namun nampak dari mata nya ia tersenyum.
Fira sibuk bermain dengan baby Fatih, mencium serta menjawil nya tanpa memperdulikan Zayyan.
"Fira, bawa suami mu ke kamar untuk istirahat, dia pasti lelah." Saran mama.
"Ntar mah, belum puas main sama Fatih." jawab nya tanpa menoleh.
"Ntar kamu akan punya anak sendiri baru deh puas-puasin"
Fira menoleh dengan ekspresi berbeda.
"Kenapa? kalian sudah menikah dan pasti bakal punya anak. Mama gak sabar pengen liat cucu mama dari kamu dan Zayyan." Sahut mama tersenyum bahagia seolah menerawang ke depan.
"Gue punya anak dari dia?" batinnya sambil menoleh kearah Zayyan yang juga menatapnya. "Aghh... gak mau gue" sambungnya dalam hati.
Fira membawa Zayyan ke kamarnya karena desakan mama, padahal ia masih ingin bermain dengan baby Fatih.
"Kalau pengen kita bisa buat seperti baby Fatih" ucap Zayyan tersenyum.
Fira mengernyitkan dahi nya mendengar tuturan Zayyan. "Apaan sih ngomongnya ngelantur." sahut Fira sambil merebahkan tubuhnya di tempat tidur nya. "Ahh... kangen banget sama kamar" gumamnya.
"Kok ngelantur, jika kamu mau baby mas bisa kasih." Zayyan berbaring di sisi Fira dengan menopang kepalanya dengan tangannya sehingga ia dapat melihat wajah Fira dengan sangat jelas.
"Minggir" ketus Fira mendorong tubuh Zayyan sembari bangun namun bukannya jauh justru ia terjatuh di atas tubuh Zayyan karena Zayyan menarik tangannya.
Mata mereka kini beradu, dengan posisi sedekat ini membuat mereka bisa merasakan nafas masing-masing menembus kulit wajah mereka. Jantung mereka saling beradu seperti genderang.
Safira menelan saliva gugup dengan posisi intens seperti ini. Ia mencoba hendak bangkit namun tenaga nya tidak bisa mengalahkan kekuatan Zayyan yang memeluk pinggang nya.
"Jangan bergerak, kamu bisa membangunkan adik kecil mas." bisik Zayyan dengan suara serak.
Nafisah mematung mendengarnya, biar bagaimanapun ia paham apa maksud Zayyan, dan ia bisa merasakan dibawah sana ada sesuatu yang mengeras.
"Dasar mesum" ucap Fira sambil mencubit perut Zayyan membuat Zayyan refleks melepas pelukannya.
"Aw... sakit." keluhnya.
"Rasain, siapa suruh mesum." sahut Fira.
"Mesumin istri sendiri gak dosa kali."
"Enak aja, mesumin nih guling." Fira melempar guling pada Zayyan.
"Bagaimana bisa mesumin guling!"
"Bodoh amat." Sahut Fira dan langsung lari kekamar mandi. Ia ingin membersihkan diri juga menghilangkan rasa panas di tubuhnya.
walaupun gak comend di setiap bab nya.... 🤭
walaupun gak comend di setiap bab nya.... 🤭