Bukan terjemahan ya gaes.
Lan mei seorang yang ceria, dia baru lulus dari fakultas ke dokteran. Dari kecil dia sudah belajar bela diri dari ayahnya yang seorang guru bela diri. Hanya saja sewaktu dia kecil ibunya meninggal karena sakit, jadi dia ingin belajar kedokteran takut ayahnya sakit seperti ibunya.
Tapi naas kekasih dan temannya punya niat buruk, mereka berselingkuh di belakangnya dan berencana membunuhnya di karenakan sang teman iri dengan nilai nilai Lan mei yang bagus dan sudah mendapat undangan masuk ke dalam tim rumah sakit ternama sebagai ahli bedah dan racun. Mereka berdua merancang kecelakaan mobil, dan di detik kematiannya dia mengetahui bahwa itu ulah mereka berdua.
Tapi Lan mei tidak pergi ke surga ataupun neraka, tapi dia pergi ke jaman kuno. Menjadi anak seorang Menteri sayap kiri, yang gemuk, bodoh dan tidak tahu apa - apa, wajah jelek penuh jerawat besar.
Tunangan putra mahkota, tapi adik tirinya ingin merebut tunangannya.
Ayah bajingan hanya.. lihat prolog
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Dewi harefa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab. 21
Ke esokan harinya, Lan mei mengajak pelayan kecilnya itu berburu di hutan kematian di belakang rumahnya.
Sebelum memasuki hutan, dia memperhatikan di sekitarnya, apakah orang kemaren masih mengawasi di sekitar mereka.
Dia merasakan tidak ada orang itu.
Intuisinya sekarang meningkat berkat latihannya di ruang dimensi dan air suci ilahi yang dia minum.
Karena dia setiap hari meminum air suci tersebut, lambat laun pusat kekuatan internalnya mulai terbuka.
Hanya saja dia masih membutuhkan beberapa tanaman Herbal untuk membuka segel meridiannya.
Dan di tambah tenaga dalam xiao pussy.
"Yen tang, kamu di sekitaran tepi hutan ini saja ya mencari sayur liar, biar saya yang kedalam untuk berburu binatang."
"Nona, nona, budak ini ikut untuk menjaga nona di dalam hutan."
"Yen tang, saya tidak perlu di jaga lagi, yang harus saya jaga sekarang adalah kamu. Jadi lebih baik kamu di sini saja.
Kalau sampai dua jam saya tidak datang, kamu kembali saja kerumah. Saya akan baik - baik saja walaupun telat."
"Nona, perkataan anda membuat budak ini semakin takut."
"Jangan kuatir saya tidak akan kenapa - napa."
Yen tang hanya mematung saat melihat nonanya pergi. Dia sedikit cemberut karena merasa tidak berdaya dan tidak bisa menjaga nonanya sampai ke dalam.
Setelah Lan Mei tidak terlihat lagi, barulah Yen tang mencari beberapa sayuran liar di sekitar itu. Tak berapa lama, keranjangnya sudah penuh dengan sayuran liar.
Kemudian dia berdiri dan memandang ke dalam hutan Kematian yang gelap dengan tertutup pohon - pohon yang besar dan rindang.
Hembusan udara dari dalam hutan terasa sangat dingin dan membuat dia menggigil.
'Apakah aku tunggu di sini atau aku balik ke rumah?' Pikirnya.
Jika dia terlalu lama berdiri di situ seluruh wajahnya nantinya akan di hinggapi nyamuk yang nakal.
Karena merasa bahwa dia sudah terlalu lama menunggu di sana, akhirnya dia pergi.
Dia sebenarnya ingin masuk menyusul nonanya. Tapi dia takut karena omongan nonanya akan membuat dirinya menjadi beban nantinya.
Jadi dia berjalan kembali ke rumah.
Sementara itu di kedalaman hutan, Lan mei sudah mendapat beberapa kelinci dan burung pagar.
Dia memperhatikan sekitarnya jika tidak ada seseorang yang mengawasinya dia langsung memasukan kelinci yang hidup di ruang dimensinya. Sedangkan yang terluka dia masukkan kedalam keranjang di punggungnya.
Sesekali dia mendapatkan jamur dan beberapa ginseng yang masih umur puluhan tahun. Tapi ini masih lapis pertama hutan kematian. Lokasi yang sama waktu dia masuk ke dalam tubuh ini.
Dia semakin masuk ke dalam lapisan ke dua. Karena dia ingin mendapatkan tanaman herbal yang berkualitas langkah.
Errgghh..
Dia mendengar erangan hewan liar tidak jauh darinya. Kemudian dia langsung waspada dan memegang erat tongkat kayu yang selalu dia bawa.
Dia memperhatikan sekitarnya, untuk memastikan suara hewan apa itu. Tapi dia tidak melihat satupun binatang, hanya beberapa pohon kecil bergoyang menandakan bahwa ada sesuatu yang menyentuhnya.
Kemudian dia mendekati pohon itu sambil mengepalkan tangannya yang memegang tongkat.
"Heh?" Dia melihat seekor rubah merah meringkuk gemetaran seolah melindungi sesuatu di bagian perutnya. Sepertinya dia terluka, didepannya ada serigala liar kurus yang hendak menerkamnya.
'Berarti tadi adalah suara serigala liar ini, untuk menakuti rubah yang sekarat itu.'
Ketika serigala itu hendak melompat dan menerkam rubah yang malang itu. Lan mei langsung mengayunkan tongkatnya langsung memukul perut sang serigala yang kelaparan itu.
Kaiingg..! teriak serigala.
Kemudian Lan mei mendekati serigala tersebut dan hendak memukul ke dua kali, tapi serigala itu langsung kabur dengan tertatih - tatih.
Dia tidak mengejarnya, karena dia merasa tidak memiliki dendam dengan serigala tersebut.
Dia menghampiri rubah merah tersebut, dan berjongkok di depannya.