NovelToon NovelToon
Bintang Antariksa

Bintang Antariksa

Status: sedang berlangsung
Genre:Fantasi / Fantasi Timur / Romansa
Popularitas:2.8k
Nilai: 5
Nama Author: ajab_alit

Aku adalah anak perempuan yang memiliki nama “Upeksa Nayanika”. Aku suka buku dan hal-hal yang menakjubkan. Tapi tanpa ku sadari… aku juga salah satu dari bagian hal yang menakjubkan. Hidupku aneh setelah kejadian itu muncul. Tapi, Apakah aku akan bertahan dengan hal menakjubkan itu? Maukah kamu mengenal ku lebih dalam wahai para bintang?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon ajab_alit, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

CHAPTER 27

Rambut Naya berkibar-kibar setiap kali ia melangkah, Sosok itu berkeringat karena habis bertarung dengan murid lain untuk memperebutkan makanan di kantin. Bayangan anak itu terus mengejarnya. Naya berlari ke halaman belakang sekolah sambil memegang dua roti coklat. Terkadang, sosok itu melambaikan tangan ke orang-orang yang akan melewatinya sambil tersenyum kepada siapa yang ia sapa. Naya mengerem langkahnya saat ia hampir tiba di tempat tujuannya, sosok itu berbelok ke kanan, lalu mengintip dari dinding.

Seorang anak laki-laki yang sedang memainkan catur berada disana, Anak itu terlihat fokus. Naya mengendap-endap ke arah sosok itu, ingin membuatnya kaget.

“Aku sudah tau kau ada disana,” ucap Abya masih melihat ke papan dan buah catur miliknya. Naya memasang wajah masam, lalu duduk di samping Abya.

“Jadi, apa rencananya?” tanya Naya pada sosok di sampingnya. Cara menyusun strategi dengan catur adalah kebiasaan yang dilalukan Abya. Di papan catur itu ada dua raja dan tiga kuda, sedangkan dihadapannya ada dua pion.

“Tidak ada, karena kita butuh info dari makhluk lain.” Abya menaruh empat benteng di antara pion dan kuda. “Nah, selesai.”

“Sedikit sekali orangnya.”

“Karena orang pentingnya hanya ada sedekit.” Abya mengeluarkan potongan kertas dari tas caturnya. Potongan-potongan kertas itu ia taruh di bawah buah catur yang ada di papan catur, Kertas-kertas itu memiliki warna yang berbeda. Di bawah raja berwarna putih terdapat kertas berwarna biru, raja berwarna hitam memiliki kertas berwarna merah, sedangkan tiga kuda memiliki kertas berwarna abu-abu. “Nah, kau ingin dijelaskan dari siapa terlebih dahulu?”

“Raja berwarna hitam, kurasa dia yang paling kuat.”

“Kau benar, dia adalah penguasa di wilayah cahaya yang terletak di dunia lain. Orang ini adalah musuh yang harus kita hindari. Aku tidak bisa menghitung seberapa kuat sosok ini karena ia selalu mengerahkan bawahannya ketika ada masalah. Dia punya banyak mata di wilayah itu, jadi jika kita ingin ke sana, jangan sampai kita terlihat mencolok. ” Naya menganggukkan kepalanya, sosok itu menyimak penjelasan Abya dengan khidmat.

“Di samping penguasa ini adalah tangan kanannya.” Abya menunjuk ke raja berwarna putih. “Sosok ini juga harus kita hindari karena dia kuat. Dia adalah ahli strategi dan orang yang agak menyebalkan. Pelindung sang penguasa yang paling kuat.”

Abya menunjuk ke ketiga kuda. “Mereka bertiga adalah elf bermuka seribu. Jangan sampai membuat mereka curiga, kalau tidak mau dikurung di rumah boneka yang hidup. Mereka bertiga adalah saudara. elf berambut ikal adalah yang paling pintar, dia ahli dalam menyusun strategi dan cukup kuat. Jadi, cukup hindari dia. Informasi lanjutnya akan kubilang lagi nanti.”

“Kapan?”

“Saat aku masuk kesana dengan guruku. Yang terpenting, kita harus masuk ke sini.” Abya menaruh potongan kertas berwarna hijau di pojok kanan tempat dua raja dan tiga kuda berdiri. “Kemungkinan besar dia ada disini.”

