"Sebenarnya Aku hanya terpaksa menikahi mu demi memenuhi permintaan terakhir mendiang Papa, jadi kamu jangan pernah berharap lebih dalam pernikahan ini. Satu bulan lagi Kania kekasihku akan kembali dari luar Negeri, kami sudah berencana menikah setelah dia kembali dan pernikahan kita hanya sebatas itu saja" Farhan Adinata.
Mendengar pengakuan suaminya yang begitu menyesakkan dada, tak menyurutkan keteguhan Nada K.A mencintai suaminya. Ia meminta waktu satu bulan itu untuk menjalankan perannya sebagai istri yang berbakti kepada suaminya. Setelah satu bulan ia akan merelakan suaminya untuk wanita lain. Namun, setelah satu bulan Nada berubah pikiran, ia lebih rela di madu dan menyembunyikan statusnya sebagai istri Farhan demi cinta dan baktinya kepada sang suami.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon syitahfadilah, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
KCN~ BAB 20
"Kenapa, Nada, kenapa kamu melakukan ini? Kamu sendiri yang menerima dipoligami, kamu juga bilang kalau kamu mencintai aku, lalu kenapa sekarang kamu menyerah?"
Sepanjang jalan Farhan terus bermonolog mengenai Nada, surat gugatan cerai yang dilayangkan oleh Nada di genggamannya dengan erat sembari mengemudi. Tujuannya sekarang adalah menemui Alfan, jika mama Sarah tidak mau memberitahu kemana Nada pergi maka ia akan memaksa sepupunya itu untuk memberitahu.
Setelah mobilnya terparkir di pelataran rumah Alfan, Farhan turun dari mobilnya dengan tergesa. Ia mengetuk pintu rumah Alfan beberapa kali dengan tak sabaran sampai akhirnya pintu rumah Alfan pun terbuka.
"Kemana Nada pergi?" Tanyanya langsung begitu Alfan telah berdiri dihadapannya.
"Kemana Nada pergi?" Ujar Alfan mengulang pertanyaan sepupunya itu sambil melangkah keluar dengan sebelah tangannya menutup pintu.
"Kamu kan Suaminya, seharusnya kamu yang lebih tahu kemana Istri kamu pergi," ujar Alfan. Namun, beberapa saat kemudian ia tertawa pelan sembari menutup mulutnya dengan sebelah tangannya.
"Ups, sepertinya aku melupakan sesuatu. Bukannya Nada sudah menggugat cerai kamu ya? Kamu juga udah tandatangani suratnya kan, kalau begitu kamu bukan Suaminya Nada lagi, jadi kemana Nada pergi itu bukan menjadi urusan kamu lagi." Ucap Alfan.
Farhan mengepalkan tangannya mendengar ucapan Farhan, dan di detik berikutnya bogem mentah nya melayang tepat ke wajah Alfan.
Alfan yang tak siap menerima serangan, terhuyung ke belakang dan hampir saja terjatuh ke lantai jika badannya tak menabrak daun pintu.
Bukannya marah, Alfan justru menarik sudut bibirnya tersenyum menyeringai sambil menyeka cairan kental berwarna merah yang mengucur di hidungnya.
"Sekali lagi aku tanya, kemana Nada pergi?" Tanya Farhan dengan Nada tinggi sambil menunjuk Alfan.
"Kalau aku tidak mau memberitahu, kau mau apa?" Ujar Alfan dengan senyum mengejek. Sebelumnya ia sudah ditelepon oleh mama Sarah agar tidak memberitahu pada Farhan tentang kemana Nada pergi, sekalipun Farhan membuatnya babak belur seperti ini ia tidak akan memberitahu.
Dengan langkah cepat, Farhan menghampiri Alfan lalu menarik kerah baju sepupunya itu dengan kuat.
"Kemana Nada pergi?" Tanya Farhan sekali lagi dengan sorot mata yang tajam. Namun bukannya menjawab Alfan malah tersenyum lalu memalingkan wajahnya.
"Aku heran sama kamu, kenapa sekarang kamu mencari-cari Nada? Seharusnya kamu senang dia gak muncul lagi dihadapan kamu, lagipula ini kan ya kamu mau, Nada pergi dari kehidupan kamu." Ujar Alfan lalu mendorong tubuh Farhan sehingga cengkeraman di kerah bajunya terlepas.
"Sebaiknya kamu pergi dari sini, karena aku tidak akan pernah memberitahu kemana Nada pergi. Nikmati saja kehidupanmu dengan Istri baru mu itu tidak perlu memikirkan apapun lagi tentang Nada, karena setelah kalian resmi bercerai maka aku akan..." Ucapan Alfan tergantung setelah sadar apa yang telah dikatakannya, tidak mungkin ia memberitahu Farhan jika ia juga menyukai Nada.
Farhan pun pergi dengan perasaan kesal, percuma ia datang kemari. Alfan sepertinya sudah bersekongkol dengan mama Sarah untuk menyembunyikan Nada darinya.
Setelah masuk kedalam mobilnya, Farhan pun melajukan mobilnya dengan kecepatan penuh. Sepanjang jalan ia berpikir keras tentang kemana perginya Nada. Rasanya masih tak percaya jika Nada telah menggugat cerai dirinya mengingat Nada pernah mengatakan mencintai dirinya. Ia yakin, Nada pasti sudah dipaksa oleh mama Sarah dan Alfan untuk melakukan itu karena mereka berdua yang paling menentang pernikahannya dengan Kania dan secara terang-terangan mereka juga pernah memintanya untuk menceraikan Nada.