Wahai Akselia Hanum, Cintaku Se Surga Untukmu

Kediaman Pak Ibrahim Wijaya

Dirga nampak gelisah di ruang kerja sang Papa.

"Hei,ada apa? kenapa kau mondar-mandir terus dari tadi,kepala Papa pusing melihatnya,duduklah segera bicara jika ada yang ingin kau bicarakan" sarkas Pak Ibrahim Wijaya

"Eehh... ohh itu Pa,anu... saya mau menyampaikan berita yang sangat berat Pa" ucap Dirga ragu-ragu

"Apa itu? to the poin Dirga,kamu kan tahu sendiri, Papa malas bertele-tele,buang waktu" sarkas sang Papa lagi

"Hhhmmm... itu,Papa ingat Annira kan anak Om Arman yang bungsu itu,adik Akselia?" tanya Dirga

"Hhhmmm... iya Papa ingat,kenapa dia?" tanya sang Papa lagi

"Jadi,anu Pa... Annira itu hamil Pa" ucap Dirga dengan pelan,nyaris tak terdengar

"Apa? coba kau ulangi dengan jelas" ucap sang Papa

"Annira h*m*l anak saya Pa" ucap Dirga

Sang Papa terdiam sejenak lalu menarik nafas panjang. ditatapnya sang putra dengan tajam.

"Bagaimana bisa putri bungsu Arman mengandung bayi mu,sedangkan yang akan kau nikahi adalah kakaknya Akselia?" tanya sang Papa lagi

Dirga pun menarik nafas panjang dan mulai menceritakan awal mula kejadian di hotel pada hari pernikahannya dengan Akselia batal,hingga kejadian siang ini di ruang konferensi perusahaan mereka.

Setelah menyimak dengan seksama penjelasan sang putra,Pak Ibrahim Wijaya nampak berpikir sejenak.

Tiba-tiba

"Nikahi saja Annira,dengan begitu,Arman tidak akan menarik sahamnya di perusahaan kalian dan tidak akan menagih hutang kalian,bahkan bisa saja setelah Dirga menikahi Annira, Dirga lah yang mengambil alih perusahaan itu,apalagi Arman dan istrinya yang sombong itu sudah jatuh sakit, kau hanya melawan Akselia anak pungut itu tidak punya power dan dukungan apa pun,bukan hal yang sulit untuk menyingkirkannya nanti" sarkas Nyonya Rugayyah yang ternyata sudah menguping pembicaraan Dirga dan sang Papa.

Dirga dan Pak Ibrahim Wijaya menoleh serempak kearah Nyonya Rugayyah yang sudah berdiri didepan pintu sambil melipat kedua tangannya.

Pak Ibrahim Wijaya nampak mengaguk beberapa kali,lalu meraih ponselnya dan menelpon seseorang.

"Kau hebat cucuku sayang" ucap Nyonya Rugayyah seraya menepuk pundak Dirga

Dirga hanya diam seraya tersenyum kecut.

Setelah menerima perintah dari Pak Ibrahim Wijaya,departemen humas dan protokol perusahaan mereka pun segera bertindak dan mengirim pemberitahuan kepada pihak humas dan protokol perusahaan Pak Arman.

*Segera adakan pertemuan darurat dengan kami, dalam hal pembahasan pernikahan Direktur Utama kami Bapak Dirga Grahana dengan putri bungsu Bapak Arman Hamdi,yaitu Annira Hanum Hamdi, atas perhatiannya kami ucapkan terimakasih* PT. INDO PERKASA JAYA

Aksara dan Akselia pun saling tatap setelah membaca email itu.

"Pernikahan apa ini maksudnya mba Akselia?" tanya Aksara seraya menatap tajam Akselia

Akselia hanya menarik nafas berat seraya tertunduk lemas.

