Perfect Sweet Marriage

Lanjuttss ..

**

Pemandangan itu membuat diego tertegun dan terharu ia bahkan sampai menitikkan air mata meskipun buru-buru ia menghapusnya karena gengsi ia sadar dimana makanan yang menurutnya sangat biasa bahkan dirumahnya makanan selalu terbuang sia-sia namun bagi orang lain ternyata itu sangat begitu berharga

"Abang, abang temannya abang aldo yaa" Ema ternyata sudah duduk dihadapan diego menatap nya dengan mata berbinar membuat diego tersadar dari lamunannya

"Iya.." Jawab diego canggung

"Terima kasih bang sudah mau berteman sama bang aldo, sebenarnya ema kasian sama bang aldo dia tidak punya teman karena kami berdua miskin" Ucap ema, diego melirik aldo yang sedang menyiapkan makanan

"Mama dengan papa ema dimana?" Tanya diego berbisik

"Emmh kalau kata bang aldo mama dan papa gak bisa sama-sama kita bang, kata bang aldo mama udah punya keluarga baru begitu juga papa" Jawab ema, raut wajah gadis itu tak bisa menyembunyikan kesedihannya hal itu membuat diego merasa bersalah

"Aaa ehemm hmm.. Ema abang punya hadiah loh buat ema" Ucap diego mengalihkan pembicaraan benar saja anak kecil itu begitu bersemangat mendengar kata hadiah

"Yuk buka kado bareng" Ajak diego keduanya membuka kado yang tadi aldo dan diego beli ema begitu semangat saat mendapatkan hadiah yang tidak pernah ia sangka akan miliki anak kecil itu begitu riang dan polos bahkan diego menghabiskan waktunya sampai tengah malam dirumah aldo sampai dengan ema tertidur pulas karena kekenyangan

"Gue pamit ya" Ucap diego

"Tuan terima kasih sudah membuat adik saya begitu bahagia hari ini.." Ucap aldo

"Ck Lo bisa berhenti manggil gue tuan gak sih, jijik tau dipanggil seperti itu" Ucap diego membuat aldo tersenyum kaku

"Besok lo harus masuk sekolah, utang lo banyak sama gue" Ucap diego, aldo mengangguk setuju ia tahu tidak ada yang gratis di dunia ini namun kali ini ia akan membayarnya dengan senang hati karena berkat diego aldo bisa melihat adiknya tersenyum sumringah bahkan tertawa lepas.

Persahabatan aldo dan diego ternyata tak hanya sesaat hubungan mereka begitu akrab meskipun diego selalu cuek seperti biasa dan acuh namun aldo mulai memahami sifat lelaki itu bahkan aldo sudah tidak pernah merasakan di-bully lagi semenjak ia dekat dengan diego meskipun di pandangan orang-orang aldo adalah budak dari diego namun aldo sendiri tak pernah merasa lelaki itu memperbudaknya bahkan diego banyak menghabiskan uang untuknya dan ema mereka bahkan dipindahkan dari kontrakan lama ke kontrakan yang lebih layak ema disekolahkan juga dengan uang pribadi diego justru aldo merasa ia harus terus mengikuti perintah diego karena lelaki itu sangat berjasa untuk hidupnya dan ema sampai dihari kelulusan mereka tiba dan mereka dinyatakan lulus sekolah aldo begitu bersemangat namun ia juga sedih karena akan berpisah dengan lelaki itu.

"Sekarang tugas lo berakhir.. Lo bukan budak siapapun lagi" Ujar diego ia memeluk aldo dengan erat

"Tapi kita masih bisa berteman kan.." Jawab aldo penuh harap

"Bisa, tapi gue akan lanjut kuliah di luar negeri" Jawab diego, aldo tertegun mendengar jawaban sahabatnya itu ia akan kehilangan orang yang begitu baik kepadanya dan ema

"Lo harus cari kerja yang layak do, lo harus sukses buat ema ... Titip salam ke ema ya sorry gue gak bisa mampir soalnya ada yang gue urus.." Ucap diego sembari berlalu pergi aldo mengangguk dan pergi juga untuk pulang

3 hari berlalu diego dengan semangat mampir ke toko kue hari itu ia ingin menemui ema dan aldo sudah lama ia tidak mampir seperti biasa aldo berjalan menuju kontrakan baru aldo kontrak itu memang tidak besar namun sangat layak untuk ditinggali lagipula lokasi tempat itu dekat dengan sekolah ema.

"Doo.. Tok..tok.. tok" Diego mengetok pintu dan menunggu hampir 15 menit namun tak kunjung mendengar jawaban dari dalam

"Kemana mereka, apa mungkin aldo dipasar tapi hari ini kan minggu pasti ema ada didalam.." Ujar aldo berbincang sendiri

"Emaa bang diego nih, tok..tok..tok" Diego mengintip dari jendela yang sedikit tersibak sepertinya tidak ada tanda-tanda orang didalam

"Dekk..."