“Omong-omong kenapa kau bisa tahu siapa saja yang akan kita hadapi nanti? Kau pernah ke dunia sana bersama gurumu?” tanya Naya sosok itu melihat ke Abya dengan wajah polos.

“Ya, aku pernah ke sana waktu masih menjadi anak kecil biasa.”

...###...

Lukisan keluarga kerajaan yang ada di lorong istana Orion telah menarik perhatian Abya. Anak kecil lelaki itu kini memakai pakaian ala bangsawan, Topeng berwarna putih cerah yang ia pakai membuatnya tampak misterius. Abya menatap lekat pria berambut senja yang memiliki mata berwarna merah ruby, sosok itu tersenyum hangat dalam lukisan tersebut.

“Sudah menunggu lama?” tanya Malam sambil merapikan jasnya. Sosok itu memakai pakaian berwana putih, logo kerajaan tertempel di dada kirinya, Topeng putih yang ia pakai memiliki telinga kucing.

Abya melihat ke sosok itu takjub. “Tidak terlalu lama. Tapi, tumben sekali kau memakai baju berwarna putih. Kemana baju hitammu?” Sosok yang Abya ejek tersenyum. Ia mengulurkan tangannya ke Abya, menyuruhnya memegang tangan miliknya, Malam tak merespon ejekan dari Abya.

“Mari kita ke aula, orang-orang sudah menunggu kita.” Abya meraih uluran tangan itu. Kedua orang itu berjalan dengan tangan yang tertaut, mereka seperti ayah dan anak dari keluarga bangsawan yang terpandang.

“Apakah putra mahkota dan tiga elf psikopatnya juga menunggu kita?”

“Tentu saja, mereka selalu menunggu kita.”

Abya memutar bola matanya malas. Ksatria yang menjaga pintu aula, sudah terlihat dari mata mereka, ksatria itu bergegas membuka pintu aula ketika melihat sosok yang paling di hormati di kerajaan ini. Abya dan Malam melewati mereka. Dua sosok itu menarik perhatian banyak bangsawan saat masuk ke dalam aula, Pipi bangsawan wanita memerah saat melihat Malam melewati mereka. Kursi raja masih kosong, Abya dan Malam menunggu di kursi-kursi tamu yang ada di pinggiran kanan aula. Malam memegang wine merah yang cerah, sedangkan Abya memakan kue strowberi dengan elegan. Kedua sosok itu terlihat bersinar walaupun tak berada di tengah aula.

“Kenapa para lelaki yang ada disana terus berbincang sambil melihat ke kita dengan sinis ,” ucap Abya. Sosok itu menunjuk lima pria yang berada di tempat wine disediakan. Sosok-sosok itu langsung melihat ke arah lain ketika anak kecil yang ada di dekat Malam mengarahkan garpunya pada mereka.

“Mereka iri denganku karena bisa berada di samping putra mahkota. Aku orang luar dan tidak memiliki kuasa disini, makanya mereka terganggu.” Malam meminum wine nya lagi, membuat para gadis bertopeng lain menelan ludah karena sosok yang rupawan itu.

“Selamat datang, tuan Malam dan ksatria kecil,” ucap Helen sambil memegang gelas kaca berisi susu di tangan kanannya. Helen menundukkan kepala dengan sopan, menunjukkan rasa hormat pada pria itu. Gadis itu sangat cantik di pesta ini. Rambut putih gadis itu dihiasi oleh bunga berwarna biru, gaun birunya membuat sosok itu terlihat bersinar, walaupun belahan dadanya ter-ekspos.

Malam bangkit dari duduknya, lalu mengelus rambut panjang gadis itu. “Kemana adik-adikmu?” tanya Malam sambil melihat ke sekitar Helen.

“TUAN MALAM!” Clover melompat ke Malam dengan girang, membuat malam menangkap sosok anak kecil itu dengan cepat. Si kecil elf tersenyum ke arahnya sambil memegang boneka usang miliknya.

“Jangan meloncat di pesta, Clover.” Malam menyentil dahi Clover, Sosok kecil itu mengerucutkan bibirnya. Abya yang tak suka kebisingan tiga orang itu, hendak pindah ke tempat lain. Namun, ia dicegat oleh elf paling menyebalkan menurutnya. Abya memutar bola matanya malas ketika sosok itu berkacak pinggang di depannya.

“Jangan kabur lagi, junior!” ucap Claire sambil menunjuk ke Abya.