"Iya,jadi kemarin waktu saya dan Annira kesana itu sebenarnya untuk meminta Dirga segera menikahi Annira" jawab Akselia

"Menikahi Annira?" ucap Aksara seraya mengerutkan keningnya

"Mas Aksara,janin didalam rahim Annira butuh ayah,Annira harus menikah Mas,tidak mungkin kita membiarkan dia melahirkan anaknya tanpa pernikahan yang sah,tidak mungkin Annira dan anaknya menanggung malu disebut anak haram seumur hidup mereka,bagaimana perasaan Papa dan Mama nantinya" ucap Akselia

"Allahuakbar,Astagfirullah" ucap Aksara seraya membuang kasar nafasnya

"Maaf Mas tapi saya rasa inilah jalan satu-satunya Dirga harus menikah dengan Annira secepatnya" ucap Akselia

"Jadi,jawaban apa yang harus saya berikan kepada mereka ini?" tanya Aksara lagi

"Kita penuhi undangan mereka Mas,kita adakan makan siang di restoran,tolong Mas atur pemesanan ruangan VIP privat,tapi dengan syarat yang utama hadir harus Dirga dan Pak Ibrahim Wijaya" ucap Akselia lagi

"Baiklah" jawab Aksara singkat dan segera membalas email itu

Ruang ICCU

Akselia menatap sang Mama dari balik jendela kaca.

"Ma,maafin Akselia ya,semoga ini keputusan terbaik untuk Annira dan keluarga kita ya Ma, Mama merestui kan? cepat bangun Ma, Akselia butuh Mama" gumam Akselia seraya menangis

Aksara menghampiri Akselia

"Waktu dan tempat sudah ditentukan ya, pertemuannya minggu depan,Dirga dan Pak Ibrahim Wijaya setuju untuk hadir langsung mereka hanya membawa dua orang staff humas dan protokol serta dua orang kuasa hukum dari perusahaan mereka, dari perusahaan kita yang hadir mba Akselia,saya,Arazka,staff humas dan protokol serta tim kuasa hukum juga,ini buat antisipasi sepertinya ada kepentingan bisnis dalam permintaan mereka ini" ucap Aksara

Akselia menghapus air matanya seraya mengaguk pelan.

"Kita omongin ke Papa dulu ya Mas,apapun keputusan nanti tetap butuh persetujuan dewan direksi,Mas tahu sendiri kan,saya belum punya wewenang di perusahaan kita" ucap Akselia seraya melangkah menuju ruang perawatan Pak Arman

Dua hari berlalu,kondisi Pak Arman pun sudah sangat stabil dan akhirnya dipulangkan ke rumah.

"Papa tetap istirahat dulu ya" ucap Akselia seraya menutup tubuh sang Papa dengan selimut

"Bagaimana kondisi Mama sayang?" tanya Pak Arman

"Alhamdulillah Mama sudah mulai stabil Pa, in shaa Allah Mama juga segera sembuh dan berkumpul bersama kita lagi ya" ucap Akselia yang tentu saja bohong,karena khawatir dengan kondisi sang Papa jika mengatakan yang sesungguhnya bahwa kondisi ibu Masyitah tetap di fase pasif tidak ada kemajuan yang berarti

"Maafin Akselia ya Pa" gumam Akselia

Annira mengintip di celah pintu kamar Pak Arman agak takut untuk masuk kedalam.

"Masuklah Annira" ucap Akselia

Annira pun masuk dengan wajah sedih,matanya terlihat bengkak.

"Maafin Annira ya Pa" ucap Annira menangis tersedu seraya menggenggam tangan sang Papa

Pak Arman hanya menangis seraya mengusap kepala sang putri

"Sudahlah Annira,berhenti menangis ya" ucap Pak Arman

"Kak terimakasih dan Annira minta maaf sama Kakak ya" ucap Annira seraya mendekati sang Kakak serta memeluknya

Akselia hanya terdiam dan memeluk balik sang adik.