"haaahh Iyaaa.." Diego terperanjat kaget saat seorang ibu-ibu menghampirinya dan menepuk bahunya dengan keras

"Kenapa bu" Tanya diego sembari mengusap bahunya yang terasa kebas

"Nyari aldo ya" tanya ibu itu

"Yaa iya bu, inikan kontrakan aldo" Jawab diego cuek tapi ibu itu sudah hafal dengan sifat Diego karena lelaki itu sering berkunjung kesana

"Mereka gak ada didalam yaa" Tanya diego lagi

"kayaknya si aldo gak ada deh" Jawab ibu itu sembari melirik pintu yang tertutup dan terkunci gembok

"kok ibu tau gak ada?" Diego menatap wanita itu curiga

"Lah itu.." Ibu itu menunjuk dengan mata nya ke kunci gembok di pintu kost aldo, Diego juga ikut menatap pintu itu

"trus ema dimana emang mereka kemana?" Tanya diego lagi, ibu itu nampak kebingungan ia menatap wajah diego dengan ekspresi yang sulit dijelaskan

"Bu, hari ini kan minggu gak mungkin dong ema sekolah mereka ke pasar ya tapi kan ema gak pernah ikut" Ujar diego lagi sembari menggaruk tekuknya

"Kamu gak tau yaa dek?" Kini ibu itu yang balik bertanya, diego menautkan alisnya menatap ibu tersebut

"Maksudnya"

"Emm duduk dulu dek biar ibu cerita" Ujar ibu itu membawa diego duduk di kursi depan pintu kontrakan aldo, diego menuruti ucapan ibu tersebut ia duduk dan mendengar ibu itu bercerita

"3 hari lalu kami dibuat geger karena ema mengalami kecelakaan tabrak lari sewaktu ia pulang sekolah.."

"Jadi ema dirumah sakit, rumah sakit mana" Tanya diego dengan panik dan ia segera berdiri hendak pergi

"Ehh dek tunggu.." Ibu tersebut kembali mengejar diego

"Ema udah gak ada dek, kami sudah berusaha semaksimal mungkin menolongnya namun luka parah dikepalanya membuat ema harus menghembuskan nafas terakhirnya ditempat

"APA.." Diego tersentak sampai langkahnya terhuyung beruntung ibu itu segera menangkapnya dan membantunya duduk kembali

"Bu jangan bercanda seperti ini dong" Ujar diego kesal

"Dek saya tidak bercanda.. Sepertinya dek aldo sekarang pasti ada di TPU semenjak ema meninggal aldo selalu pergi ke makam adiknya bahkan ia sampai tidur disana.. Dek tolong bantu aldo bawa dia pulang ibu kasian sama dia" Ujar ibu itu sembari menyeka air matanya, tanpa menunggu lama diego buru-buru pergi ke TPU yang dikatakan ibu tadi tanpa rasa takut Diego memasuki komplek pemakanan itu dari kejauhan ia melihat seseorang yang ia kenal

Benar aldo ada ditempat itu ia duduk disamping makam ema tangisannya terdengar begitu menyedihkan

"Do.." Diego menghampirinya, aldo terperanjat kaget ia buru-buru menyeka air matanya

"Kenapa lo gak ngasih tau gue!!!" diego duduk disamping aldo

"saya tidak terpikirkan" jawabnya lesu keduanya duduk sampai hari temaram

"Yuk pulang" Ajak diego

"Duluan aja" Jawab aldo pelan

"Do ayo balik, hari mau hujan ini" Mohon diego

"Kamu balik duluan aja, aku mau disini aku mau temanin ema, ema takut kalau gelap, kasian dia.." Jawab aldo menaikan intonasi bicaranya

"Do sadar dong, ema udah tenang disana disini cuma jasad nya aja... Ayo balik" Ajak diego

"Gak aku gak mau pulang, aku mau disini sama Ema aku mau disini" Tolaknya lagi karena ia terus menolak dengan terpaksa diego menariknya dan menyeretnya untuk pulang meskipun awalnya aldo kekeh menolah namun diego tak menyerah sampak ia berhasil memaksa aldo untuk pulang tapi ia tak membawanya pulang ke kontrakan nya lelaki itu membawa aldo pulang ke apartemen miliknya rumah kedua dimana diego sering tinggal selain dirumah orang tuanya

Seminggu di apartemen diego aldo tak ada perubahan apapun ia semakin menjadi pendiam makan pun harus dipaksa oleh lelaki itu bahkan diego bak sedang mengurus anak kecil, sampai akhirnya satu hari diego menghampiri aldo yang sedang duduk termenung

"Do.." Diego duduk disampingnya menyalakan rokoknya dan menikmatinya

"Kenapa?" Aldo mengangkat wajahnya ia namun tak menatap diego ia dan diego duduk menghadap jendela yang menampilkan pemandangan jalan raya

"dua hari lagi gue berangkat ke LN" Ucap diego, Aldo akhirnya menoleh menatap lelaki itu

"Lo tinggal disini aja apartemen ini milik gue lo bebas tinggal disini sampai kapan pun.." Ucap diego namun aldo tetap diam melihat respon temannya seperti itu diego memilih pergi

"Aku ikut ke mana kamu pergi, aku ingin membalas semua jasa yang kamu berikan kepada ema dulu..." Tiba-tiba aldo berdiri dan menatap diego

Diego terdiam ia menatap aldo cukup lama dari raut wajahnya seperti lelaki itu berkata serius Diego sejujurnya juga tidak tega jika meninggalkan aldo dalam kondisi terpuruknya yang Diego takutkan adalah lelaki itu mengakhiri hidupnya karena ia tahu aldo bertahan selama ini hanya karena ema.

"Oke, siapin barang-barang lo, lo ikut gue" Jawab diego menyetujuinya mulai hari itu aldo selalu mengikuti kemanapun diego pergi semakin berjalannya waktu diego menjadikan aldo sebagai asisten pribadinya dalam melakukan apapun termasuk patnernya berbisnis aldo juga kuliah di LN karena cukup pintar ia berhasil mendapatkan beasiswa kembali dengan bantuan diego dan perlahan-lahan ia mulai bangkit dan menjadi kehidupannya dengan baik meskipun ia tak bisa memungkiri rasa sedihnya karena tak bisa memberikan keadilan untuk ema karena pelaku tabrak larinya masih bebas dan hidup bahagia sampai detik ini.