“Aku bukan junior mu, Claire.”

“Jangan membantah! Kau adalah juniorku. Titik.” Si elf berambut pendek menggembungkan pipinya. Suaranya yang keras membuat orang-orang yang ada di ruangan ini menatapnya. Claire yang tak suka ditatap oleh orang-orang yang menurutnya rendahan, menatap mereka dengan senyum yang terlalu naik. Semua orang yang ada di ruangan itu tak lagi melihatnya, mereka semua takut dengan tatapan si elf kedua itu. Claire kembali menatap Abya dengan senyum yang ceria.

“PUTRA MAHKOTA RANIANTA DE ORION, MEMASUKI RUANGAN!” teriak ksatria yang menjaga pintu aula. Para bangsawan yang ada di ruangan itu berbaris di luar area karpet merah. Mereka semua menundukkan kepala, memberi hormat pada sang putra mahkota. Putra mahkota berjalan di atas karpet merah dengan mantap. Sosok itu menatap ke kursi megah miliknya, lalu duduk disana, semua mata bangsawan melihat ke arahnya.

Ranianta tersenyum tipis di kursinya saat tamunya datang dengan tangan kanannya. Sosok dengan topeng putih sederhana itu menatap para bangsawan dengan mata rubynya. “Wahai para bangsawan-bangsawan yang telah hadir hari ini, saya ucapkan terimakasih pada kalian. Hari ini adalah hari bersejarah karena saya akan memperkenalkan ksatria-ksatria terbaik saya pada kalian semua.” Ranianta menatap tiga elf, Malam dan, Abya dari kursinya. Sosok itu berkacak pinggang, memperlihatkan sikap santainya pada orang-orang yang sebelumnya memberi hormat padanya. “Anak- anak kemari lah, hari ini kalianlah bintang utamanya.”

Sinar muncul di mata Clover, elf kecil itu menatap ke Malam, ia meminta sosok itu menurunkannya. Malam tersenyum, lalu menurut. Clover kecil berlari ke arah putra mahkota dengan girang, gaun birunya yang indah ia angkat sedikit. Helen menatap si kecil sambil tersenyum. Ia melangkah, mengikuti si kecil dengan santai. Claire menatap ke Abya, menarik tangan sosok itu, membuatnya ikut berlari menuju sang putra mahkota. Para ksatria kecil itu menghadap ke para bangsawan, mereka memberikan hormat pada mereka.

Para bangsawan mulai berbisik-bisik melihat para ksatria kecil itu. Mereka semua menganggap anak-anak kecil itu belum layak untuk posisi tersebut. Ranianta berdeham, membuat para bangsawan yang ada di tempat ini terdiam.

“Kalian semua terlalu meremehkan mereka. Sepertinya, kalian minta dihukum, ya,” ucap Ranianta dengan tatapan dinginnya. “Anak-anak, lakukanlah sesuka kalian.” Para elf tersenyum, mereka sungguh menanti-nantikan perintah seperti ini.

Di saat para elf ingin memulai aksinya, suara tepuk tangan membuat mereka tak jadi melakukan hal itu. Suara itu membuat semua orang melihat ke sumber suara, termasuk tiga elf itu. Dua orang dengan pakaian putih menuruni tangga sambil bertepuk tangan. Sang perempuan memakai topeng putih dengan motif kupu-kupu, sedangkan sang pria memakai topeng putih yang memiliki tanduk seperti iblis. Dua orang itu melompat, melewati kerumunan bangsawan, lalu mendarat di karpet merah milik sang putra mahkota. Kedua orang itu menundukkan kepalanya memberi salam pada sang cahaya kerajaan.

“Maaf karena terlambat hadir yang mulia, tapi bukankah terlalu awal untuk memberi hukuman pada para bangsawan yang lancang,” ucap sang pria yang diakhiri senyum. Clover mengerucutkan bibir sambil menunjuk ke mereka berdua.

“Jangan membela mereka, senior!” ucap Clover lantang.

Sang perempuan tersenyum. “Kami tidak membela mereka, Clover. Lebih baik mereka dihabisi di saat terakhir, biarkan mereka bersenang-bersenang terlebih dahulu sekarang.”

Para bangsawan yang ada di tempat itu berkeringat dingin, Mereka seperti berada di neraka saat ini. Padahal, mereka pikir dua sosok itu adalah penyelamat mereka sebelumnya.