Hari pertemuan pun tiba,di sebuah restoran mewah

Tim Pak Ibrahim Wijaya dan Dirga sudah nampak hadir,begitu pun tim Akselia dan Aksara

"Selamat siang Bu Akselia dan Pak Aksara serta perwakilan perusahaan ZAM-ZAM TOWER POIN kami dari pihak PT.INDO PERKASA JAYA mengucapkan terimakasih atas jawaban undangan kami,serta terlaksananya pertemuan ini, adapun poin penting dari pertemuan ini adalah membicarakan tentang pernikahan antara Direktur Utama kami Bapak Dirga Grahana bersama putri bungsu Bapak Arman Hamdi,yaitu Annira Hanum Hamdi, saya akan mempersilahkan kepada tim kuasa hukum kami untuk menyampaikan beberapa hal lainnya,silahkan" ucap staff humas dan protokol PT.INDO PERKASA JAYA itu dalam sambutannya

Mata Dirga Grahana tak hentinya menatap tajam kearah Akselia dan Aksara yang duduk berdampingan bak seorang CEO dan istrinya. hati Dirga terbakar cemburu.

"Selamat siang Bu Akselia dan Pak Aksara,saya ketua tim kuasa hukum PT.INDO PERKASA JAYA akan menyampaikan beberapa persyaratan yang akan diajukan oleh perusahaan kami sebelum membicarakan pernikahan antara Direktur Utama kami Bapak Dirga Grahana dengan Annira Hanum Hamdi, Bapak Dirga Grahana meminta beberapa hal,yaitu;

Pembatalan penarikan saham sebesar dua koma tujuh persen yang dimiliki Bapak Arman Hamdi pada perusahaan PT.INDO PERKASA JAYA

Penundaan penagihan utang dalam bentuk obligasi saham sebanyak dua ratus tiga puluh lembar

3.Penanaman modal saham sebesar tujuh koma tiga persen dari perusahaan ZAM-ZAM TOWER POIN kepada PT.INDO PERKASA JAYA

4.Kepemilikan saham atas nama Nona Annira Hanum Hamdi dialihkan pengelolaan nya kepada suaminya kelak ketika pernikahan sudah terlaksana dalam hal ini Direktur Utama kami yaitu Bapak Dirga Grahana

Sekian kiranya persyaratan dari pihak PT INDO PERKASA JAYA mohon kepada tim ZAM-ZAM TOWER POIN untuk mempertimbangkan secara seksama dan mengambil kebijakan yang dibutuhkan,terimakasih" ucap perwakilan tim kuasa hukum PT INDO PERKASA JAYA itu.

Mendengar hal itu Akselia dan Aksara pun hanya menarik nafas panjang,hal tentu saja sudah mereka pastikan akan terjadi,maka dari itu segala antisipasi sudah disiapkan.

Flashback on

"Apapun yang mereka minta,penuhi saja Nak, untuk saat ini,itulah jalan keluar satu-satunya demi adikmu Annira,dan demi Mama mu" ucap Pak Arman sebelum Akselia dan Aksara berangkat ke pertemuan ini

"Baik Pa" jawab Akselia

Flashback of

"Selamat siang,terimakasih kepada tim PT.INDO PERKASA JAYA yang telah meluangkan waktunya mengadakan pertemuan ini,kami telah mendengar semua persyaratan yang diajukan oleh pihak PT.INDO PERKASA JAYA, dan jawaban kami akan kami kirim lewat email kepada tim humas dan protokol PT.INDO PERKASA JAYA setelah kami mengadakan rapat cepat terbatas dengan Dewan Direksi kami,yang bisa kami pastikan pernikahan ini akan tetap terlaksana,terimakasih" ucap Akselia seraya menatap tajam Dirga Grahana

Pertemuan itu pun selesai dan ditutup dengan makan siang. Dirga pun berusaha mendekati Akselia,namun tak diberi kesempatan oleh Aksara hingga makan siang selesai.

"Jangan pernah berusaha melakukan apapun untuk Akselia karena akan ku pastikan itu tidak akan pernah terjadi lagi" ucap Aksara Banyu seraya menatap tajam Dirga Grahana

"S**l,br*ngs*k" umpat Dirga seraya menarik dasinya dan membuang nafasnya kasar

Aksara pun melangkah dan menuntun Akselia masuk ke mobil seraya memberikan tatapan tajam sekali lagi kearah Dirga sebelum masuk ke mobil.