Sang putra mahkota tersenyum tipis. “Ide yang bagus. Tapi, tidak seru jika mereka mengetahui niat baikmu di awal cerita, Tyas. aku pikir kau tau harus melakukan apa?”

Mereka berdua memberi hormat kembali kepada Ranianta. “Tentu, putra mahkota. Perintahmu adalah sebuah kewajiban untukku lakukan,” ucap sang perempuan yang mengenakan topeng bermotif kupu-kupu. Sosok itu menjentikkan jarinya, membuat para bangsawan pingsan di tempatnya seketika. Kastil ini pun menjadi sunyi karena jentikkan jari itu. Ksatria yang ada di ruangan ini berkeringat dingin saat dua mahkluk itu melihat ke mereka. Sang laki-laki bertopeng melambaikan tangannya di udara.

“HEII! TOLONG PINDAHKAN MEREKA KE KAMAR, YA!” pinta sosok itu dengan suara yang keras. Para ksatria menurut, mereka mengangkat para bangsawan ke kamar tamu. Semua bangsawan sudah ada di kamar mereka, sang lelaki tersenyum, Ia menjentikkan jari, membuat kabut muncul. Abya dan orang-orang yang berdiri di aula tak bisa melihat ke sekitar mereka. Abya memegang tangan Claire dengan erat, membuat Claire melihat tangan itu dengan bingung.

Tak lama kemudian, kabut menghilang. Kedua orang remaja itu melihat ke pintu lorong penghubung aula, mereka tersenyum. “Helen, tolong buat ruangan bonekamu terhubung dengan kastil ini. Kita akan mengadakan pesta yang meriah di istanamu.”

Mata Claire dan Clover berbinar, mereka berdua memeluk kedua sosok itu bersamaan. Kedua elf itu mendongak ke dua makhluk itu sambil tersenyum manis. “Terimakasih telah menyediakan pesta yang kami suka,” ucap mereka serentak.

Helen menyikut lengan Abya, membuatnya menoleh ke arahnya. “Kau tak ingin memeluk kedua seniormu?”

“Memangnya kenapa kalau mereka senior, Aku saja tak mengenal mereka.” Abya melihat ke kedua elf kecil dan dua mahkluk yang tak ia kenal, mereka berbincang sambil tersenyum. “Kalian merencanakan penyiksaan apalagi?” tanya Abya tak ingin mengenal lebih jauh tentang dua makhluk remaja itu.

Helen mengedikkan bahu. “Entahlah, aku hanya ikut mereka saja. Mungkin penyiksaan kali ini akan menjadi yang terbaik karena direncakan oleh senior kesayangan kami.”

“Aku tidak ingin ikutan, ya. Kalian saja yang bermain dengan orang-orang bergelar itu.” Abya berjalan ke arah pintu lorong, sosok itu ingin kabur dari orang-orang yang berada di dekatnya saat ini. Abya mengerutkan dahinya saat membuka pintu lorong. ia melihat ke ketiga elf yang sedang bersama dengan cahaya istana Orion. “Apa-apaan ini! Aku tak ingin bertarung bersama kalian!” Abya menunjuk ke dalam pintu lorong itu, bukan, lebih tepatnya pintu istana boneka Clover dan Helen.

“Itu artinya kau tak boleh kabur, ksatria kecil,” ucap sang wanita yang tak Abya kenal. Sosok itu mendekat ke Abya, lalu memunculkan pedangnya di tangan kanannya. Celaka. inilah sebabnya Abya tak suka dengan orang-orang di dunia lain ini, mereka semua adalah orang-orang gila yang menyamar menjadi orang normal.

1
apayaaaa
bagus bet, seruu fantasi nya
ajab_alit: makasih atas komentarnya kakak
total 1 replies
Yusup Muzaki
terasa kdunia pantasi ...walw ceritanya masih blom dpahami
ajab_alit: nanti lama-lama juga ngerti kok, kak.
total 1 replies
Shinn Asuka
Setting ceritanya memang hebat banget! Bener-bener dapet jadi mood baca di dunia fiksi ini. ❤️
ajab_alit: terimakasih
total 1 replies
XVIDEOS2212
Gak sabar lanjut baca!
Debby Liem: tuiiooooo
ajab_alit: untuk kelanjutan akan saya up besok. di tunggu saja ya/Smirk/
total 2 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!